Tidak mudah menjadi seorang Lucinta Luna, identitasnya diburu, masa lalunya terus diusik. Kita belum bisa pada fase cukup dewasa untuk bisa menerima pilihan hidup seseorang. Lucinta Luna, jika memang terbukti di publik anggaplah bahwa ia seorang transgender. Hidup menjadi perempuan di Indonesia saja sudah menantang dengan begitu banyak sekali "label" lihat saja seperti label "Janda gatal, pelakor, sundel...dll" apalagi teman-teman kita yang bekerja sebagai PSK, Transpuan dan Trangender, dan teman-teman yang  semakin termajinalkan.
Saya juga teringat akan kejadian seorang "Banci Salon" dimutilasi pasanganya. Tahu apa yang dikomentari orang "Ngurangin azab di bumi", "Biarkan saja mati dimutilasi" dan banyak sekali kata-kata keji yang tidak pantas. Mereka hidup dicaci maki bahkan mati pun seakan kita tak sudi jika tidak ikut menghakimi.
Mungkin, kita lupa. Kita ini manusia, tidaklah pantas mengambil tugas Tuhan sebagai hakim, bahkan hakim manusia di bumi pun "Hakim" tidak mudah untuk ketuk palu. Harus dibuktikan dulu fakta dan data. Manusia krisis kemanusianya mungkin ada benarnya juga.
 Lindungi Dirimu dan Orang Sekitarmu
Ingat! Siapapun iya siapapun bisa menjadi pangsa empuk peredaran narkotika. Tapi tentu kita tidak hanya duduk diam saja. Banyak yang bisa kita lakukan.Â
Mulai dari membaca bahayanya narkotika, ikut kampanye aktif dengan menggunakan social media, seperti share info-info valid yang berguna. Salah satunya bisa share tulisan saya #ehhh.
Jika kamu adalah pengguna saat ini, mintalah bantuan untuk rehabilitasi. Karena, sudah banyak banget bukti di depan mata, kalau gak mati ya penjara, harta benda menguap begitu saja.
Saat bersidang pun, saya menemukan banyak sekali pelaku penyalahgunaan narkotika ini. Saya menyaksikan bukan simpati atau empati ke terdakwa dengan baju orangenya, tapi tatapan-tatapan harapan keluarga yang mendampingi. Tatapan yang tidak bisa aku jelaskan!.
Banyak dari yang mendampingi terlihat lusuh dan linglung. Mereka pun tidak tahu harus bagaiamana. Jika ada kesempatan memungkinkan saya biasanya ajak bicara, mereka bercerita bagaimana susahnya kehidupan mereka, apalagi ketika tulang punggung keluarga harus mendekap di tahanan.
Mereka pun harus bekerja ektra untuk makan, dan juga mengurus perkara. Yaa ini hanya sebagian kecil saja cerita yang aku dapatkan.
Awalnya aku kira, hanya kemiskinan akar dari kejahatan, oh ternyata tidak orang-orang yang sudah kaya pun miskin nuraninya dan melakukan kejahatan yang berbeda.Â