Mohon tunggu...
Hellobondy
Hellobondy Mohon Tunggu... Pengacara - Lawyer, Blogger, and Announcer

A perpetual learner from other perspectives. Find me on IG : nindy.hellobondy Blog : Hellobondy.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Transpuan Juga Manusia, Berhentilah Mengolok Mereka

4 Mei 2020   22:54 Diperbarui: 5 Mei 2020   05:04 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah berapa kali juga aku melihat ia "digoda" lalu direkam di insta story sebagai bahan candaan karena tampilan mereka yang "berbeda". Aku pun dulu sama, melihat mereka seakan sosok yang menakutkan, belum lagi jika ada sedikit perselisihan orang selalu melabel seorang laki-laki yang tidak cukup berani dengan sebutan "Banci".

Namun sekarang aku mendapat jawaban, mereka yang kau sebut "Banci" adalah mereka yang Tangguh, berani dan penuh percaya diri. Bagaiamana tidak dengan tampilan yang mencolok mereka mengelilingi jalanan, aku rasa kamu kan tidak akan sanggup

Hidup mereka pun jelaslah tidak mudah untuk sesuap nasi, mungkin mereka harus terusir dari lingkungan yang tidak menerima mereka. Lalu, apakah kita berhak mengolok-olok mereka dengan membuat konten seperti itu ?. Tidah hanya di bumi ini hidup di dunia mereka di hina, ketika mereka tiada kita tetap menghujatnya.

Aku teringat sebuah berita yang menggegerkan semua media local pada tahun 2018 . Seorang transpuan meninggal dibunuh oleh kekasihnya. 

Namun, ada satu hal menarik sayangnya saya tidak tahu di mana saya menyimpan screenshoot komentar para netijen. Tapi saya mengingat baik apa yang mereka tulis. (sumber).

"Alhamdulilah, ngurangin azab di bumi orang-orang seperti ini", "itulah galak-galak gino macem-macem tebuang kan (Itulah kalau banyak ulah, jadi terbuang)", dan banyak sekali komentar yang tidak manusiawi lainnya.

Masih ingat berita ini seorang waria yang hidup di bakar hidup-hidup ?.

suara.com
suara.com

Siapakah kita yang beraninya mengambil hak preogratif Tuhan tentang takdir seseorang, menentukan siapa yang salah dan benar, siapa yang berdosa dan tidak, apakah surga atau neraka,. Tapi, alangkah angkuhnya kita sebagai manusia ini, mengatasnamakan "kebenaran semu untuk pembenaran prilaku yang salah".

Hidup Seseorang Tidak Sebercanda itu untuk Sebuah Konten

Kita tidak tahu apa yang dilalui seseorang dalam hidupnya, luka apa yang masih hidup dalam tubuhnya. Namun, atas nama traffic dan duit apakah kita pantas menjualnya untuk kebahagian kita?

Sah-sah aja kamu membuat konten, aku pun membuat konten bersama teman-teman, dengan memutar otak, menyaring, dan berulang-ulang mencoba menyajikan konten yang terbaik, tapi lihat saja tidak terlalu banyak mendapat atensi, tapi konten yang seperti prank ini menjamur dan menjadi ladang uang.

Aku sempat berkonsultasi dengan Diana Putri Arini, MA, M.Psi terkait Prank ini, ia menyebutkan bahwa melihat fenomena ini sebagai star syndrome, di mana orang berlomba-lomba melakukan berbagai cara untuk mencapai ketenaran, karena menurut mereka orang yang tidak setuju hanyalah orang-orang yang iri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun