Setiap bagian didalam tubuh mahkluk hidup tersusun atas satu pondasi dasar yaitu sel. Sel didalam tubuh mahkluk hidup bukan hanya sekedar pondasi utama dalam tubuh mahkluk hidup tetapi juga bagian yang mewarisi seluruh sifat kehidupan seperti reproduksi, pertumbuhan, perkembangan pemanfaatan energi, respon terhadap lingkungan, homeostasis, serta adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Sel juga memiliki sifat yang dapat mewariskan sifat genetik dari satu generasi ke generasi lain.
Didalam tubuh mahkluk hidup terdapat berbagai jenis sel yang menyusun tubuh makhluk hidup. Â Lalu apa saja jenis sel didalam tubuh kita? Tubuh kita memiliki sel yang digunakan untuk menyusun dan menjalankan kehidupan dari mahkluk hidup. Lalu bagaimana jika ada salah satu dari sel tersebut mengalami kerusakan? Tubuh kita telah memiliki sebuah sel yang bertugas untuk memperbaiki yaitu stem cell.
Lalu apa itu stem cell?
Stem cell merupakan sel-sel yang cenderung membentuk jaringan baru, dengan kata lain stem cell ini merupakan sel-sel baru yang digunakan untuk mengganti sel-sel yang sudah mati. Stem cell ini berperan sebagai dokter didalam sel tubuh kita. Karena stem cell ini tubuh kita bisa menyembuhkan dirinya sediri dalam masalah-masalah tertentu. Selain berperan untuk memperbaiki sel-sel yang sudah mati, stem cell ini memiliki kelebihan lain ia dapat berdiferenisasi menjadi sel lain,seperti sel otot jantung, sel saraf, sel pencernaan.dll. Selain itu stem cell juga memiliki kemampuan untuk memperbarui dirinya sendiri,dan membuat salinan atas dirinya sendiri yang identik dengan induknya, dan tentunya kemampuan ini hanya dimiliki stem cell.
Stem cell terbagi menjadi 2 golongan yaitu berdasarkan kemampuannya berdiferenisasi dan juga berdasarkan sumber asal selnya. Berdasarkan kemampuannya berdiferenisasi stemcell dibagi menjadi: Totipoten, Pluripoten, Multipoten, dan Unipoten. Totipoten adalah sel yang memiliki kemampuan berdiferenisasi menjadi berbagai jenis sel, contohnya adalah zigot. Lalu Pluripoten adalah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm namun tidak membentuk suatu organisme baru, contohya stem. kemudian ada Multipoten, Multipoten merupakan sel yang dapat berdiferenisasi menjadi sel dewasa, contohnya stem. Dan yang terakhir adalah Unipoten, Unipoten adalah sel yang hanya dapat menghasillkan satu jenis sel tertentu.
Sedangkan berdasarkan sumber asal selnya, stemcell dibagi menjadi: stem cell embrionik, stem cell dewasa, dan stem cell fetal. Stem cell embrionik adalah stemcell yang didapatkan pada saat proses embrio dan memiliki sifat Pluripoten. Sedangkan stem Cell dewasa merupakan sekelompok sel yang belum terdiferenisasi dan terkadang masih dalam keadaan tidak aktif pada jaringan yang memiliki sifat spesifik. Stem cell dewasa ini memiliki sifat plastis yaitu dapat berdiferenisasi  menjadi sel lain disamping menjadi sel nya sendiri. Stem cell dewasa memiliki 2 jenis  yaitu yang berperan untuk membentuk darah/homatopoetik ( sel darah merah, sel darah putih, dan keping dan keping darah) dan stem cell yang berfungsi untuk membentuk tulang,otot,tendon,ligamen dan lemak. Yang terakhir adalah     stem cell fetal, yaitu stem cel primitif yang ditemukan ada organ fetus dan janin dan akan berkembang menjadi jaringan tubuh yang nerbeda dgn cepat.
Lalu bagaimana cara untuk memperoleh stem cell ini?
Terdapat 3 cara untuk memperoleh stem cell, yaitu: transplatasi sumsum tulang belakang, transplatasi  stem cell darah tepi serta transplatasi stem cell tali pusat. Mekanisme transplatasi dari sumsum tulang belakang adalah sumsum tulang belakang akan diambil dari pendonor dan disuntikan pada pembuluh vena pasien, jika berhasil maka sumsum tulang belakang pendonor akan menyatu dengan sumsum tulang terdonor. Metode ini digunakan untuk pengobatan penyakit anemia dan leukimia yang terus meningkat tingkat keberhasilannya. Tetapi cara ini juga memiliki resiko yaitu adanya kontaminasi dengan virus karena sel darah putih pada terdonor akan dihancurkan terlebih dahulu sebelum akan disuntikan sumsum tulang belakang.
Yang kedua adalah cara transplatasi stem cell darah tepi. Mekanisme transplatasi stem cell darah tepi adalah pendonor akan diberi stimulan agar stem cell hematopoetik dapat bergerak dari sumsum tulang belakang ke peredaran darah, ini dikarenakan jumlah stem cell pada darah tidak sebanyak pada sumsum tulang belakang. Cara ini memiliki keuntungan yaitu lebih mudah untuk dilakukan dan terdonor tidak akan merasa kesakitan yang berlebih, tetapi cara ini juga memiliki kelemahan dimana cara ini tidak setangguh transplatasi sumsum tulang belakang, jadi jika ada pasien yang terkena leukimia/anemia jika melakukan transplatasi stem cell dan menggunakan cara ini harus tetap dibantu menggunakan cara transplatasi sumsum tulang belakang.
Yang ketiga adalah cara transplatasi stem cell tali pusat. Mekanisme transplatasi stem cell tali pusar adalah dengan cara mengubah bahan sisa proses pertumbuhan janin menjadi sumber penyembuh bagi penyakit leukimia dan anemia. Karena ternyata di dalam tali pusar ternyata memiliki stem cell yang bahkan dinilai lebih ampuh dalam mengobati penyakit tersebut dibandingan sumsum tulang belakang dan pada darah tepi.
Semakin lama teknologi dalam dunia medis semakin berkembang pesat, tak terkecuali para ilmuwan terus berusaha mengembangkan teknologi baru yang terkadang menguncang dunia kesehatan. Salah satu teknologi tersebut yang baru berkembang akhir-akhir ini adalah terapi stem cell. Seperti yang sudah kita ketahui manfaat stem cell diatas, stem cell kini dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Terapi ini bertujuan untuk menciptakan sel baru untuk menggantikan sel rusak dalam tubuh, sehingga memungkinkan pasien sembuh dari beragam penyakit seperti jantung koroner, gagal jantung, diabetes, patah tulang gagal sambung, tulang yang hilang karena kecelakaan, osteoarthritis, cedera tulang rawan, glukoma, dan luka bakar. Penyakit yang tidak teratasi dari penyembuhan konvensionalpun bisa diatasi dengan terapi stem cell ini, karena mekanisme kerja stem cell yang menganti sel-sel yang rusak.