Mohon tunggu...
Helen Dwi mawarni
Helen Dwi mawarni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Katakan Tidak Pada Korupsi dengan Menanamkan Sikap Anti Korupsi dan Hidup Sederhana

18 November 2022   09:14 Diperbarui: 18 November 2022   09:14 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribun-medan.com

Hi Readers, tentu kita semua sudah tidak asing lagi dengan kata "korupsi", bahkan kita sudah sering mendengar kata korupsi entah itu dari televisi ataupun media informasi yang lainnya. Lalu, apa sih makna dari korupsi itu sendiri? Makna korupsi berdasarkan UU No.31 Tahun 1999 Jo UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara atau perekonomian negara.

Nah, dari pengertian tersebut dapat simpulkan korupsi ini sangat merugikan negara. Di Indonesia korupsi sudah seperti hal yang wajar untuk dilakukan. Banyak sekali pejabat yang tega merampas harta orang lain yang lebih membutuhkannya. Lalu apa saja faktor penyebab korupsi itu sendiri?, Yuk simak pembahasan di bawah ini.

Faktor Penyebab Korupsi

Dilansir dari ACLC KPK, ada dua faktor penyebab korupsi yaitu

A.Faktor Penyebab Internal

1.Sifat serakah/tamak/rakus manusia

Sumber: Tebuireng online
Sumber: Tebuireng online

Keserakahan dan tamak adalah sifat selalu tidak merasa cukup atas apa yang telah dimiliki, dan selalu ingin lebih. Dengan sifat tamak, seseorang menjadi berlebihan dalam mencintai harta.

2.Gaya hidup konsumtif

Sifat serakah ditambah gaya hidup yang konsumtif menjadi faktor pendorong internal korupsi. Gaya hidup konsumtif misalnya membeli barang-barang mewah dan mahal atau mengikuti tren kehidupan perkotaan yang serba glamor. Korupsi bisa terjadi jika seseorang melakukan gaya hidup konsumtif tetapi tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai.

3.Moral yang lemah

Seseorang dengan moral yang lemah mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Aspek lemah moral misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, atau rasa malu melakukan tindakan korupsi. Jika moral seseorang lemah, maka godaan korupsi yang datang akan sulit ditepis. Godaan korupsi bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lain yang memberi kesempatan untuk melakukannya.

B.Faktor Penyebab Eksternal

1.Aspek Sosial

Kehidupan sosial seseorang berpengaruh dalam mendorong terjadinya korupsi, terutama keluarga. Bukannya mengingatkan atau memberi hukuman, tetapi keluarga malah justru mendukung seseorang korupsi untuk memenuhi keserakahan mereka.  Misalnya, masyarakat hanya menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya atau terbiasa memberikan gratifikasi kepada pejabat.

2.Aspek Politik

 Tujuan politik untuk memperkaya diri pada akhirnya menciptakan money politics. Dengan money politics, seseorang bisa memenangkan kontestasi dengan membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota partai politiknya.

Pejabat yang berkuasa dengan politik uang hanya ingin mendapatkan harta, menggerus kewajiban utamanya yaitu mengabdi kepada rakyat. Melalui perhitungan untung-rugi, pemimpin hasil money politics tidak akan peduli nasib rakyat yang memilihnya, yang terpenting baginya adalah bagaimana ongkos politiknya bisa kembali dan berlipat ganda.

3.Aspek Hukum

Hukum sebagai faktor penyebab korupsi bisa dilihat dari dua sisi, sisi perundang-undangan dan lemahnya penegakan hukum. Koruptor akan mencari celah di perundang-undangan untuk bisa melakukan aksinya. Selain itu, penegakan hukum yang tidak bisa menimbulkan efek jera akan membuat koruptor semakin berani dan korupsi terus terjadi.

4.Aspek Ekonomi

Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama korupsi. Di antaranya tingkat pendapatan atau gaji yang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Fakta juga menunjukkan bahwa korupsi tidak dilakukan oleh mereka yang gajinya pas-pasan. Korupsi dalam jumlah besar justru dilakukan oleh orang-orang kaya dan berpendidikan tinggi.

Banyak kita lihat pemimpin daerah atau anggota DPR yang ditangkap karena korupsi. Mereka korupsi bukan karena kekurangan harta, tapi karena sifat serakah dan moral yang buruk.

5.Aspek Organisasi

Faktor eksternal penyebab korupsi lainnya adalah organisasi tempat koruptor berada. Biasanya, organisasi ini memberi andil terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau kesempatan. Misalnya tidak adanya teladan integritas dari pemimpin, kultur yang benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas, atau lemahnya sistem pengendalian manajemen.

Lalu, perilaku apa saja yang harus ditanamkan dalam diri kita untuk mencegah korupsi, berikut pembahasannya

1.Hidup Sederhana

Hidup sederhana memiliki arti tidak berlebih-lebihan, dan hidup dengan apa adanya sesuai dengan kemampuannya. Dengan hidup sederhana kita tidak akan memiliki hasrat untuk hidup secara berlebihan dan hanya menuruti nafsu semata.

2.Bekerja keras

Sumber: Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 
Sumber: Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 

Kerja keras yaitu kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Mereka dapat memanfaatkan waktu optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapinya. Mereka sangat bersemangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.

3.Jujur

Jujur memiliki arti berkata dengan sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan kita. Dengan menerapkan perilaku jujur kita akan senantiasa ingat kepada Tuhan. Sebagai contoh, jika kita di minta Ibu untuk membeli suatu barang dan masih ada kembaliannya, maka kita harus mengembalikan uang tersebut kepada Ibu.

Selain itu kita juga harus menanamkan sikap anti korupsi di lingkungan sekolah, dan masyarakat dengan Pendidikan Anti Korupsi. Dengan begitu generasi muda saat ini akan mendapatkan pengetahuan tentang korupsi itu apa dan bagaimana cara mencegahnya sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun