Mohon tunggu...
Helmi Fuadi
Helmi Fuadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helmi Fuadi

Helmi Fuadi asal Purworejo, Jawa Tengah. Karya tulis bebas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perubahan Iklim dan Peran Pemuda dalam Tanggap Bencana Hidrometeorologi

3 Desember 2021   23:10 Diperbarui: 9 Desember 2021   01:19 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERAN PEMUDA DALAM TANGGAP BENCANA HIDROMETEOROLOGI BERLANDASKAN AGAMA

            Bencana akhir- akhir ini sering terjadi dan banyak kerugian yang ditimbulkan. Beberapa diantaranya kebanyakan adalah bencana hidrometeorologi. Hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan oleh curah hujan, temperatur, angin, dan kelembapan. Contohnya yang paling banyak terjadi di waktu sekarang ini adalah banjir.

            Bencana sendiri memiliki dua penyebab utama, pertama karena variabilitas yang disebabkan secara alami oleh alam dan kedua bencana akibat perbuatan manusia sehingga merusak lingkungan yang menyebabkan bencana. Di waktu sekarang ini para pakar menyebutkan bahwa variabilitas alam dan menusia memiliki perbandingan yang sama dalam menyebabkan perubahan iklim hingga terjadi bencana.

            Melihat kenyataannya mau tidak mau semua umat manusia harus bergerak mulai dari sekarang, terutama pemuda yang menjadi poros berjalannya perkembangan zaman. Sebagai pemuda Indonesia yang memiliki keanekaragaman, tentu menjadi suatu tantangan tersendiri untuk melakukan gerakan bersama peduli lingkungan. Indonesia yang memiliki sila pertama “ Ketuhanan Yang Maha Esa” memberikan penjelasan bahwasanya Indonesia ialah negara beragama dan mengakui adanya Tuhan. Maka dari itu agama akan memiliki peran penting dalam membantu kesadaran masyarakat terutama kalangan pemuda.

            Sebagai pemuda adapun beberapa hal yang bisa dilakukan untuk bisa memperbaiki atau setidaknya mengurangi dampak perubahan iklim terhadap lingkungan dengan barlatar pada agama. Diantaranya,

  • Ikut aktif dalam organisasi agama yang ada dalam masyarakat, melalui pendekatan agama masyarakat bisa diajak untuk mulai menjaga alam mulai dari hal yang kecil seperti pengelolaan sampah yang benar. Masyarkat cenderung akan mendengarkan serta melaksanakan suatu kebiasaan apabila disampaikan melalui tokoh yang berperan di dalam diri masyarakat itu sendiri, salah satunya adalah pembesar agama. Penulis yakin dalam setiap agama juga memiliki ajaran untuk menjaga lingkungan demi kebaikan umat setiap umat. Maka dari itu sebagai pemuda kita sudah mulai bisa ikut aktif ke dalam organisasi pengelolaan keagamaan dalam masyarakat dan membicarakannya kepada pengurus yang lain untuk dapat memberikan ilmu ajaran agama mengenai betapa pentingnya menjaga alam. Terlebih sekarang ini bencana banjir dan longsor yang marak karena ulah manusia itu sendiri.
  • Bergerak secara nyata dengan ikut kegiatan seperti reboisasi dan penanaman hutan bakau, aksi nyata untuk menjaga lingkungan sekitar, dan bergerak untuk ikut kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan. Pernyataan harus sesuai dengan perbuatan, sebagai pemuda kita bisa ikut bergerak nyata dengan penanaman pohon kembali atau penanaman hutan bakau di wilayah pesisir. Jika tidak memungkinkan bisa ikut serta dalam kegiatan gotong royong di masyarakat.
  • Aktif terus menggalangkan pentingnya menjaga lingkungan demi kehidupan, sebagai pemuda kita bisa menjadi influencer melalui karya kita, missal menjadi seorang konten creator pada youtube dengan berisi tata cara menjaga lingkungan hingga bagaimana menghijaukan lagi bumi ini, kemudian kita juga bisa mengikuti berbagai lomba yang ada seperti pembuatan poster, cerpen, puisi, dan sajak lainnya yang bertema dan bertujuan untuk mengingatkan pentingnya kebersihan dan hijau bumi.

Melalui pemaparan tersebut peran pemuda sebagai poros terjaganya bumi teramat penting karena mereka yang nantinya akan meneruskan proses kehidupan di bumi. Jika mereka tidak dibekali ilmu untuk menjaga lingkungan mulai dari masa mudanya kemungkinan bumi kelak menjadi tak ramah bagi tempat tinggal manusia.

Adapun Penulis mencantumkan Resume dari webinar mengenai Peran Pemuda dalam Tanggap Bencana Hidrometeorologi

Resume ini diambil dari webinar BMKG pada tanggal 30 November 2021,

Pengisi 1, Bp. Dr. Urip Haryoko, Plt. Deputi Klimatologi

Beliau menyampaikan bahwa tahun 2011- 2020 merupakan decade terpanas dalam catatan historis  perubahan iklim jangka panjang. Enam tahun terakhir adalah tahun terpanas dan tahun 2016, 2019, serta 2020 menjadi tiga besar dalam tahun terpanas. Artinya perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sama kuatnya dengan variabilitas alam.

“Young people are not only victims of climate change. They are also valuable contributors to climate action. They are agentsof change, entrepreneurs and innovators. Whether through education, science or technology, young people are scalling up their efforts and using their skills to accelerate climate action”

Kesadaran literasi perubahan iklim yang masih kurang harus muali ditingkatkan dengan cara menyampaikan sosialisasi maupun webinar dengan golongan pemuda berdasar latar keagamaan.

Pengisi 2, Bp. Dr. Hayu Prabowo, Ketua Lembaga Pengelolaan Lingkungan Hidup & SDA MUI

Beliau menyampaikan bahwa bumi yang merupakan ciptaan Allah SWT. harus dijaga sebagai mana kita yang ada di bumi adalah ciptaan-Nya.

Masyarakat Indonesia berada di peringkat pertama terhadap ketidakpercayaan perubahan iklim, disusul oleh Arab Saudi dan Amerika. Makanya tidak hanya cukup dengan menyampaikan melalui sosialisasi tetapi juga disertai contoh. Indonesia sebagai umat beragama maka sebagai pemuka agama di Indonesia kita harus bisa mencontohkan masyarakat mengenai pemuliaan lingkungan agar bisa mengurangi terjadinya perubahan iklim yang ekstrim.

Berdasarkan grafik jumlah bencana, tahun 2020 ketika terjadi pandemic covid, bencana turun secara drastis. Artinya bencana akibat perusakan alam berkurang. Krisis lingkungan dan krisis iklim sejatinya merupakan krisis moral.

Sesi 1

Moderator, Bp. Hary Tirto Djatmiko

Narasumber 1, Bp. Gregorius Setyadhi Budhi Dharmawan, Se, M.T, Kepala pusat jaringan kalibrasi rekayasa dan jaringan instrumentasi BMKG

Beliau menyampaikan mengenai ”Expose informasi dan peringatan dini multi bahaya Geo-Hidrometeorologi BMKG (MHEWS)”

Kelebihan sistem yang dipaparkan meliputi :

  • Implementasi yang mudah dan biaya murah (computer+monitor+internet)
  • Memuat informasi meteorologi,  klimatologi, dan geofisika dalam satu aplikasi.
  • Interaktif serta dapat difungsikan sebagai media koordinasi ( fitur chat dan feedback)
  • Multi-platform (aplikasi berbasis web sehingga dapat dibuka berbagai perangkat)
  • Dapat diintegrasikan dengan social media
  • Dapat dikustomisasi oleh pengguna sesuai kebutuhan
  • Keamanan system yang baik

Narasumber 2, Bp.  Ardhasena Sopaheluwakan, kepala pusat layanan iklim terapan BMKG

Penyampaian materi pemahaman informasi iklim untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

Informasi iklim dan perubahan iklim BMKG :

