Selain itu, ia juga menambahkan. Dampak prank ini juga sangat berbahaya secara psikologis bagi korban prank yang tidak merasakan emosi yang sama.Â
Misalnya saja prank yang dilakukan oleh Ferdian, ia merasa bahagia, bagaiamana dengan korban? Ia harus mengalami kesedihan dan malu juga: identitas mereka diumbar karena mereka rentan akan stigma masyarakat.Â
Selain itu, di dalam pembuatan konten seharusnya terdapat consent apa-apa saja yang akan dibahas dan apakah kedua belah pihak telah menyepaktinya.
Fokuslah Pada Kejahatan Pelaku bukan Orientasi SeksualnyaÂ
Semakin berita ini berhembus, orang-orang berlomba mencari identitasnya. Jelas saja ada beberapa teman yang mention bahwa kemungkinan Pelaku ini adalah Gay. Banyak komen berseliweran mungkin ia tidak dapat jatah dll.
Sampai di sini aku hanya ingin menyampaikan fokuslah pada perbuatan pelaku, tidak perlu mengkaitkan segala sesuatu yang bukan menjadi substansi perbuatanya seperti orientasi seksualnya.Â
Karena dengan kita menyebarkan ini terus menerus kita akan menstigma lagi orang-orang yang bahkan tidak terkait dalam ini. Serta focus pada proses hokum yang berjalan, agar tidak ada lagi Ferdian-ferdian lain dan tidak ada lagi teman-teman transpuan yang harus menjadi korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H