Mohon tunggu...
Helma Chori Amartha
Helma Chori Amartha Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UNNES, Sastra Indonesia '17

Gemar membaca dan menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pengabdian Tukang Sapu di Vihara Watu Gong

5 Desember 2020   17:05 Diperbarui: 5 Desember 2020   17:09 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            “Vihara ini dibangun pada tahun 1955 dan pagodanya pada tahun 1957 namun pada tahun 2006 direnovasi. Dahulu viharanya kecil namun pada tahun 2002 dibangun vihara baru yang lebih besar yaitu Dhammasala,” jelasnya.

            Sebagai penutup perjumpaan sebelum benar-benar berpisah, Pak Warto berpesan agar saya menjadi manusia yang baik dan jangan sampai berperilaku seperti hewan. “Jangan seperti babi yang menjadi lambang kebodohan, jangan pula seperti ular yang menjadi lambang kebencian, dan jangan seperti ayam yang menjadi lambang serakah,” pesannya sebagai penutup perjumpaan kali ini.

            Ketika perbincangan ini berakhir, saya pun pamit kepada Pak Warto. Dan awan kelabu yang sejak semula membersamai kami kini berganti dengan guyuran hujan. Saya yang baru berjalan beberapa langkah langsung berlari menembus derasnya hujan hingga akhirnya berteduh di bawah tenda dekat Pagoda Avalokitesvara. Sambil menunggu hujan reda, saya habiskan waktu untuk menikmati pesona keindahan yang ada di WatuGong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun