Mohon tunggu...
mama_muda
mama_muda Mohon Tunggu... Sales - mahasiswa S2 magister agribisnis

Penulis Seorang Karyawan swasta hobby jalan-jalan sedang S2 di Magister Agribisnis Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Smart Digital dalam Agribisnis, Strategi Pemasaran Melon

27 November 2024   10:00 Diperbarui: 28 November 2024   21:16 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, 12 November 2024

Selain itu, kurangnya literasi digital di kalangan pelaku agribisnis tradisional menjadi tantangan lain yang harus diatasi.(Seminar & Sarwoprasodjo, 2019) Banyak petani dan pengusaha kecil yang belum memahami bagaimana teknologi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan keuntungan usaha mereka. 

Ketidaktahuan ini sering kali menyebabkan ketakutan terhadap perubahan, sehingga mereka enggan mencoba hal baru. Untuk mengatasi masalah ini, pelatihan dan pendampingan intensif sangat diperlukan, baik dari pemerintah maupun pihak swasta, agar pelaku agribisnis lebih percaya diri dalam memanfaatkan teknologi digital.

Tantangan lainnya adalah persaingan yang semakin ketat dengan masuknya pemain baru dari sektor teknologi. Startup teknologi agribisnis yang lebih memahami dunia digital sering kali mengungguli pelaku tradisional dalam menjangkau pasar dan menciptakan produk yang inovatif. 

Jika tidak beradaptasi, pelaku agribisnis konvensional berisiko kehilangan pangsa pasar mereka. Oleh karena itu, kolaborasi antara pelaku tradisional dan startup teknologi dapat menjadi solusi strategis untuk menciptakan ekosistem agribisnis yang inklusif dan berdaya saing.

Untuk menghadapi tantangan transformasi digital, pelaku agribisnis dalam hal ini pak Acip perlu  aktif dalam mengikuti pelatihan digital yang ditujukan bagi petani dan pengusaha agribisnis. Pelatihan ini dapat membantu meningkatkan literasi teknologi, seperti penggunaan aplikasi pertanian, strategi pemasaran digital, hingga pengelolaan data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. 

Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah dan startup teknologi agribisnis sangat penting untuk memperluas akses digital, misalnya melalui penyediaan jaringan internet di pedesaan atau pengembangan aplikasi yang ramah pengguna. 

Bagi pelaku usaha dengan anggaran terbatas, memulai pemasaran digital bisa dilakukan dengan langkah sederhana, seperti memanfaatkan media sosial untuk promosi, membuat konten menarik, atau menjalin kerja sama dengan influencer lokal untuk meningkatkan visibilitas produk. Langkah-langkah ini, meski sederhana, dapat memberikan dampak besar dalam menjangkau pasar yang lebih luas dan membangun kepercayaan konsumen.

Melalui digitalisasi pemasaran, pendapatan pak Acip dapat meningkat. Melon dan semangka yang awalnya hanya dijual di pasar tradisional kini menjangkau pembeli dari berbagai kota besar di Kalimantan barat. Selain itu, pemanfaatan digital marketing dalam agribisnis mereka menjadi inspirasi bagi petani lain untuk mengadopsi teknologi digital dalam pemasaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun