Mohon tunggu...
Helmi Fakhrazi
Helmi Fakhrazi Mohon Tunggu... profesional -

Hanya seorang pengajar di salah satu perguruan tinggi negeri Jakarta, yang sangat ingin memberi semua ilmu yang ia dapat kepada semua makhluk hidup di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Tito Termasuk dalam Budaya Polemik “Kekinian” Pergantian Kapolri

20 Juni 2016   00:05 Diperbarui: 20 Juni 2016   16:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sangat penuh dilematik memang ketika pencalonan tunggal BG di usulkan oleh presiden. Namun, masih dalam sistem yang sama, pencalonan tunggal kapolri mulai di ajukan kembali oleh presiden saat ini, dan Presiden Jokowi lebih memilih Komjen Tito Karnavian untuk menggantikan Jendral Badrodin Haiti.

Saat ini belum genap 4 bulan sang “anak bawang” mengemban jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT). Entah apa yang menjadi pertimbangan utama sang presiden memilih Tito menjadi calon tunggal kapolri, yang pasti sangat terlihat dari kasat mata bahwa Komjen Tito masih cukup terlihat muda dan masih banyak Lulusan Akademi Kepolisian lebih dahulu lulus dari Tito dan masih menjabat di tubuh isntitusi polri seperti Komjen Pol Putut Eko Bayuseno, Komjen Pol Dwi Prayitno, dan tentu saja yang paling terkenal sang Komjen Budi Gunawan.

Pergantian Kapolri memang sepenuhnya hak prerogratif Presiden. Namun, polemik dan dilematik kekinian itu sebenarnya bisa saja diredam dan tidak harus terus menerus terjadi, apabila prosedur yang sudah dibuat mengenai pergantian kapolri dilalui dengan regulasi yang ada dan dilaksanakan.

Akan menjadi percuma apabila sebesar lembaga negara setingkat kementerian, Komisi Kepolisian Nasional di bentuk namun tidak pernah didengar seperti ketika Jenderal Timur Pradopo dan Komjen Tito karnavian yang tidak termasuk daftar rekomendasi Kompolnas. Padahal regulasi atau aturan yang harus di lewati adalah kewenangan kompolnas yang satu satunya lembaga bertugas memberikan pertimbangan dan saran untuk memilih calon kapolri dan direkomendasikan kepada presiden

Sebelas dua belas dengan kompolnas bahwa rekomendasi Dewan Kepangkatan dan Jabatan tinggi (Wanjakti) Polri saat ini, Komjen Tito tidak masuk dalam daftar pencalonan Kapolri untuk mengantikan Jenderal Badrodin Hati.

Bagaimanapun pemilihan kapolri yang sudah berjalan ataupun yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, semoga budaya kekinian yang penuh intrik dan polemic semakin berkurang dan masyarakat semakin merasa nyaman dengan keberadaan institusi polri yang mempunyai tugas utama untuk mengayomi dan menjaga keamanan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun