Mohon tunggu...
Healthy

Dokter Pribadi Dalam Sel?

29 Agustus 2018   21:46 Diperbarui: 29 Agustus 2018   23:09 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap bagian didalam tubuh mahkluk hidup tersusun atas satu pondasi dasar yaitu sel. Sel didalam tubuh mahkluk hidup bukan hanya sekedar pondasi utama dalam tubuh mahkluk hidup tetapi juga bagian yang mewarisi seluruh sifat kehidupan seperti reproduksi, pertumbuhan, perkembangan pemanfaatan energi, respon terhadap lingkungan, homeostasis, serta adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Sel juga memiliki sifat yang dapat mewariskan sifat genetik dari satu generasi ke generasi lain.

Didalam tubuh mahkluk hidup terdapat berbagai jenis sel yang menyusun tubuh makhluk hidup.  Lalu apa saja jenis sel didalam tubuh kita? Tubuh kita memiliki sel yang digunakan untuk menyusun dan menjalankan kehidupan dari mahkluk hidup. Lalu bagaimana jika ada salah satu dari sel tersebut mengalami kerusakan? Tubuh kita telah memiliki sebuah sel yang bertugas untuk memperbaiki yaitu stem cell.

Lalu apa itu stem cell?

Stem cell merupakan sel-sel yang cenderung membentuk jaringan baru, dengan kata lain stem cell ini merupakan sel-sel baru yang digunakan untuk mengganti sel-sel yang sudah mati. Stem cell ini berperan sebagai dokter didalam sel tubuh kita. Karena stem cell ini tubuh kita bisa menyembuhkan dirinya sediri dalam masalah-masalah tertentu. Selain berperan untuk memperbaiki sel-sel yang sudah mati, stem cell ini memiliki kelebihan lain ia dapat berdiferenisasi menjadi sel lain,seperti sel otot jantung, sel saraf, sel pencernaan.dll. Selain itu stem cell juga memiliki kemampuan untuk memperbarui dirinya sendiri,dan membuat salinan atas dirinya sendiri yang identik dengan induknya, dan tentunya kemampuan ini hanya dimiliki stem cell.

Stem cell terbagi menjadi 2 golongan yaitu berdasarkan kemampuannya berdiferenisasi dan juga berdasarkan sumber asal selnya. Berdasarkan kemampuannya berdiferenisasi stemcell dibagi menjadi: Totipoten, Pluripoten, Multipoten, dan Unipoten. Totipoten adalah sel yang memiliki kemampuan berdiferenisasi menjadi berbagai jenis sel, contohnya adalah zigot. Lalu Pluripoten adalah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm namun tidak membentuk suatu organisme baru, contohya stem. kemudian ada Multipoten, Multipoten merupakan sel yang dapat berdiferenisasi menjadi sel dewasa, contohnya stem. Dan yang terakhir adalah Unipoten, Unipoten adalah sel yang hanya dapat menghasillkan satu jenis sel tertentu.

Sedangkan berdasarkan sumber asal selnya, stemcell dibagi menjadi: stem cell embrionik, stem cell dewasa, dan stem cell fetal. Stem cell embrionik adalah stemcell yang didapatkan pada saat proses embrio dan memiliki sifat Pluripoten. Sedangkan stem Cell dewasa merupakan sekelompok sel yang belum terdiferenisasi dan terkadang masih dalam keadaan tidak aktif pada jaringan yang memiliki sifat spesifik. Stem cell dewasa ini memiliki sifat plastis yaitu dapat berdiferenisasi  menjadi sel lain disamping menjadi sel nya sendiri. Stem cell dewasa memiliki 2 jenis  yaitu yang berperan untuk membentuk darah/homatopoetik ( sel darah merah, sel darah putih, dan keping dan keping darah) dan stem cell yang berfungsi untuk membentuk tulang,otot,tendon,ligamen dan lemak. Yang terakhir adalah        stem cell fetal, yaitu stem cel primitif yang ditemukan ada organ fetus dan janin dan akan berkembang menjadi jaringan tubuh yang nerbeda dgn cepat.

Lalu bagaimana cara untuk memperoleh stem cell ini?

Terdapat 3 cara untuk memperoleh stem cell, yaitu: transplatasi sumsum tulang belakang, transplatasi  stem cell darah tepi serta transplatasi stem cell tali pusat. Mekanisme transplatasi dari sumsum tulang belakang adalah sumsum tulang belakang akan diambil dari pendonor dan disuntikan pada pembuluh vena pasien, jika berhasil maka sumsum tulang belakang pendonor akan menyatu dengan sumsum tulang terdonor. Metode ini digunakan untuk pengobatan penyakit anemia dan leukimia yang terus meningkat tingkat keberhasilannya. Tetapi cara ini juga memiliki resiko yaitu adanya kontaminasi dengan virus karena sel darah putih pada terdonor akan dihancurkan terlebih dahulu sebelum akan disuntikan sumsum tulang belakang.

Yang kedua adalah cara transplatasi stem cell darah tepi. Mekanisme transplatasi stem cell darah tepi adalah pendonor akan diberi stimulan agar stem cell hematopoetik dapat bergerak dari sumsum tulang belakang ke peredaran darah, ini dikarenakan jumlah stem cell pada darah tidak sebanyak pada sumsum tulang belakang. Cara ini memiliki keuntungan yaitu lebih mudah untuk dilakukan dan terdonor tidak akan merasa kesakitan yang berlebih, tetapi cara ini juga memiliki kelemahan dimana cara ini tidak setangguh transplatasi sumsum tulang belakang, jadi jika ada pasien yang terkena leukimia/anemia jika melakukan transplatasi stem cell dan menggunakan cara ini harus tetap dibantu menggunakan cara transplatasi sumsum tulang belakang.

Yang ketiga adalah cara transplatasi stem cell tali pusat. Mekanisme transplatasi stem cell tali pusar adalah dengan cara mengubah bahan sisa proses pertumbuhan janin menjadi sumber penyembuh bagi penyakit leukimia dan anemia. Karena ternyata di dalam tali pusar ternyata memiliki stem cell yang bahkan dinilai lebih ampuh dalam mengobati penyakit tersebut dibandingan sumsum tulang belakang dan pada darah tepi.

Semakin lama teknologi dalam dunia medis semakin berkembang pesat, tak terkecuali para ilmuwan terus berusaha mengembangkan teknologi baru yang terkadang menguncang dunia kesehatan. Salah satu teknologi tersebut yang baru berkembang akhir-akhir ini adalah terapi stem cell. Seperti yang sudah kita ketahui manfaat stem cell diatas, stem cell kini dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Terapi ini bertujuan untuk menciptakan sel baru untuk menggantikan sel rusak dalam tubuh, sehingga memungkinkan pasien sembuh dari beragam penyakit seperti jantung koroner, gagal jantung, diabetes, patah tulang gagal sambung, tulang yang hilang karena kecelakaan, osteoarthritis, cedera tulang rawan, glukoma, dan luka bakar. Penyakit yang tidak teratasi dari penyembuhan konvensionalpun bisa diatasi dengan terapi stem cell ini, karena mekanisme kerja stem cell yang menganti sel-sel yang rusak.

Jika seseorang ingin melakukan terapi stem cell ia harus memiliki tali pusar yang disimpan setelah kelahirannya, dimana tali pusat ini merupakan sumber sel induk. Atau bisa juga menggunakan talu pusar pedonor yang cocok dengan pasien. Tali pusat harus langsung disimpan usai kelahiran untuk menghindari matinya sel. Di Indonesia sendiri memang belum semua rumah sakit bisa melakukan terapi stem cell ini, tercatat  terdapat 11 rumah sakit di ndonesia yang mendapatkan ijin untuk melakukan terapi ini di antara lain, Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), RS Sutomo,RS M Djamil, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Dharmais, RS Harapan Kita, RS Hasan Sadikin, RS Kariadi, RS Sardjito, dan RS Sanglah.

"Sama seperti obat yang memiliki efek samping, tak terkecuali terapi stem cell ini. ada beberapa efek       samping yang ditimbulkan dari terapi stem cell ini yaitu GVHD (Graft Versus Host Disease), yaitu  ketika sel-sel tubuh penerima menyerang sel-sel stem cell. Selain itu ada juga penolakan organ transplasi, karena ketika melakukan transplaasi sel, sel darah putih mengira sel tersebut yang berasal dari luar sebagai musuh, lalu menyerangnya." Ujar Yvone Loh, hematologis dari Gleneagles Hospital, Singapura. (dikutip dari detik health, 20 Mei 2013)

Jika penolakan sel kemungkinan terjadinya sangat kecil, jika sel yang dimasukkan ke dalam tubuh berasal dari keluarga kemungkinan penolakan sel hanya 1%, jika sel yang dimasukan ke tubuh berasal dari orang selain keluarga resiko penolakannya, 3-5%. Tetapi jika resiko penyerangan terhadap sel yang dimasukan ke tubuh oleh sel darah putih sebesar 30-40%.

Biasa GVHD lebih banyak terjadi pada pasien yang berusia lanjut. Tetapi resiko GHVD juga terjadi jika sel yang didonorkan ke pasien tidak memiliki kecocokan sebesar 100%, tetapi operasi transplatasi sel juga tetap bisa dilkukan dengan kecocokan minimal 80%. Oleh karena itu penyakit GVHD lebih berbahaya daripada peolakan sel. Tetapi penyakit ini sudah sapat teratasi, karena jika tidak penyakit ini dapat membahayakan nyawa pasien penerima sel.

Terapi stem cell akhir-akhir ini sering digunakan, karena di klaim mampu menyembuhkan beberapa penyakit, yang cukup sulit untuk disembuhkan. Tetapi untuk melakukan terapi ini dibutuhkan biaya yang cukup tinggi. Untuk 1 buah sel dihargai Rp 1,- sedangkan untuk setiap 1 kg berat badan dibutuhkan 1-2 juta sel punca? Stem cell. Jadi jika berat badan anda 70 kg, dibutuhkan sekitar 70-140 juta sel punca. Berarti biaya yang harus dikeluarkan sebesar 70-140 juta setiap terapi. Bahkan tidak untuk mendapatkan hasil yang terbaik dibutuhkan kira-kira 3 kali terapi, yang berrti biaya yang dibutuhkan sekitar 400-600 juta.

(Dikutip dari Detik Health, 31 Juli 2018.) Penelitian terbaru dari para ilmuwan di Jepang bahwa untuk pertama kalinya akan melakukan uji coba stem cell pada manusia untuk mengobati penyakit parkinson. Para ilmuwan di Kyoto University akan menyuntikan 5 juta sel Pluripotent Stem (IPS) ke otak pasien, harapannya sel IPS mampu merangsang pembentukan sel pembentuk dopamin, tidak adanya dopamin didalam otak merupakan salah satu indikasi penyakit Parkinson. Para peneliti melakukan percobaan kepada 7 orang partisipan yang berusi 50-60 tahun, dan para peneliti akan memantau mereka selama 2 tahun. Pada penelitian sebelumnya yang dijadikan objek peelitian adalah seekor monyet, dan monyet tersebut mengalami kemajuan pergerakan. Para ilmuwan memastikan bahwa sel IPS yang disuntikan tidak akan berubah menjadi sel kanker atau tumor. Parkinson adalah penyakit saraf kronis yang menyerang sistem saraf kronis. Penderita akan mengalami kejang-kejang dan tubuh bergerak serta kesulitan bergerak dan beraktifitas.

Jika kita membaca lebih lanjut mengenai produk dari stem cell ini, ternyata stem cell tidak hanya merupakan sel biotik yang ada didalam tubuh manusia. 3 tahun yang lalu para ilmuwan menemukan sebuah apel collagen atau apel stem cell yang berasal dari pegunungan Swiss Utara. Buah apel ini memiliki keunikan dimana ia mampu mengobati sendiri luka di kulit pohon apel tersebut sesaat setelah digores. Dari fakta inilah memicu para ilmuwan untuk melakukan penelitin dan mengembangkan sel induk apple collagen yang memiliki kemampuan menyembuhkan diri. Sel induk apel stem cell ini memiliki kemampuan untuk mengaktifkan sel punca yang ada didalam tubuh, dan para ilmuwan merasa bahwa kandungan sel yang ada didalam apel ini mampu meregenarasi sel-sel yang ada didalam tubuh manusia, sehingga sangat cocok untuk pengobatan kecantikan. Selain itu fungsi dari apel ini adalah untuk memperbaiki sel yang rusak, memperbaiki kualitas tidur, melembabkan kulit, mencegah jerawat, mencegah komedo, mencerahkan kulit, dan mencegah keriput di kulit.

Menurut pendapat saya pengambilan plasenta bayi yang digunakan untuk melakukan terapi stem cell ini memang tidak ada masalah dan menurut saya itu bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang termasuk penyakit syaraf kronis, selama pasien memiliki plasentanya yang masih aktif atau mendapatkan pendonor plasenta yang cocok dengan pasien. Tetapi kemungkinan hal tersebut terjadi sangatlah kecil, dimana jarang sekali orang yang masih menyimpan plasenta yang masih aktif dan menemukan pendonor plasenta yang sesuai. Tetapi jika plasenta tersebut diambil ketika janin masih berada didalam kandungan, saya merasa bahwa hal tersebut kurang baik untuk dilakukan selain karena akan menggangu tumbuh kembang janin, itu juga akan membahayakan nyawa dari si ibu. Selain itu pada saat ini banyak orang-orang yang mencari plasenta bayi dari tindakan aborsi untuk memenuhi kebutuhan terapi stem cell ini. menurut saya hal ini adalah hal yang sangat tidak pantas untuk dilakukan, karena jika hal itu terus dilakukan berarti kita mendukung tindakan aborsi, yang jelas-jelas sudah dilarang oleh negara. Dan jika kita terus menerus mengandalkan plasenta dari bayi yang baru lahir, berapa banyak plasenta yang dibutuhkan serta berapa banyak bayi yang harus terbahayakan keselamatannya hanya untuk mengambil plasenta dari bayi tersebut. Karena itu sama saja kita akan menganggu tumbuh kembang dari janin tersebut, dan dapat menyebabka janin tersebut tumbuh menjadi bayi yang tidak normal.

Lalu menurut saya para pengembang teknologi ini harus menemukan alat untuk mengkloning jaringan plasenta dari setiap golongan, sehingga kebutuhan plasenta untuk terapi stem cell ini dapat terpenuhi. Selain itu para peneliti juga harus menemukan alat penyimpanan bagi plasenta hasil

kloning tersebut agar tetap aktif, dan dapat digunakan untuk terapi stem cell ini.

sumber-sumber pendukung

https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4142719/pertama-kalinya-uji-coba-stem-cell-pada-manusia-untuk-obati-parkinson

https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-2250170/ini-efek-samping-transplatasi-stem-cell-yang-paling-banyak-dan-fatal

https://amp.tirto.id//terapi-stem-cell-dan-berharganya-cell-manusia-cymR

https://gravitime.net//2017/10/apa-itu-stem-cell-pengertian-jenis-stem-cell-cara-memperoleh-manfaat.html

http://wartakota.tribunnews.com/2016/11/06/wow-biaya-terapi-cell-punca-rp-140-jutaterapi

http://wartakota.tribunnews.com/amp/2015/03/24/apel-stemcell-diyakini-bisa-meregenerasi-cell

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun