Mohon tunggu...
Helen Dwi mawarni
Helen Dwi mawarni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Contoh Puisi dari Berbagai Tema Kehidupan

14 Agustus 2023   12:14 Diperbarui: 14 Agustus 2023   12:53 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh puisi dengan berbagai tema-Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang cukup digemari oleh banyak orang.  Puisi dapat memikat hati para pembacanya, karena memiliki kata-kata yang indah serta penuh makna.  Kata- kata yang digunakan dalam puisi mengandung banyak makna tersirat didalamnya, dan menggunakan kata konotasi (bukan sebenarnya). tema yang diambil bisa dari berbagai cerita kehidupan yang terjadi di alam semesta. Berikut adalah contoh puisi yang bisa kalian baca.

1.KALA SENJA
(HUSNA ASSYIFA HAFIS)

Ketika sang surya perlahan mulai tenggelam
Semburat cahayanya berklamufase menjadi keteduhan
Pancaran sayu yang menenangkan hati
Menawarkan keindahan di penghujung ashar

Senja...
Sayang di kata...
Keindahan yang kau punya mudah sekali sirna
Surut, menyusut, tenggelam, hilang, dan gelap
Namun kau akan Kembali di esok hari

Awal yang hangat
Dengan akhir tak menentu
Seperti dia...
Sahabat yang Tengah diuji kesetiaannya

Kerap ada...
Dan kadang tiada
Tersambunng, terputus tak menentu
Pandemilah sebabnya

Tapi...
Aku yakin kau akan Kembali
Dengan semangat barumu
Bersamaku dengan penuh sinergi
Bagai senja yang selalu membawa seribu mimpi

Meski berbeda waktu
Meski berbeda kondisi
Kau tetap ada bersamaku

2.KENANGAN SEBUAH BATU LINGGA
(HELEN DWI MAWARNI)

Pada batu lingga yang kokoh itu
Kudengar Kembali mantra-mantra
Telingaku belum tuli, ternyata
Semua niskala

Apa yang berharga pada tugu itu
Selain sebuah kenangan?
Sesuatu yang akan pupus
Lalu kita menjaganya sepanjang zaman

3.RIUH ALAM KALA SENJA
(HELEN DWI MAWARNI)

Di hamparan sawah yang hijau
Kudengar kicau burung bersahutan
Dari sebuah gubuk reyot
Dan petang lari ke barat

Di bawah pohon aku bersandar
Riuh angin berlarian seperti gurau riang anak-anak
Matahari kian tenggelam
Mengingatkanku tentang arti kebersamaan

4.CORONA
(HELEN DWI MAWARNI)

la lahir di tengah kota
Tubuhnya adalah nama besarnya.
Yang menggunung di belantara medika
Menyebarkan anak cucunya ke kota sampai ke desa

la menyelundup di sela-sela nyanyian gembira
la menjarah tawa ria para pekerja
la memborgol dongeng dan lagu nina bobok
la menabur kepedihan

Tubuhnya adalah peluru
Yang menembus ke segala penjuru
Melukai harapan
Menyebabkan orang-orang ketakutan

Anak-anak kehilangan barisan meja dan kursi
Orang-orang kehilangan sumber kehidupan
Satu persatu saudaraku terkapar
Satu persatu pahlawanku berguguran

Oh Corona...
Mengapa engkau begitu kejam
Engkau mengambil duniaku
Engkau merampas tawa riaku
Engkau menanam benih kepedihan dan luka yang mendalam dihatiku

Biarlah vaksin yang mengalir dalam darahku
Memegang pedang panjang
Siap membantai pasukan covid-19

Berikan tanganmu, ambilah tanganku
kita ikat dengan serat-serat hati
Biarlah serat-serat itu kebal melawan Covid-19

Agar kembali
Gemuruh mesin pabrik membumi
Ruang belajar menjadi arena kompetisi
Pendekar sakti memburu mimpi

5.JEMBATAN SURAMADU
(HELEN DWI MAWARNI)

Di laut yang membentang ini
Tiang-Tiang beton berdiri
Kokoh, menjulang tinggi. Senja bergeser
namun bulan kian kabur dalam tatapanku

Di bawah jembatan ini
Para nelayan menjerat ikan,
dan kapal feri berlayar bersama angin
mengantarkan penumpang

Ke tepi laut. Kemudian malam
Datang, diiringi rintik hujan, dan aku
Berdiri di tepi jembatan, lalu engkau hadir
Dengan setangkai mawar merah di tangan

Seseorang yang selalu menantiku
Siapa Ia? Ia ibu bapakku,
Sosok yang selalu kurindu, kini
hadir dihadapanku

Lupa terakhir kali bertemu, akhirnya.
Tahun bergulir. Dan kita bertemu.
Berbual di tepi jalan.
Di ujung jembatan ini.

Nah itulah contoh puisi yang bisa kalian jadikan referensi guys, Selamat menulis guys. Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun