Jika kau bertanya apa harapanku untuk Ramadhan ini?, Iya akupun sama. Ingin semua ini cepat berlalu. Namun, ada beberapa hal yang seringkali menghantuiku. Aku, aku berharap bahwa kita sadar, perlakuan kita terhadap bumi, ya lingkungan kita sudah semakin menjadi-jadi. Penggunaan plastic, minyak sawit, konsumtif yang berlebihan ternyata berdampak pada bumi kita.
Bisa kamu bayangkan jika kabut asap kebakaran itu seperti Corona, yaa udaranya kita hisap namun bedanya dampaknya bukan sehari-dua hari tapi bisa diakumulasi dan berdampak pada kesehatan kita di kemudian hari. Siapa yang bisa kena? Yaa kita semua!. Plastik? Udah tau kan terurainya lama, dibuanglah ke lautan. Di makan sama ikan-ikan, lalu ikan kita konsumsi, siapa yang kena dampaknya? Yaa kita semua.
Kerusakan alam adalah tanggung jawab kita, karena siapapun kamu, entah jabatan apa, dsb. Kamu berpotensi menjadi korban. Yaa kita semua, bedanya kamu punya duit yang bisa beli semua. Iya kan?. Pesanku, agar manusia tidak serakah. Mengambil isi bumi lalu menelantarkanya.
Hope. Kata ajaib! Kata yang paling ampuh sebagai senjata ketika kita telah berjuang. Harapanku, agar semua manusia tidak hanya terlahir kembali setelah bulan suci ini, namun benar-benar berbenah diri dan bersiaga diri. Bahwa, setelah ini berlalu, berjanjilah untuk mengabari keluarga dan temanmu, cek tetanggamu. Lihat siapa sekelilingmu mungkin saat ini tengah kelaparan dan putus asa.
"Harapan, ahhh udahlaah banyak pemberi harapan palsu". Ia aku paham semakin kamu berharap, berate kamu bersiap akan kekecewaan. Tapi, bagaimana kita bisa merasa kecewa jika kita tidak tahu apa itu berharap. Tidak, tidak ada yang salah dengan harapan. Terkadang, waktu saja yang tidak tepat.
Harapanku yang paling dalam untuk Ramadhan ini. Sembuhlah negeriku, Sembuhlah jiwanya. Aku merindukan ketika kita semua saling bertoleransi dan berhenti mencaci, dewasalah warganya untuk menerima perbedaan dan bersatulah untuk kita semua, untuk esok dan nanti. Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H