Setelah sampai di meja kerjanya, diletakkannya kardus di pojok ruangan. Kemudian dia berjalan menuju ruangan bosnya, si algojo. Ruangan itu terbuka. Mas Keanu melongok ke dalam dan melihat bosnya sedang berjongkok seperti sedang mencari-cari dokumen di laci bagian bawah lemari. Kebetulan, pikirnya. Dia pun segera mengambil kardus yang sudah dia siapkan semalam. Lalu dia masuk ke dalam ruangan. Dia masukkan kardus itu ke kepala bos nya. Bosnya pun kaget.
“Hei, apa-apain ini?”, ujarnya.
Namun mas Keanu tidak berhenti berusaha memasukkan kardus itu ke tubuh sang bos. Sang bos pun gelagapan berusaha melawan. Namun gagal. Lalu si bos terduduk, dia menjadi panik. Berada di dalam kardus membuat kepalanya pusing. Kemudian dia menjerit-jerit. Mas Keanu tetap dengan rencananya untuk mengkarduskan si bos.
Teriakan si bos menimbulkan keributan hingga orang-orang berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Pihak keamanan yang bertugas di lantai gedung itu pun akhirnya turun tangan, berusaha menjauhkan mas Keanu dari bosnya. Akhirnya mas Keanu dapat dibekuk dan digelandang ke ruang keamanan yang berada di dekat parkiran. Mas Keanu pun diinterograsi.
“Kok saya ditangkap sih, Pak. Saya kan cuma ikuti saran Marie Kondo. Kata Bu Marie, semua yang gak spark joy, gak membuat bahagia mesti dikardusin. Nah, bos saya itu kan sumber masalahnya yang buat saya gak bahagia. Benar toh pak tindakan saya?”.
Petugas keamanan pun tidak bisa berbuat apa-apa, hanya geleng-geleng kepala. “Dasar stress nih orang”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H