Berkembangnya teknologi digital saat ini, membuat pergeseran terhadap transaksi dari pembayaran tunai menjadi pembayaran digital. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) hadir sebagai solusi di era digital ini sebagai inovasi pembayaran digital di Indonesia.
Sampai saat ini, QRIS telah mencapai 37,0 juta pengguna dan 26,7 juta merchant dengan 91,4% adalah UMKM. Tercatat jumlah transaksi QRIS sepanjang tahun 2022 sebesar 1,03 Miliar.
Penggunaan QRIS yang populer ini seakan menjanjikan kemudahan kepada penggunanya akan transaksi yang cepat, efisien dan praktis.
Pengguna dapat melakukan pembayaran dengan QRIS melalui e-wallet mulai dari OVO, GoPay, Dana, LinkAja, ShopeePay dan lain sebagainya hanya dengan scan QR Code yang tersedia. Merchant juga tidak perlu memajang banyak QR Code, karena satu QR Code bisa untuk semua pembayaran. Â
Sebagai metode pembayaran digital, QRIS tentu memiliki banyak keunggulan. Salah satu keunggulan paling dirasakan penggunanya adalah efisiensinya.Â
"Iya jelas lebih gampang pakai QRIS, selain efisien juga nggak harus nerima kembalian recehan kalau lagi belanja" ungkap Ilham, salah satu pengguna QRIS ketika dihubungi melalui telepon. Bagi banyak orang, hal ini menjadi keuntungan besar karena tidak perlu lagi untuk membawa uang tunai ataupun menghadapi kesulitan dengan uang kembalian yang terkadang menyita waktu.
Selain itu, dengan menggunakan QRIS para pengguna diberikan banyak keuntungan. Keuntungan yang dirasakan oleh pengguna adalah diskon dan cashback. Diskon dan cashback ini ditawarkan oleh e-wallet ketika sedang mengadakan event tertentu. Keuntungan ini tentu tidak hanya dirasakan oleh pengguna, karena dengan memanfaatkan diskon, cashback dan promosi yang ada pengguna turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Banyak dari generasi muda saat ini lebih menyukai pembayaran digital, tanpa perlu ribet untuk membawa uang tunai.Â
"Menurutku pakai QRIS bisa mengurangi penyebaran kuman lewat uang fisik, apalagi untuk aku yang jarang punya cash juga malas ngambil uang ke atm, terlebih pakai QRIS bisa mengurangi penyebaran uang palsu" ungkap Hasna, salah seorang pengguna QRIS.Â
Bagi pedagang, uang palsu tentu menjadi salah satu sumber kerugian. Selain kerugian yang dapat dirasakan oleh pedagang, peredaran uang palsu juga dapat menyebabkan inflasi disuatu Negara. Dengan begitu, QRIS dapat menjadi solusi untuk mengurangi uang palsu beredar saat transaksi.
Namun, QRIS pun datang dengan tantangannya sendiri. Beberapa pedagang belum memahami esensi universal dari QRIS dan masih membedakan antara QRIS untuk e-wallet dan Bank, hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi pengguna "Kadang ada beberapa merchant yg misahin penggunaan QRIS, kaya QRIS A ini khusus e-wallet dan QRIS B untuk bank. Padahal seharusnya penggunaan QRIS itu bisa untuk keduanya sekaligus" ujar Tiara, pengguna QRIS ketika dihubungi melalui telepon.Â
Kendala lain yang dirasakan adalah beberapa merchant enggan menerima pembayaran melalui QRIS karena waktu cair yang dianggap lama dan merasa perputaran uang untuk modal sulit.
Diluar kendala-kendala yang ada, QRIS mampu mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Semakin banyak transaksi yang dilakukan melalui QRIS, tentu akan ada peningkatan volume transaksi dan pertumbuhan dari sektor usaha kecil dan menengah yang mulai menerima pembayaran secara digital.
QRIS tidak hanya mempermudah transaksi di dalam negeri, tetapi kini QRIS telah memfasilitasi transaksi antar negara-negara ASEAN. Hal ini membuka peluang bagi kerjasama ekonomi antar negara lebih erat. QRIS mempermudah transaksi lintas batas, mengurangi biaya, dan mempercepat proses pembayaran pengguna ketika berlibur ke negara-negara ASEAN.
Transformasi pembayaran dengan QRIS di era digital saat ini memang menawarkan banyak keuntungan bagi masyarakat. Meski hambatan dan tantangan masih ada dan perlu diatasi dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat. QRIS memiliki potensi untuk menjadi standar pembayaran di masa depan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
QRISnya satu, menangnya banyak!
-Participant of BI Digital Content Competition 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H