Masing-masing orang mengalami dan memproses duka dengan caranya sendiri yang unik. Waktu yang dibutuhkan oleh tiap-tiap orang juga berbeda.
Sayangnya kita sering melabeli duka yang kita alami ataupun yang orang alami dengan perspektif yang keliru.
Seringkali kita menjadi kurang sabar dengan diri sendiri atau merasa bersalah karena tampaknya kita membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi rasa duka. Atau kita tidak berduka “sebagaimana mestinya”. Tekanan untuk mengatasi rasa duka dengan segera, menjadi lebih berat jika dikaitkan dengan religiositas keimanan.
Padahal kesembuhan dari duka cita merupakan perjalanan multidimensi. Banyak faktor yang mempengaruhi. Tidak ada benar salah dalam proses duka cita.
Berdasarkan pengalaman banyak orang, proses berduka akibat kematian orang yang dikasihi bukan merupakan proses move-on, di mana kita meninggalkan kondisi duka menuju ke hal yang berbeda, yang terjadi dalam satu waktu dengan cepat.
Proses berduka merupakan proses yang move forward, di mana kemajuan berlangsung secara bertahap.
Seiring waktu, kita dapat menerima realita bahwa orang yang dikasihi telah meninggalkan kita dan tidak akan pernah kembali.
Kematian orang yang dikasihi menyebabkan rasa kehilangan dalam diri kita, tapi kita bisa hidup dengan kenyataan itu dan melanjutkan hidup.
Dilansir dari WebMD, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pada saat mengalami dukacita akibat kematian orang terkasih.
1. Ambil waktu untuk berduka
Jangan paksa diri untuk segera mengatasi rasa duka dan kehilangan. Tiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda.