Mohon tunggu...
hellen patraliza
hellen patraliza Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku Self Love, Karena Hidup Itu Indah Best Seller), Pencipta Lagu Mars dan Hymne SMAN GAUL

Palembang Komperta Plaju

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Katarsis dalam Menulis

23 Februari 2022   21:45 Diperbarui: 23 Februari 2022   21:54 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

BERKATARSIS DALAM MENULIS

Hellen Patraliza, S.Pd

 

Katarsis bisa diartikan dengan pelepasan emosi yang menekan. Begitu tertekannya hingga menghimpit segala rasa yang membuncah di dalam pikiran. Dan ini akan mempengaruhi kesehatan bahkan gangguan kejiwaan. Karena depresi dan stress yang hadir seketika.

Ini yang aku rasakan sendiri. Ketika kebebasan, keceriaan, dan terbiasa melakukan aktivitas yang padat, tiba-tiba diberi ujian sakit. Tentu saja semuanya bagai 'neraka kecil'. Segala bentuk emosi meledak dan benar-benar menghimpit pikiran menjadi tak terkendali, dan begitu sempit.

Melalui terapy hati, dan hanya terbaring lemah tidak bisa melakukan apa-apa, di sinilah awal ceritaku mengenal dunia menulis.

Tak pernah terbayangkan jika aku akan menjadi seorang Penulis. Rasanya tidak mungkin. Karena aku terbiasa dengan aktivitas praktek yang bergerak, seperti menari dan senam. Tentunya membuatku menjadi tidak nyaman karena aku tidak bisa leluasa bergerak. Stroke dan lumpuh sebelah kanan, menjadikanku hanya sebagai 'parasit'. Dan itu sangat menyiksa lahir batin buatku.

Hingga akhirnya aku termotivasi dengan salah seorang teman yang mengajakku menulis. Temanku ini adalah seorang Guru Bahasa Indonesia dan sebagai Guru Berprestasi juara 2 Tingkat Nasional. Beliau juga adalah seorang Penulis Karya Ilmiah dan  fiksi.

Memang tidak mudah seperti membalikkan kedua tangan. Karena ini adalah hal yang baru bagiku. Tidak hanya sekali tulisanku ditolak, tetapi dengan terus berlatih secara rutin, akhirnya sedikit demi sedikit, aku bisa menuangkan tulisan pertamaku di event antologi. Walau aku menulis hanya dengan tangan kiri saja, tapi aku tetap semangat untuk menulis dan menulis.

Ini semua karena aku juga bergabung di Kelas Menulis Alineaku Batch #33, yang dimentori oleh Gurunda Cahyadi Takariawan dan Bu Ida Nurlaila. Banyak hal dan pengetahuan seputar kepenulisan yang diberikan. Dan itu adalah sangat baru bagiku. Setiap materi yang diberikan, aku coba untuk menuangkannya ke dalam tulisan.

Dengan menetapkan zona waktu menulis yang kuciptakan, aku bisa memegang amanahku sendiri. Yaitu untuk selalu rutin menulis dan menulis. Ternyata luar biasa dengan aku selalu menulis. Perkembangan otakku dalam menuangkan semua ide ke dalam tulisan, dapat merubah mindset yang selama ini keliru.

Seperti ada yang kurang, jika belum menulis. Walaupun itu hanya sebuah kalimat kecil sebagai kata mutiara untuk penghias status di media sosial. Berharap akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi pembaca.

Berkatarsis dalam menulis, membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini yang aku rasakan. Karena dapat merangsang otak kita untuk selalu berpikir positif dalam kondisi yang tidak nyaman. Mungkin sebelumnya, sangat menyesali mengapa Allah memberi cobaan ini atau selalu memikirkan hal yang negatif, hingga membuat jadi tertekan batin.

Dr. Warih Andan Puspitosari, MSc.,Sp.Kj.( K ), mengatakan, ujian yang hebat akan menyebabkan tekanan stresor, namun stresor tidak selamanya negatif jika dimanajemen dengan baik. Dengan menulis akan dapat meningkatkan pengenalan terhadap kondisi tubuh yang sedang sakit. Bukan itu saja, dengan menulis akan dapat merefleksi ketegangan otak, sehingga perkembangan kondisi tubuh dapat menjadi lebih baik lagi.

Jangan mudah menyerah dengan kondisi yang ada. Tapi bersyukurlah, karena Allah begitu Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita diberi-Nya ujian sakit, berarti Allah percaya, bahwa kita sebenarnya bukan orang yang lemah. Justru sebaliknya.

Di dalam agama islampun bahwa kita dianjurkan untuk selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi segala cobaan. Karena yang baik bagi kita, belum tentu baik bagi Allah.

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Insyirah 5-6

"fa inna ma'al-usri yusroo"

"inna ma'al-usri yusroo"

  • Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
  • Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
  • Kembali lagi, kita harus mensyukuri dengan semua ujian yang Allah berikan. Bahwa hidup tak selamanya dipenuhi dengan kesedihan.
  • Katarsis dengan menulis, menjadikan emosi yang positif. Berpikir yang positif, dan output yang diharapkan juga positif.
  • Ciptakan suasana yang nyaman, walau kita dalam kondisi yang kurang nyaman. Menulislah, maka jiwamu akan tenang. ( Hellen Patraliza )                                                                        ***

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun