Mohon tunggu...
HELMOD ZAKARIA 111211215
HELMOD ZAKARIA 111211215 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme Max Weber

25 November 2024   10:33 Diperbarui: 25 November 2024   10:39 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang menjalankan hidup dengan perhitungan dan efisiensi, misalnya berinvestasi atau menabung untuk masa depan.

Kerja dianggap sebagai panggilan moral, bukan sekadar kewajiban ekonomi.

Transformasi nilai ke ekonomi:

Asketisisme agama menciptakan surplus modal karena pengeluaran konsumtif ditekan. Modal ini kemudian diinvestasikan untuk menghasilkan lebih banyak laba.

Etos kerja keras dan rasional menjadi standar dalam kehidupan bisnis dan sosial.

Modernisasi kapitalisme:

Semangat etika Protestan menjadi landasan budaya yang mendukung perkembangan kapitalisme modern, melampaui asal-usul keagamaannya dan menjadi nilai universal dalam sistem ekonomi global.

Kesimpulannya, The Protestant Ethic bukan hanya sekadar pengaruh agama, tetapi sebuah mekanisme budaya yang mendorong rasionalitas, efisiensi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo

Apa?

The Spirit of Capitalism menurut Weber mencerminkan etos kerja dan hidup yang menjadikan mencari uang sebagai tujuan utama (summum bonum), bukan sekadar alat untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa karakteristiknya:

  1. Pencarian uang tanpa batas: Fokus pada akumulasi kekayaan terus-menerus.
  2. Penghindaran kenikmatan tanpa hambatan: Hidup hemat dan disiplin, menghindari pemborosan atau konsumsi berlebihan.
  3. Tujuan transenden dan tidak rasional: Pengejaran uang dianggap sebagai tujuan itu sendiri, melampaui manfaat individu seperti kebahagiaan atau kesejahteraan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun