Mohon tunggu...
mama_muda
mama_muda Mohon Tunggu... Sales - mahasiswa S2 magister agribisnis

Penulis Seorang Karyawan swasta hobby jalan-jalan sedang S2 di Magister Agribisnis Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Smart Digital dalam Agribisnis, Strategi Pemasaran Melon

27 November 2024   10:00 Diperbarui: 28 November 2024   21:16 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, 12 November 2024

Penulis :      Helia Puryanti,   Eva Dolorosa.                                         

Prodi Magister Agribisnis Universitas Tanjungpura

Dinamika perkembangan teknologi yang semakin pesat telah turut mempengaruhi berbagai sektor industri, tak terkecuali sektor agribisnis sebagai tulang punggung industri pangan di Indonesia. Dalam menghadapi era digital yang kian mendominasi, pelaku usaha agribisnis perlu mengembangkan dan mengadaptasi strategi pemasaran modern berbasis teknologi digital untuk dapat terus bertahan dan bersaing secara efektif di pasar yang semakin kompetitif ini.

Peluang Smart Digital dalam Agribisnis

Agribisnis sebagai sumber industri pangan juga mengalami revolusi digital sebagai upaya untuk mendorong pasar digital dan mendukung keberlanjutan sektor pertanian (Utami & Wiyono, 2023). Penelitian menunjukkan bahwa model perdagangan digital produk pangan menjadi salah satu alternatif baru yang inovatif untuk memasarkan produk pertanian dengan berbagai manfaat yang diharapkan tidak hanya untuk konsumen, tetapi juga bagi petani produsen dan perantara pemasaran (Utami & Wiyono, 2023).

Transformasi digital telah menawarkan peluang bagi pelaku usaha agribisnis untuk meningkatkan daya saing melalui pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai aspek, mulai dari manajemen rantai pasokan, logistik, hingga strategi pemasaran yang lebih efisien dan efektif (Siska & Prapto, 2021)(Utami & Wiyono, 2023).

Transformasi digital dalam agribisnis adalah proses adopsi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas (Maliha, 2023), dan daya saing di sektor pertanian dan bisnis yang terkait. 

Konsep ini melibatkan pemanfaatan perangkat dan sistem berbasis teknologi, seperti Internet of Things (IoT) untuk memantau kondisi lahan secara real-time, big data untuk menganalisis tren pasar dan permintaan konsumen, kecerdasan buatan (AI) untuk optimalisasi proses produksi, serta platform e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas. 

Digitalisasi ini tidak hanya membantu mengotomasi pekerjaan manual, tetapi juga memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi pelaku agribisnis (Rakhmadi & Junaidi, 2022) dalam mengambil keputusan strategis.

Perubahan yang terjadi akibat transformasi digital ini mencakup berbagai aspek, mulai dari rantai pasok hingga pemasaran. Sistem konvensional yang sering kali bergantung pada transaksi tatap muka kini digantikan dengan platform digital yang lebih efisien dan transparan. Dalam distribusi, pelaku agribisnis dapat memanfaatkan aplikasi logistik pintar untuk mengatur pengiriman produk secara lebih tepat waktu dan hemat biaya. 

Pemasaran juga mengalami perubahan signifikan, di mana media sosial, website, dan marketplace menjadi saluran utama untuk mempromosikan produk agribisnis. Transformasi ini memberikan peluang besar bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas layanan, memperluas pasar, dan menjawab tantangan perubahan zaman.

Di era digital, teknologi menjadi tulang punggung kemajuan di berbagai sektor, termasuk agribisnis. Transformasi digital membuka peluang besar bagi petani untuk meningkatkan produktivitas sekaligus memperluas akses pasar. 

Kisah inspiratif datang dari Pak Acip dan putranya, Apon, yang sukses mengelola budidaya melon dan semangka di Singkawang. Mereka memanfaatkan teknologi yang memungkinkan proses pemasaran lebih efisien.

Pak Acip, seorang petani transmigran asal Bekasi yang kini menetap di Trans 1 Desa Pangmilang, Singkawang Selatan, telah menekuni budidaya melon sejak tahun 2015. Lahan seluas 1.500 meter persegi, ia menanam 4.000 batang bibit melon menggunakan metode bedengan. 

Varietas unggulan seperti honeydew dan Golden (Inasih dan New Kinanti) dipilih karena cocok dengan kondisi tanah dan iklim Singkawang serta memiliki daya tahan terhadap penyakit dan permintaan pasar yang tinggi. Hasil panennya mencapai 1 hingga 3 ton per musim, menunjukkan produktivitas yang luar biasa dari teknik pertanian yang diterapkannya.

Pemasaran, Pak Acip memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Sistem pemasaran online yang ia gunakan membantu mendobrak batasan pasar tradisional, dan ia berharap mendapat dukungan pemerintah agar mampu menembus pasar ekspor. 

Kombinasi teknik pertanian modern, pengolahan lahan yang terencana, dan inovasi pemasaran digital, Pak Acip dan anaknya, Apon, tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga menciptakan peluang baru di sektor agribisnis Singkawang.

Strategi Pemasaran Modern Berbasis Transformasi Digital

Untuk memanfaatkan peluang transformasi digital dalam agribisnis, pelaku usaha perlu mengembangkan strategi pemasaran modern yang adaptif terhadap dinamika teknologi. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:

  •  Penentuan Segmentasi Pasar
  • Sebagai petani buah melon, pak acip sudah menentukan target pasar yang sesuai dengan produknya. Dengan mengidentifikasi segmen pasar berdasarkan karakteristik geografis, demografis, psikografis, dan perilaku konsumen, pelaku usaha agribisnis dapat memahami preferensi, kebutuhan, dan pola konsumsi konsumen secara lebih spesifik.
  • Penetapan Tujuan bisnis yang jelas
  • Usaha yang dijalankan pak Acip dan anaknya harus memiliki tujuan bisnis yang jelas dan terukur. Tujuan utama pemasaran melon pak Acip adalah untuk memperluas distribusi produk ke pasar baru, serta meningkatkan kesadaran merek lewat kampanye digital (Utami & Wiyono, 2023).
  • Pemahaman tentang digital marketing.
  • Pengetahuan yang cukup tentang digital marketing menjadi hal yang penting untuk mengaplikasikannya ke dalam praktek usaha tani. Kemampuan memahami ilmu digital marketing dapat memudahkan pelaku usaha pertanian dalam memanfaatkan platform digital mana yang akan digunakan untuk memasarkan produk pertaniannya.
  • Pemanfaatan Media sosial
  • Peran media sosial seperti Instagram dan Facebook. juga perlu menjadi perhatian. Foto-foto produk yang menarik serta deskripsi lengkap tentang kualitas dan metode penanaman dapat digunakan untuk menarik pembeli. Pak acip dapat membuat konten yang edukatif sekaligus menarik di media sosial tersebut untuk meningkatkan engagement dengan konsumen (Utami & Wiyono, 2023)
  • Penggunaan Platform E-Commerce
  • Produk melon dan semangka mereka dipromosikan melalui marketplace seperti whatapps dan Tokopedia. Pemanfaatan platform e-commerce memungkinkan pelaku agribisnis untuk memperluas jangkauan pasar serta meningkatkan efisiensi proses jual beli secara digital. kebutuhannya sebatas kemampuan petani dalam melihat peluang pasar. tidak semua platform cocok dimanfaatkan dalam pemasaran digital.

Transformasi digital di sektor agribisnis menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah infrastruktur digital yang belum merata, terutama di daerah pedesaan. Akses internet yang lambat atau bahkan tidak tersedia menjadi kendala utama bagi petani untuk mengadopsi teknologi modern. 

Hal ini menyebabkan keterbatasan dalam pemanfaatan aplikasi berbasis digital, seperti platform e-commerce, perangkat IoT, atau sistem manajemen pertanian berbasis cloud. Tanpa infrastruktur yang memadai, pelaku agribisnis di daerah terpencil sulit bersaing dengan mereka yang sudah lebih dulu menikmati akses teknologi.(Maliha, 2023)

Selain itu, kurangnya literasi digital di kalangan pelaku agribisnis tradisional menjadi tantangan lain yang harus diatasi.(Seminar & Sarwoprasodjo, 2019) Banyak petani dan pengusaha kecil yang belum memahami bagaimana teknologi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan keuntungan usaha mereka. 

Ketidaktahuan ini sering kali menyebabkan ketakutan terhadap perubahan, sehingga mereka enggan mencoba hal baru. Untuk mengatasi masalah ini, pelatihan dan pendampingan intensif sangat diperlukan, baik dari pemerintah maupun pihak swasta, agar pelaku agribisnis lebih percaya diri dalam memanfaatkan teknologi digital.

Tantangan lainnya adalah persaingan yang semakin ketat dengan masuknya pemain baru dari sektor teknologi. Startup teknologi agribisnis yang lebih memahami dunia digital sering kali mengungguli pelaku tradisional dalam menjangkau pasar dan menciptakan produk yang inovatif. 

Jika tidak beradaptasi, pelaku agribisnis konvensional berisiko kehilangan pangsa pasar mereka. Oleh karena itu, kolaborasi antara pelaku tradisional dan startup teknologi dapat menjadi solusi strategis untuk menciptakan ekosistem agribisnis yang inklusif dan berdaya saing.

Untuk menghadapi tantangan transformasi digital, pelaku agribisnis dalam hal ini pak Acip perlu  aktif dalam mengikuti pelatihan digital yang ditujukan bagi petani dan pengusaha agribisnis. Pelatihan ini dapat membantu meningkatkan literasi teknologi, seperti penggunaan aplikasi pertanian, strategi pemasaran digital, hingga pengelolaan data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. 

Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah dan startup teknologi agribisnis sangat penting untuk memperluas akses digital, misalnya melalui penyediaan jaringan internet di pedesaan atau pengembangan aplikasi yang ramah pengguna. 

Bagi pelaku usaha dengan anggaran terbatas, memulai pemasaran digital bisa dilakukan dengan langkah sederhana, seperti memanfaatkan media sosial untuk promosi, membuat konten menarik, atau menjalin kerja sama dengan influencer lokal untuk meningkatkan visibilitas produk. Langkah-langkah ini, meski sederhana, dapat memberikan dampak besar dalam menjangkau pasar yang lebih luas dan membangun kepercayaan konsumen.

Melalui digitalisasi pemasaran, pendapatan pak Acip dapat meningkat. Melon dan semangka yang awalnya hanya dijual di pasar tradisional kini menjangkau pembeli dari berbagai kota besar di Kalimantan barat. Selain itu, pemanfaatan digital marketing dalam agribisnis mereka menjadi inspirasi bagi petani lain untuk mengadopsi teknologi digital dalam pemasaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun