Saya punya tanggung jawab atas pilihan saya setiap hari karena saya sadar saya bisa membangkitkan mimpi saya jika saya melakukannya.Â
Bukan jika saya melihatnya, bukan jika saya mendengarnya, bukan jika saya terus menunggunya. Jika saya melakukannya, maka saya bisa mendapatkannya.Â
Dengan membagikan status membuat kita berhasil mempengaruhi orang lain untuk melihat hal-hal yang tidak seharusnya bermanfaat untuk orang lain.Â
Saya awalnya berpikir bahwa status itu tentang mengedukasi, tentang hal positif, tentang sharing hal baik yang mungkin bisa memberikan inspirasi, motivasi kepada orang lain baik untuk berkarya, untuk berbagi pengetahuan, atau memberikan inovasi atau kreatifitas.Â
Namun, apa yang terjadi jika waktu tersebut untuk menyaksikan hiburan yang membuat saya ingin terus diisii dengan hiburan. Benar, saya tidak bisa memaksakan atau bahkan mengubah orang lain.Â
Tapi, saya belajar untuk membenahi diri. Hanya saya yang paling bisa mengingatkan diri saya sendiri. Kalau sampai orang lain yang mengingatkan saya, apakah saya sudah lupa bahwa saya punya kendali yang lebih besar terhadap diri saya? Saya punya setir, gas, dan rem untuk keinginan saya.
Saya berbagi bukan karena saya tidak suka pada orang-orang yang punya idola.Â
Saya peduli, saya mengingatkan saja. Apa benar hanya menyanjungi orang lain bisa membuat mimpi kita atau rencana kita berjalan dengan baik?Â
Jika iya, lanjutkan saja. Namun, jika itu hanya menunda mimpi kita menjadi nyata, maka ada baiknya kita mengingatkan diri sendiri untuk lebih peka pada kenyataan dan lebih percaya bahwa kita bisa melakukan mimpi kita.Â
Mimpi bukanlah ilusi belaka, tetapi fiksi yang harus digerakkan kepada kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H