Mohon tunggu...
Helma Herawati
Helma Herawati Mohon Tunggu... Guru - GURU SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA & PENDIRI PONPES AN-NUUR KERINCI

HELMA HERAWATI, Lahir di Siulak Panjang- Kerinci-Jambi, Hobby membaca dan menulis, Pekerjaan Guru SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta dan Pembina Pondok Pesantren AN-NUUR KERINCI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Segenggam Harapan

13 Januari 2024   15:06 Diperbarui: 13 Januari 2024   15:09 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan setapak di sawah yg luas, dokpri

Setiap hari Abak Berjualan di balai kecuali  Rabu dan Kamis karna tidak ada balai yang dekat dengan tempat tinggal kami, hari balai yang dekat itu hari Jum'at sampai selasa dengan tempat atau kampung yang berbeda, Jum'at balai Sungai Tanduk, Sabtu balai Kersik Tuo, Ahad balai Bedeng Lapan, Senin balai Siulak, dan Selasa balai Siulak Deras, begitu lah kegiatan Abak setiap hari berangkat pagi pukul 5 subuh dan pulang nya pukul 5 sore.

Pada waktu libur sekolah aku sering di ajak ke balai untuk membantu abak melayani pembeli, aku senang membantu abak berjualan di balai, karena banyak makanan, ngemil terus seharian he he ... Abak selalu berpesan supaya aku rajin belajar dan kelak menjadi orang sukses, menjadi Pegawai Negeri dan tidak lagi berjualan di pasar seperti Abak.

Hari Rabu dan Kamis ini abak manfaatkan untuk bertani, menanam padi di sawah, lahan tempat menanam padi ini merupakan tanah sawah sewaan dari penduduk kampung yang memiliki sawah banyak, keuntungan dagangan abak gunakan untuk menyewa sawah dan membayar upah pekerja dengan demikian abak memperoleh keuntungan yang berlipat ganda hingga kehidupan kami lebih sejahtera, semua kebutuhan rumah tangga tercukupi, boleh dikatakan tergolong ekonomi kelas menengah pada masanya.

**

Hidup sebagai anak tunggal dengan segala keistimewan, selalu dimanja dan disayang oleh semua keluarga, tidak lah cukup membuat aku bahagia, aku merasa kebahagiaan yang pernah ku rasakan dulu ketika adik ku masih ada kini telah hilang begitu saja, adik pertama ku Nendralita meninggal dunia pada usia 3 tahun, setelah itu lahir adik ke-2 ku Itisrayanti juga meninggal pada usia 3 tahun.

Sejak itu aku terasa sepi, aku ingin punya adik lagi, aku merindukan seorang adik sebagai teman dalam hidup ku, aku bermain dengan teman-teman seumuran ku, namun aku tidak sebahagia mereka, apalagi ketika melihat kawan-kawan bersanda gurau bersama adiknya tentu aku jadi ingat sama adik-adik ku, rasa rindu yang amat dalam ini membuat aku menjadi anak yang pendiam dan suka murung.

Aku sering mengurung diri di rumah tidak ada TV tidak ada HP jadi waktu aku abiskan untuk membaca buku, buku pelajaran, buku cerita, majalah dll yang aku pinjam di perpustaan sekolah, hingga aku dijuluki si kutu buku,

***

Selain dijuluki "kutu buku", aku sering disebut anak malang, anak membawa sial, entah dari mana keluargaku mendapatkan istilah itu, aku dikatakan sial/malang punya adik, setiap punya adik meninggal pada usia 3 tanun, sebutan itu membuat aku sangat sedih dan merasa terpukul sedangkan aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya diam bila di ejek teman.

Pada malam hari saat aku sedang belajar, mengerjakan tugas- tugas sekolah (PR) dibimbing abak, setelah selesai tugas ku, mak mengajak ngobrol dari hati ke hati,

En...! apa kamu ingin punya adik lagi? Spontan aku jawab "Ya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun