BERKATARSIS DALAM MENULIS
Hellen Patraliza, S.Pd
Â
Katarsis bisa diartikan dengan pelepasan emosi yang menekan. Begitu tertekannya hingga menghimpit segala rasa yang membuncah di dalam pikiran. Dan ini akan mempengaruhi kesehatan bahkan gangguan kejiwaan. Karena depresi dan stress yang hadir seketika.
Ini yang aku rasakan sendiri. Ketika kebebasan, keceriaan, dan terbiasa melakukan aktivitas yang padat, tiba-tiba diberi ujian sakit. Tentu saja semuanya bagai 'neraka kecil'. Segala bentuk emosi meledak dan benar-benar menghimpit pikiran menjadi tak terkendali, dan begitu sempit.
Melalui terapy hati, dan hanya terbaring lemah tidak bisa melakukan apa-apa, di sinilah awal ceritaku mengenal dunia menulis.
Tak pernah terbayangkan jika aku akan menjadi seorang Penulis. Rasanya tidak mungkin. Karena aku terbiasa dengan aktivitas praktek yang bergerak, seperti menari dan senam. Tentunya membuatku menjadi tidak nyaman karena aku tidak bisa leluasa bergerak. Stroke dan lumpuh sebelah kanan, menjadikanku hanya sebagai 'parasit'. Dan itu sangat menyiksa lahir batin buatku.
Hingga akhirnya aku termotivasi dengan salah seorang teman yang mengajakku menulis. Temanku ini adalah seorang Guru Bahasa Indonesia dan sebagai Guru Berprestasi juara 2 Tingkat Nasional. Beliau juga adalah seorang Penulis Karya Ilmiah dan  fiksi.
Memang tidak mudah seperti membalikkan kedua tangan. Karena ini adalah hal yang baru bagiku. Tidak hanya sekali tulisanku ditolak, tetapi dengan terus berlatih secara rutin, akhirnya sedikit demi sedikit, aku bisa menuangkan tulisan pertamaku di event antologi. Walau aku menulis hanya dengan tangan kiri saja, tapi aku tetap semangat untuk menulis dan menulis.
Ini semua karena aku juga bergabung di Kelas Menulis Alineaku Batch #33, yang dimentori oleh Gurunda Cahyadi Takariawan dan Bu Ida Nurlaila. Banyak hal dan pengetahuan seputar kepenulisan yang diberikan. Dan itu adalah sangat baru bagiku. Setiap materi yang diberikan, aku coba untuk menuangkannya ke dalam tulisan.
Dengan menetapkan zona waktu menulis yang kuciptakan, aku bisa memegang amanahku sendiri. Yaitu untuk selalu rutin menulis dan menulis. Ternyata luar biasa dengan aku selalu menulis. Perkembangan otakku dalam menuangkan semua ide ke dalam tulisan, dapat merubah mindset yang selama ini keliru.