  • Terdapat dua tinjauan, yauta cuaca dan iklim, dalam masa ini banjir dan longsor
  • Kejadian la nina tahun 2020, menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November- desember-januari
  • Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
  • Mitigasi merupakan aksi yang dapat mengurangi laju perubahan iklim, melalui pembatasan atau pencegahan emisi gas rumah kaca dan peningkatan aktivitas yang dapat menyerap gas- gas tersebut dari atmosfer. Peran generasi muda sebagai motor penggerak dalam advokasi perubahan iklim dengan menggunakan social media sebagai media informasi utama kepada masyarakat luas.
  • Penguatan resiliensi masyarakat
  • Platform digital sebagai media literasi untuk masyarakat luas terutama pemuda

Narasumber 3, Ibu Nana Firman, Green Faith Ambassador, Faith 4 Climate Justice

Mengapa umat beragama didunia harus membela bumi?

  • 85 % umat bumi merupakan umat beragama
  • Masa Anthropocene (kegiatan manusia mengubah antara sepertiga sampai setengah permukaan planet)
  • Terjadinya krisis spiritual
  • Power domination/ desacralization/individualism/ consumerism
  • Agama memiliki pandangan untuk menjaga bumi, otoritas moral, dan kapasitas pembangunan umat
  • Dasarnya manusia adalah mahluk spiritual

Sesi 2

Moderator : Ibu Lia Zakiyyah, Climate Reality Leader Indonesia

Narasumber 1, Ibu Fitria Ariyani, S. Ag, MM, Lembaga penanggulangan bencana dan perubahan iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU)

Aksi generasi muda NU dalam perubahan iklim dan pelestarian lingkungan:

  • Pesantren dijadikan agent of change, para santri diberikan edukasi mengenai resiko bencana serta memberi aksi dengan menanam  mangrove pada Kawasan pesisir.
  • Peningkatan peran tokoh lintas agama dalam pelestarian lingkungan hidup
  • Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
  • Pesantren hijau (green pesantren), melakukan konservasi air dengan mengelola air wudhu, meminimalisir sampah di pesantren, santri pada wilayah kekeringan di berikan wadah hujan dan penanaman

Narasumber 2, Bp. Dr. Gatot Supangkat, M.P, Lektor Kepala Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Pengurus Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah

  • Deforestasi, hutan semakin menipis akibat ulah manusia
  • Pedoman Hidup Islami warga Muhammadiyah (PHIWM), memelihara lingkungan adalah amanan Allah dan tanggung jawab manusia. Adapun pesan Rasulullah SAW, untuk menjaga lingkungan seperti, jangan menyalakan api didekat sarang semut, jangan mengambil sarang burung, jangan memotong pohon tanpa alasan, dan banyak lagi.
  • Model program terdapat edukasi, sosialisasi, dan advokasi
  • Green school Muhammadiyah

Narasumber 3, Bp. Pdt. Robby Igusti Chandra, DMin, MA. MATh., Gereja Kristen Indonesia wilayah Jawa Barat

Perjalanan menuju peningkatan literasi dengan AIDA :

  • Aware : dari tidak sadar menjadi sadar
  • Interested : dari sadar jadi tertarik
  • Desired : Dari tertarik menjadi mempertimbangkan
  • Action : dari pertimbangan menjadi tindakan nyata
  • Kesimpulan : Kalangan kristiani muda memiliki budaya digital dan global telah menyadari apa yang terjadi terhadap perubahan iklim dan lingkungan hidup. Bagi kalangan muda Kristen tententu, tidak memandang perbedaan, serta perspektif dan makna hidup perlu diajarkan kembali dalam Bahasa anak muda agar mudah dipahami. Di kalangan gen Z

Narasumber 4, Bp. RM. Andang Binawan, SJ., sekolah tinggi filsafat driyarkara

Tiga bentuk dosa Ekologis :

  • Keserakahan, termasuk yang menyebabkan perubahan iklim seperti penebangan, pembuangan, dll.
  • Ketidakpedulian, yang akhirnya menyebabkan tidak terurusnya lingkungan dan alam.
  • Tidak mau repot, kemalasan.

Maka dari itu bagian manusia yang seperti itu harus dihilangkan agar terjaga kelestarian bumi ini. Hakikatnya manusia

  • Pelupa, maka diingatkan
  • Tidak mau repot/malas, diberikan sarana/prasarana
  • Egosentris, adanya aturan

Narasumber 5, Bp. I Gede Raka Subawa, Parisada Hindu Dharma Indonesia

Konsep tri hita karana (tiga penyebab kesejahteraan) merupakan salah satu cara menanggulangi perubahan iklim karena terdapat hubungan harmonis manusia dengan tuhan, antar manusia, dan dengan alam. Umat hindu selalu dihubungkan dengan alam dari sikap dan tindakannya. Guna menjaga lingkungan ada ritual Hindu seperti Tumpek wariga, upacara caru, dan hari suci nyepi.

Narasumber 6, Bp. Pandita Utama Alim Sudilo, S. Psi., Sekjen Majelis Nichiren Shoshu Budha Dharma Indonesia

Adanya kegiatan yang memusatkan pemuda sebagai pengurus Penanaman pohon di Batam, Solo, Medan Ada kegiatan zero waste di event nasional di wihara tiap tahun, artinya jika peduli lingkungan maka kehidupan akan lebih baik.

Narasumber 7, Bp. Js. Yugi Yunardi, S.Pt. M.Ag., Pramubakti pusat bimbingan dan pendidikan khonghucu Indonesia

Konsep sancai yaitu memuliakan hubungan kepata tuhan yang maha esa, memuliakan hubungan dengan alam, serta memuliakan hubungan dengan sesame manusia.

Dalam khong hucu, bencana sebagai ujian, peringatan, hukuman, pembelajaran, dan bencana baik sebagai pembelajaran atau Hukum tuhan. Bencana sendiri merupakan ujian keimanan dalam rangka penyadaran dan instropeksi diri untuk lebih dekat dengan tuhan. Hal- hal yang sudah dilakukan seperti bantuan bencana alam di Sulawesi saat pandemic, penanganan banjir di tanggerang, penanganan banjir di kampung melayu dan krawang.

Adapun resume yang dipaparkan panitia acara yaitu :

  1. Alam adalah mahluk tuhan yang perlu dimuliakan sebagaimana mahluk ciptaan lainnya.
  2. Kehidupan manusia dengan aktifitas tidak terkontrol mengakibatkan perusakan sda sehingga rusak ekosistem.
  3. Perubahan iklim merupakan konsekuensi dari kompetisi ekonomi
  4. Penanganan krisis iklim perlu pendekatan agama melalui khutbah dan pelatihan kompetensi dakwah lingkungan
  5. Adanya Gerakan lintas agama dalam menjaga lingkungan dan iklim
  6. Bmkg sudah menyiapkan informasi system
  7. Layanan informasi sangat penting untuk masyarakat
  8. Literasi iklim dibagi tiga bagian yaitu, sosialisasi iklim, aksi iklim, dan advokasi
  9. Aksi pro iklim oleh agen perubahan lintas agama
  10. Mengaktifkan komunitas akar rumput
  11. Generasi muda dan kelompok agama menjadi motor penggerakan dalam memberikan advokasi perubahan iklim
  12. Hamper semua agama memiliki konsep luhur mengenai hubungan manusia dengan alam
  13. Sudah ada inisiasi dan aksi dari masing- masing kelompok agama.

Adapun masukan untuk mempercepat dan menguatkan aksi kelompok agama untuk mengatasi krisis iklim :

  • BMKG perlu menggiatkan kerjasama literasi dan edukasi dengan semua ormas agama dan kepemudaan.
  • BMKG perlu terlibat dalam memasukkan materu iklim dan perubahan iklim dalam modul pendidikan di semua level.
  • Konten kreatif dengan berisi materi penyadaran perubahan iklim
  • Aksi iklim perlu diupayakan keberlanjutannya (dukungan pemerintah)
  • Forum Bersama, seperti singkong dan kopi

Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bela Negara,

Nama                           : Helmi Fuadi

NPT                             : 21.21.0014

Prodi                           : Klimatologi 1

Nama Dosen            : Fendy Arifianto, M.Si.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun