Mohon tunggu...
Hellobondy
Hellobondy Mohon Tunggu... Pengacara - Lawyer, Blogger, and Announcer

A perpetual learner from other perspectives. Find me on IG : nindy.hellobondy Blog : Hellobondy.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pelakor Lagi, Pelakor Lagi, Salah Siapa Sih?

14 Juli 2020   15:31 Diperbarui: 15 Juli 2020   17:54 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi selingkuh. (sumber: Thinkstock Photo via kompas.com)

Beberapa tahun belakangan, istilah pelakor ini begitu fenomenal. Entah dari mana datangnya istilah ini, saya pun sempat memantau, bahwa pelakor ini (Perebut laki orang) dimulai ketika artis dangdut dengan inisial AT yang digadang-gadang memiliki hubungan khusus dengan suami dari NS. 

Setiap tingkah laku artis dangdut ini sering di hujat, bahkan hingga anak dan keluarganya di bully, apapun yang ia lakukan selalu salah di mata warga net.

Berita yang belum bisa di buktikan faktanya hanya berupa opini semata, walaupun warga net ada yang jelas-jelas ngotot dan merasa mengetahui segala tentang kehidupan artis tersebut, lalu tak lupa ketika kasus yang cukup fenomenal dan akhirnya fakta terkuak juga setelah beberapa tahun setelahnya yakni penyanyi dan musisi ME dan AD mantan suaminya, yang direbut oleh "Pelakor".

Dan yang baru-baru ini banyak video viral tentang istri sah yang melabrak pelakor atau anak istri sah yang marah dengan pelakor dari ayahnya. Ia adalah seorang yang diduga istri sah mengirim karangan bunga untuk usaha yang baru saja dibuka oleh yang diduga pelakor tadi sampai dapat hadiah pulsa untuk yang berfoto. 

Dan yang lebih wah lagi video yang menampilkan perempuan yang sedang duduk diam dihujai oleh uang berwarna merah, sembari memaki-maki perempuan tadi.

Lalu, siapakah Pelakor ini? Tidak jelas darimana datangnya, namun setiap saya mengamati komentar para warganet saya menemukan makian, hinaan, dan tudingan.

Bahwa semua kesalahan tersebut karena pelakor ini, di sisi lain ada juga yang menyalahkan para istri-istri yang dianggap kurang "servis" terhadap suaminya. Lagi-lagi posisi perempuan yang diserang.

Bagaimana secara hukum? Indonesia sendiri menganut sistem monogami di dalam perkawinan, dan hanya ada satu paasangan yang sah di mata negara dan hukum, lalu tidak ada kekuatan hukum bagi perempuan yang dinikah siri. 

Setelah heboh pelakor kini Gundik

Sempat menjadi trendik twitter #gundik setelah kasus dari petinggi BMUN di negeri ini. Lagi-lagi segala tingkahnya menjadi sorotan, make up yang tidak rata, wajah asli tidak seperti di sosial media, dan masih banyak lagi. 

Drama labrak pelakor ini saya kira hanya di dunia maya, dan entah bagaiamana saya bisa menjadi bagian dari sejarah pelabrakan orang yang tidak saya kenal.

Diawali menunggu jadwal sidang klien, saat itu kami duduk di tempat makan di samping pengadilan agama. Ruangan yang berukuran 5x8m ini menjadi saksi.

Seorang perempuan berusia di atas 40an menggengam HP buah apel yang digigit dengan 3 mata kamera seperti kompor melintasi meja kami, tampilan ala Ibu Pejabat dengan sanggul tinggi diselimuti dengan penutup kepala. 

Ia berjalan sembari menelepon seseorang, terdengar dari suaranya menjawab ketika berjalan "Aku nunggu disini, cepetan datang", ujarnya sekilas yang aku tangkap.

Tidak lama ia duduk, kami masih bercerita santai. Kemudian dua orang Ibu-ibu datang dengan suara meninggi. Awalnya hanya cek cok mulut biasa, kemudian menjadi semakin dramatis dengan adegan jambak menjambak selendang Ibu tadi. Mereka marah marah dengan nada yang meledak tinggi. 

tangkapan layar instagram@jtbcdrama
tangkapan layar instagram@jtbcdrama
Aku yang melintas untuk mengambil minuman di lemari pendingin tidak kuasa melihat kejadian itu, Ibu yang seorang diri tadi nyaris terjatuh kemudian aku menariknya, memisahkan mereka, dan memberikan bros yang ikut tertarik kedua ibu tadi.

Dengan napas terengah-engah, Ia teriak "Mbak, gak usah bantu dia!!! Dia itu pelakor!!!, di mana suami saya!!!". Setelah dipisah, pertikaian cukup mereda, kemudian aku mulai memasuki pengadilan agama. 

Tidak lama itu orang-orang ramai ke luar, suara tadi semakin meniggi dan menjadi pusat perhatian, tidak lama itu aku mendapat kabar "Pengacara suaminya kena tampar mbak", "Hah?" aku bertanya lagi "Bukan Ibu yang itu ya?. Singkat cerita ternyata salah seorang rekan kami mendapat cap lima jari di pipinya.

Ketika Perempuan dianggap Serba Salah

Jelas kejadian itu tidak sekejab saja hilang, kejadian pagi itu menjadi perbincangan hangat di siang hingga menjelang sore hari. Aku pun mencari tahu apa yang terjadi, dan ternyata setelah Ibu yang marah-marah tadi pergi, suaminya muncul untuk melerai. Mereka sedang proses untuk bercerai, dan Ibu yang diduga pelakor ini ternyata juga memiliki jadwal sidang.

Sepertinya takdir tidak bermain dadu, mereka dipertemukan oleh waktu. Yang menarik lainnya adalah sosok lelaki ini memiliki postur tubuh tinggi, kulit putih bersih, dan tampang yang rupawan. 

Bertolak belakang dengan tampilan sang istri bahkan salah satu rekan berkata "Wajar dicerai suami, tampilanya saja seperti pemabantu, mana suka marah-marah lagi". Aku sejanak terdiam.

Kemudian otaku bekerja "Bisa jadi dia gak ada waktu untuk mengurus dirinya sendiri, bisa jadi suaminya seperti saat ini karena istrinya, bisa jadi juga ia jadi korban KDRT, who knows?, mereka diam.

Memang, sangat mudah dan enak mencari kambing hitam lalu kita pun dihadapkan sesama perempuan untuk saling menjatuhkan, lagi-lagi posisi laki-laki yang diuntungkan. Setiap kesalahan akan dilimpahkan kepada perempuan, termasuk terjadinya perselingkuhan.

Saya mencoba mengambil sebuah ilustrasi . Anggaplah pasangan yang berumah tangga tinggal di satu rumah dan didalamnya ada sebuah tangga, okay walapun tidak ada tangga anggap saja ada.

Ketika ada seseorang bertamu, hampir setiap rumah tidak dibiarkan terbuka biasanya kita akan memasuki pagar terlebih dahulu, memberi salam terdahulu atu membuat janji dengan tuan rumah.

Selanjutnya, tamu disambut oleh tuan rumah dan menyampaikan maksud tujuan apakah untuk bisnis, silaturahim dsb. Lalu tamu pulang dan bisa jadi tamu senang dan menguhubungi lagi.

Lallu tuan rumah sebenarnya sudah mengetahui ada sesuatu yang tak biasa, dan tergatung apakah tuan rumah tersebut menutup pintunya atau membiarkan dirinya mengobrak-abrik rumahnya sendiri. Atau tuan tumah tersebut yang senang dan terus mengejar tamu tadi

Ilustrasi ini menggambarkan tuan rumah yakni suami dan tamu tadi adalah pelakor, fenomena pelakor ini apakah perempuan atau laki-laki yang lemah akan komitmen rumah tangga yang ia bangun bersama keluarganya. 

Di sisi ini, saya melihat kedua belah pihak adalah korban dari pelaku kekerasan itu sendiri yakni suami. Tetapi, ada hal yang menarik lagi. Ketika ada orang yang dengan bangga menjadi pelakor malah membuka konsultasi. 

Perlu juga digarisbawahi ketika kita mengetahui seseorang telah memiliki ikatan sebaiknya dan jangan sampai kita malah memutus ikatan itu. Ketika kita sudah tahu, kemudian kita memposisikan kita sebagai korban jelas itu pun salah.

Berdasarkan cerita ini saya menjadi teringat, bahwa perempuan harus membangun kekuatanyya sendiri, baik secara ekonomi hingga pendidikan. Sehingga perempuan tidak hanya ketergantungan atau sengaja dibuat ketergantungan untuk melanggengkan patriarki. itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun