Mohon tunggu...
Helmarani RidaAmalia
Helmarani RidaAmalia Mohon Tunggu... Guru - semangat

Pendidikan adalah sebuah wadah yang bagi manusia, masyarakat untuk menimba ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Anak Usia Dini dalam Pandangan Islam di Masa Pandemi

15 Desember 2021   06:10 Diperbarui: 15 Desember 2021   06:34 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


1. Pendidikan Anak


Dapat disimpulkan bahwa pandangan perenialisme dalam pendidikan adalah pendidikan harus berdasarkan pada nilai-nilai luhur, norma-norma dan agama dan merupakan proses belajar mengajar yang harus dikembalikan pada nilai-nilai luhur, norma-norma, dan agama pada masa lalu. Pendidikan harus dapat melahirkan orang- orang yang mematuhi norma dan istiqamah dijalan kebenaran.

Pendidikan harus dipusatkan pada guru, karena guru memiliki kemampuan serta norma-norma dan nilai-nilai yang luhur. Maka dalam pandangan perenialisme, pendidikan anak usia dini sangatlah penting karena pada usia 0-6 tahun anak perlu diberikan rangsangan pendidikan dan pembelajaran agar potensi yang ada pada dirinya berkembang. Yang mana didalamnya juga perlu ditanamkan nilai-nilai luhur, norma-norma dan agama sehingga anak akan senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah tertanam pada dirinya dan harapannya anak senantiasa berperilaku dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai yang telah tertanam baik disekolah maupun ketika bermasyarakat dan berbangsa.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang akan diberikan kepada anak, yang mana menurut aliran filsafat penerialisme berupa pemberian dan penanaman nilai-nilai kebenaran, keabadian serta norma-norma agama tentu dalam pendidikan anak usia dini diperlukan kurikulum. Karena kurikulum adalah sebuah alat yang digunakan sebagai landasan, acuan, pegangan dalam pembelajaran serta memiliki peranan yang sangat penting terhadap seluruh kegiatan pendidikan yang mana dalam pengembangannya tidak lepas dari peranan aliran-aliran filsafat.  

2.Peran orang tua dalam pemanfaatan teknologi digital pada anak usia dini


Pemanfaatan media teknologi dalam pembelajaran daring oleh guru PAUD diantaranya whatsapp, google meet, zoom, video call, media social, siaran televisi, dan buku tema sekolah (Fujiawati et al., 2020). Dari sekian banyak aplikasi, whatsapp menjadi  platform yang sering digunakan dan cukup membantu pelaksanaan pembelajaran anak di rumah. Studi terdahulu memberikan kesimpulan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran PAUD memberikan rangsangan dan membangkitkan semangat peserta didik (Hardiyana, 2016).

Secara umum, menurut Sahriana (2019), penggunaan gadget memberikan dampak positif sebagai berikut: (1) memperluas wawasan dan jaringan pertemanan, (2) memudahkan proses komunikasi dengan teman, dan (3) melatih kreativitas anak. Selain itu, penggunaan gadget juga memberikan dampak negative, diantaranya: (1) mengganggu kesehatan, (2) mengganggu perkembangan anak, (3) rawan terhadap tindak kejahatan, dan (4) mempengaruhi perilaku anak. Dengan mempertimbangkan dampak negative dari gadget, maka peran orang tua sangatlah penting. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua, antara lain: (1) memilihkan fitur pada gadget yang relevan dengan usia anak; (2) mendampingi anak selama penggunaan gadget; (3) memberi batasan waktu anak untuk menggunakan gadget; (4) menghindari kecanduan gadget pada anak dengan memberikan aturan; dan (5) membantu anak dalam penyesuaian diri dengan lingkungan dan perkembangan zaman (Ferliana, 2013).

Keterlibatan orang tua dalam pengontrolan penggunaan gadget anak juga sangat dibutuhkan, baik dalam bentuk motivasi, kasih sayang, maupun tanggung jawab (Warisyah, 2015). Para orang tua harus lebih berhati-hati terhadap resiko yang diakibatkan dari pemakaian gadget yang berlebihan. Dari hasil penelitian, penggunaan media pembelajaran melalui aplikasi terbukti berhasil meningkatkan kemampuan anak sehingga tenaga pendidik perlu memahami bentuk teknologi pembelajaran, prosedur pengoperasiannya, dan cara menginteraksikan teknologi dengan peserta didik selama proses pembelajaran (Barovih et al., 2020  


3. Problematika Pembelajaran Daring dan Luring Anak Usia Dini bagi Guru dan Orang tua di Masa Pandemi Covid 19

Pandemi COVID-19 menghadirkan tantangan bagi pelaksanaan pembelajaran PAUD sehingga orang tua berperan penting dalam pemanfaatan teknologi digital Pembelajaran daring di masa pandemic mengharuskan dua pihak (pendidik dan orang tua) untuk bekerja sama. Orang tua juga memiliki peran khusus dalam pelaksanaan kebijakan ini. Pada era digital, keluarga harus tetap mempertahankan dimensi fisik, tatap muka, dan menjalin proses komunikasi yang harmonis (Ebi, 2017). Orang tua memiliki peran sebagai pengajar utama dengan kepemilikan tanggung jawab yang besar untuk membentuk dan membina anak-anak secara fisik dan psikologis. Ada beberapa peran orang tua untuk mendidik anak di era digital, antara lain: (1) memberikan batasan anak dalam penggunaan media digital, (2) mendorong anak melakukan aktivitas motorik lainnya, (3) memberikan pilihan media atau tayangan yang tepat bagi anak, (4) memantau tayangan yang telah diakses anak, (5) melakukan pendampingan aktivitas anak saat mengakses media sosial, (6) menunjukkan teladan yang baik dan positif menggunakan media sosial, serta (7) advisor, asesor, konselor, demonstrator, sahabat, fasilitator, pencari fakta, sumber pengetahuan, mentor, motivator, role model, supporter bagi anak usia dini untuk menggunakan media social (Santosa, 2015).
.
4. Dampak yang timbul akibat anak usia dini melakkan pembelajaran dengan gadget secara langsung  


Kesulitan muncul bukan hanya perkara keterampilan penggunaan teknologi, tetapi juga terkait dengan beban kerja yang besar mengingat ada banyak mata pelajaran yang harus dihadapi pada masa pandemic Covid-19 ini. Hal ini terjadi karena peserta didik terbiasa dengan pembelajaran tatap muka sedangkan pembelajaran jarak jauh membuat peserta didik menjadi bingung akan materi yang dijelaskan oleh guru. Sehingga perubahan pola pembelajaran ini memberikan permasalahan tersendiri bagi peserta didik seperti mental anak menjadi down, stress (Djannah 2020) karena pembahasan materi tidak jelas, terganggunya signal yang terbatas, ekonomi sehingga menjadi kesulitan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (Argaheni 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun