Mohon tunggu...
Helmarani RidaAmalia
Helmarani RidaAmalia Mohon Tunggu... Guru - semangat

Pendidikan adalah sebuah wadah yang bagi manusia, masyarakat untuk menimba ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Anak Usia Dini dalam Pandangan Islam di Masa Pandemi

15 Desember 2021   06:10 Diperbarui: 15 Desember 2021   06:34 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada titik ini, tekanan tentu menjadi terasa lebih berat, sehingga peserta didik melakukan banyak down mental dimana salah satunya adalah terlibat dengan penggunaan media social yang belebihan, membuat mental anak menjadi down selain itu penggunaan gadget juga merusak mata anak sedikit demi sedikit.(Kuswadi 2019) Jadi pada titik ini, seharusnya media social menjadi salah satu jalan keluar meretas rasa bosan, down mental ataupun stress karena belajar di rumah. Hanya saja, keaadan menjadi berbeda selama pandemic Covid-19. Untuk sumber baca dan tulis di era sekarang tidak dapat dilepaskan dari jaringan internet melalui smartphone, laptop, tablet, computer, dan sebagainya.

5.Strategi tepat mendidik anak dimasa pandemic


Pembelajaran via daring juga berdampak terhadap orang tua di Kabupaten Karanganyar yang merasakan bahwa melalui pembelajaran via daring ini anak menjadi tidak mau memahami materi lebih lanjut yang diberikan oleh guru, guru hanya memberikan materi dan tugas tanpa menjelaskan materi yang diberikan, sehingga orang tua yang harus menjelaskan materi kepada anak. Dalam mengatasi problem tersebut orang tua di Kabupaten Karangnayar yakni yaitu Ibu Fitri diaman anaknya masih duduk dibangku sekolah dasar kelas 5. Ibu Fitri berupaya untuk selalu mendampingi anaknya daam proses kegiatan belajar mengajar via daring dan mengajak anaknya untuk berkomunikasi secara intensif untuk menentukan tujuan belajar, membimbing anak untuk menyusun sistem belajar sendiri dan menghargai proses belajar anak dengan memberikan reweard. Sedangkan untuk penanaman pendidikan karakter kepada anak Ibu Fitri melakukannya dengan cara membiasakan anak untuk selalu bersikap jujur, terbuka dan mengakui kesalahan yang diperbuat. Strategi pembiasaan (habituation), yaitu startegi yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak dalam membiasakan anak untuk melakukan seuatu kegiatan secara rutin. Penerapan strategi ini menjadi salah satu langkah strategis dalam membentuk karakter anak. Penanamana pendidikan karakter dengan membiasakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, dengan tidak sekedar hanya menyuruh saja dan dilakukan secara teratur dan terus menerus. Melalui strategi pembiasaan (habituation) ini diharapkan akan terbentuk karakter anak terbiasa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, disiplin dalam hal waktu, mandiri, serta kerja keras dalam melakukan segala kegiatan agar tercapai cita-cita

6.Bagaimana islam mendidik anak


Membicarakan tentang pendidikan, maka tentu tidak terlepas dari membicarakan anak karena anak merupakan bagian dari pendidikan yakni sebagai subjek sekaligus sebagai objek dalam pendidikan. Anak terlahir dengan membawa berbagai potensi yang dimilikinya, dan potensi-potensi inilah yang menjadi tanggung jawab orang tua dan pendidik untuk mengenal dan mampu mengembangkan dari potensi itu. Perhatian Al-Ghazali terhadap pendidikan anak berhubungan erat dengan pandangannya terhadap anak, sehingga dalam karangannya Ihya Ulum Ad-din mengungkapkan bahwa :
"Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya, Hatinya yang suci seperti permata yang indah
segala ukiran dan gambar. Ia menerima semua yang diukirkan padanya dan condong pada sesuatu yang diarahkan padanya. Jika ia dibiasakan dan didik berbuat baik maka ia tumbuh dengan berbuat baik dan bahagia di dunia dan akhirat, orang tua dan para pendidiknyaikut serta mendapatkan pahalanya. Tapi jika ia dibiasakan berbuat kejelekan dan ia dicondongkan padanya maka ia akan celaka dan rusak, dan para pendidiknyapun akan mendapatkan dosanya".5
Dengan demikian, pendidikan adalah mutlak, keberadaaanya adalah suatu keharusan dalam upaya mengembangkan potensinya agar tidak tercemar dan terkena polusi lingkungan yang kotor dan tidak bertanggung jawab. Tentunya pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang mempunyai arah dan tujuan yang jelas, sehingga jelas pula bentuk dan model yang diinginkannya.

7.Cara membangun kebiasaan baru pada anak

Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai pembiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan, Pembiasaan itu hendaknya terus menerus (berulang- ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Untuk itu, dibutuhkan pengawasan., Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang telah diambilnya. Jangan memberi kesempatan pada anak untuk melanggar pembiasaan yang telah dibiasakan itu dan Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis itu harus makin menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.25

Beberapa strategi penanaman pendidikan karakter yang diterapkan oleh orang tua di Kabupaten Karanganyar tersebut diharapkan dapat melahirkan empat fondasi hubungan, yaitu hubungan mansia dengan Allah, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan hubungan manusia dengan kehidupan dirinya di dunia dan akhirat. Setiap karakter dalam diri manusia ditentukan oleh dirinya sendiri, apakah melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan. Manusia memiliki akal pikiran untuk dapat membedakan mana yang terbaik untuk dirinya dan mana yang buruk untuk dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Karakter yang terbentuk dalam diri seseorang akan menjadi ciri khas dan jati dirinya dalam berperilaku terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, karakter dalam diri seseorang tidak dapat terbentuk secara instan, membutuhkan proses yang begitu panjang dan diperlukan pendidikan karakter dengan strategi yang terbaik untuk mewujudkan karakter yang berakhlaqul karimah


8. Pengaruh penggunaan gadget terhadap perkembangan anak


Penggunaan ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positifnya antara lain menambah pengetahuan anak, membangun dan melatih kreativitas anak, mempermudah berkomunikasi, maupun memperluas jaringan persahabatan. Penggunaan gadget sewajarnya telah membantu anakanak dalam kesehariannya terutama dalam mencari data maupun informasi untuk mengerjakan tugas sekolah maupun sebagai sarana hiburan dari fitur-fitur yang disediakan dalam gadget. Sedangkan dampak negatifnya antara lain, anak menjadi ketergantungan terhadap gadget, sehingga dalam menjalankan segala aktivitas hidupnya anak menjadi sulit berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Penggunaan gadget secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan mata, anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas serta lebih suka bermain dengan gadgetnya daripada bermain dengan temannya. Iswanto dan Onibala (dalam Yusmi Warisyah 2015:131) mendefenisikan, "Anak-anak yang sering menggunakan gadget, sering kali lupa dengan lingkungan sekitarnya, mereka lebih memilih bermain menggunakan gadget dari pada bermain bersama teman-teman dilingkungan sekitar tempat tinggal". Dampak lainnya adalah semakin meluas dan terbukanya akses internet dalam gadget yang menampilkan segala hal beberapa diantaranya merupakan suatu hal yang semestinya belum waktunya dilihat oleh anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun