“Boleh deh, mas bro”.
Sepulang dari kantor, mas Keanu pun mendiskusikan pembicaraannya siang ini dengan Brad Pitt ke mbak Sandra. Bersama mbak Sandra, mas Keanu menonton streaming TV show Marie Kondo. Setelah menonton, mba Sandra pun berkata. “Bener juga sih, mas. Barang-barang di rumah kita terlalu banyak. Sumpek ya”
“Makanya, dik. Si Brad Pit kan uda praktekkin. Beneran ngaruh sih kata dia”
“Boleh deh, mas. Nanti minta tolong mbok Iyem bantuin”
Akhirnya saat liburan, mas Keanu dan Mba Sandra yang dibantu mbok Iyem beres-beres rumah. Mulai dari memilah baju-baju yang tidak terpakai lagi, koran-koran dan majalah-majalah bekas, kipas angin rusak dan sepeda rusak. Panci-panci yang pegangannya sudah lepas, botol-botol kosong, pernak-pernik yang sudah usang.
Setelah 2 minggu mencicil beres-beres rumah, rumah mas Keanu dan mbak Sandra pun jadi lebih rapi dan lebih lega. Senang rasanya mas Keanu dengan suasana baru di rumahnya. Di kantor juga mas Keanu membersihkan semua dokumen yang menumpuk. Semua dokumen lama dimasukkan ke kardus dan disimpan di ruang arsip. Hanya 1 binder yang ada di atas meja karena memang diperlukan untuk proyek yang sekarang ditanganinya. Mouse-mouse rusak, baterai bekas, kalender meja jadul, pulpen dan stabilo yang sudah tidak terpakai lagi, semuanya dibuang ke tong sampah. “Lega”, pikir mas Keanu.
Setelah 3 bulan berlalu, mas Keanu menjadi bingung kenapa dia masih tidak merasa bahagia juga. Padahal semua barang-barang yang tidak membuatnya bahagia, termasuk barang-barang pemberian mantan yang tidak sengaja terbawa, juga sudah dibuang. “Apa yang salah?”, pikir mas Keanu saat duduk-duduk di teras rumahnya. Hubungannya dengan mbak Sandra baik-baik saja. Anaknya Harry juga baik-baik saja. Walaupun kadang-kadang si Harry nakal, masih tahap wajar. Saat malam tiba, mas Keanu pun tidak bisa tidur. Akhirnya dia hanya memandang wajah istrinya yang sudah tidur pulas. Sambil memandang wajah istrinya, mas Keanu menyadari betapa sayangnya dia kepada mbak Sandra. Mbak Sandra selalu baik, sabar, gak neko-neko, gak nuntut macam-macam, jago memasak juga.
Setelah puas memandang wajah mbak Sandra dalam diam, mas Keanu pun keluar dari kamar menuju kamar Harry. Dipandanginya wajah anak satu-satunya. Harry yang tingkah lakunya selalu membuat mas Keanu tertawa. Kadang memang ngeselin kalau lagi tantrum. Tapi toh Harry gak sering tantrum. Gak rewel juga. Makan juga gak susah. Dikecupnya kening anaknya itu. Lalu dia kembali ke kamarnya.
Mas Keanu masih juga tidak bisa tidur. Dia bertanya-tanya sebenarnya sumber masalahnya di mana. Lalu dia berusaha merunut kembali kejadian-kejadian yang membuatnya jengkel dan marah. Dia lalu menyadari bahwa biang keladinya adalah bosnya, si aljogo. Mas Keanu pun kemudian berpikir apa yang akan dia lakukan terhadap algojo. Lalu muncul ide di kepalanya. Bagaimana kalau dia menerapkan anjuran Marie Kondo? Si algojo dikarduskan saja sama seperti dia mengkarduskan barang-barang rusak dan tak terpakai.
Mas Keanu pun kemudian bergerak ke belakang rumah. Ada ruang kecil yang dijadikan gudang. Lalu mas Keanu mengambil kardus bekas kulkas yang disimpan rapi di sana. Dia bawa kardus yang berukuran setinggi orang dewasa itu ke dapur. Lalu mas Keanu pun mengambil gunting dan lakban. Direkatkannya sisi-sisi kardus sehingga menjadi kotak yang bagian atasnya terbuka. Lalu, dia masukkan kardus ke mobil.
“Besok pagi aku bawa kardus ini ke kantor. Akan aku kardusin si algojo”, pikirnya. Setelah menyiapkan rencana untuk besok, Mas Keanu pun merasa lega. Dan akhirnya, dia bisa tidur. Esok harinya, mas Keanu meminta mba Sandra untuk mengantar Harry ke sekolah karena dia akan berangkat ke kantor lebih pagi. Sesampai di kantor, mas Keanu membawa kardus yang telah dia siapkan dari rumah menuju kubikelnya dengan menggunakan lift barang.