Mohon tunggu...
HELMOD ZAKARIA 111211215
HELMOD ZAKARIA 111211215 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme Max Weber

25 November 2024   10:33 Diperbarui: 25 November 2024   10:39 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo
Apa?

Hubungan antara Ekonomi dan Agama: Independen (Sekuler): Agama tidak memengaruhi ekonomi, seperti yang terlihat dalam masyarakat modern yang lebih rasional.
Ekonomi dipengaruhi oleh agama: Beberapa agama, seperti etika Protestan, memupuk nilai-nilai seperti kerja keras, hemat, kejujuran, dan akuntabilitas, yang memengaruhi perilaku ekonomi.
Agama dipengaruhi oleh ekonomi: Sistem ekonomi, seperti kapitalisme, dapat mempengaruhi perilaku keagamaan, seperti menentukan apa yang halal, haram, atau dosa saat mengonsumsi sesuatu.
Komodifikasi agama: Agama digunakan sebagai cara untuk menghasilkan uang, seperti menjalankan bisnis religius, menjual barang keagamaan, atau berpartisipasi dalam bisnis yang berbasis agama. 

Mengapa?

Agama dan Ekonomi:
Weber berpendapat bahwa prinsip agama seperti etos kerja Protestan mendorong pertumbuhan kapitalisme kontemporer.
Agama sering mendorong nilai-nilai seperti kejujuran, hemat, dan kerja keras, yang penting untuk membangun kepercayaan ekonomi dan stabilitas pasar.
Bagaimana Ekonomi Mempengaruhi Agama:
Kondisi ekonomi dapat memengaruhi ekspresi keagamaan, seperti munculnya bisnis berbasis agama. Sistem ekonomi modern juga mendorong pragmatisme dalam agama, seperti penekanan pada manfaat praktis daripada nilai spiritual murni.
Perubahan Agama:
Agama sering digunakan sebagai alat ekonomi untuk menjual barang, jasa, atau bahkan pengalaman spiritual di zaman kapitalisme.

Bagaimana?
Agama mempengaruhi ekonomi:
Ethos Kerja Protestan menunjukkan bagaimana agama mendorong perilaku ekonomi yang rasional dan produktif.
Nilai agama seperti kepercayaan dan integritas membantu menjaga hubungan bisnis yang baik.
Agama dipengaruhi oleh ekonomi:
Institusi agama harus beradaptasi dengan perubahan ekonomi, seperti mendukung ekonomi halal bagi komunitas Muslim atau menjual layanan keagamaan yang disesuaikan dengan kebutuhan kontemporer.
Konversi agama:
Agama sering digunakan untuk pemasaran. Ini termasuk menampilkan barang dan jasa dengan tema keagamaan, seperti buku rohani, musik religius, atau tur ziarah.
Komodifikasi tidak hanya dapat meningkatkan peran ekonomi agama tetapi juga menimbulkan kritik tentang spiritualitas yang rusak.
Hubungan ini tidak tetap dan dapat berubah seiring dengan kemajuan masyarakat, seperti yang ditekankan oleh Weber. Ekonomi dan agama mempengaruhi satu sama lain melalui nilai, perilaku, dan organisasi, yang menunjukkan dinamika sosial yang kompleks.

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo

Apa?
Dalam pandangan Weber, The Spirit of Capitalism adalah semangat atau etos kerja khas kapitalisme modern yang didorong oleh keyakinan bahwa:
Pencarian laba secara terus-menerus dan rasional adalah tujuan utama.
"Calling" (panggilan spiritual): Mencari uang dan bekerja keras bukan hanya untuk kebutuhan, tetapi sebagai tujuan itu sendiri.
Tanda keselamatan (salvation): Bagi kaum Protestan, keberhasilan ekonomi dianggap sebagai bukti berkah ilahi dan status spiritual.
Kapitalisme Weberian berbeda dengan kapitalisme tradisional karena berfokus pada efisiensi dan akumulasi rasional, bukan hanya kepuasan kebutuhan dasar atau keuntungan sementara.

Mengapa?

Weber menjelaskan bahwa The Spirit of Capitalism muncul karena:

Pengaruh agama, khususnya Protestanisme:

Ajaran Calvinisme, dengan konsep predestinasi, membuat orang mencari tanda-tanda keselamatan melalui kerja keras dan kesuksesan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun