Mas Keanu Reeves akhir-akhir ini merasa hidupnya ngelangsa. Rasa bosan melanda sampai ke ubun-ubun. Pagi-pagi bangun tidur, dia merasa berat melangkah bersiap-siap ke kantor. Sarapan yang disediakan sang istri, Mbak Sandra Bullock, juga terasa hambar. Setelah mengantarkan anaknya, Harry, ke sekolah yang berada masih di dalam kompleks rumahnya, dia pun memacu kendaraan memecah jalanan menuju kantor.
Sampai di kantor, mas Keanu pun duduk di kubikelnya dengan pandangan kosong. Meja kerja yang penuh dengan dokumen menambah mumet suasana. Dinyalakannya komputer, dibukanya file draf laporan yang sudah mendekati tenggat waktu. Dia paksakan untuk berkosentrasi. Tapi usahanya tampak sia-sia. Pikiran kosong melayang entah kemana. Setelah beberapa menit bengong, mas Keanu sadar dia harus segera menyelesaikan laporannya. Kalau tidak, bisa-bisa dia diomelin oleh atasannya, Arnold Shwarzenegger, yang suaranya menggelar saingan dengan petir. Kerjanya hanya marah-marah buat hati dongkol. Dikerjakan salah, gak dikerjakan salah. Belum lagi hinaan demi hinaan yang dia terima. Dibilang bodoh, dungu, gak becus, sudah jadi makanan sehari-hari. Tapi mas Keanu mencoba bersabar.
“Sialan! Dari tadi kok aku gak bisa mikir”, batinnya. Padahal tadi pagi sudah sarapan ubi rebus dan secangkir kopi. Mungkin kalau tambah 1 cangkir kopi lagi, dia bisa dapat inspirasi. Tapi ternyata sama saja. Pikirannya mampet kayak selokan mampet. Hingga jam istirahat, tak ada satu katapun yang berhasil dia ketik di komputernya. Akhirnya, pada jam istirahat, dia memutuskan untuk curhat saat makan siang dengan Brad Pitt, teman baiknya.
“Mas bro, aku kok heran ya dengan diri sendiri. Akhir-akhir ini kok aku gak bisa mikir ya”, ujarnya sambal menguyah nasi padang di mulutnya. “Emangnya lu kenape? Mikirin apa lu? Cicilan lu yang numpuk?”. Makanya gue bilang juga apa, jangan ambil kreditan mobil. Berat cicilannya. Lu sih ga percaya gue”.
“Iya sih, aku jadi banyak cicilan sekarang. Belum lagi biaya sekolah si Harry. Tapi kasihan juga kalau ke mana-mana naik motor, si Harry dibonceng duduk di tengah-tengah. Gak nyaman, mas bro. Makanya aku bela-belain nyicil mobil. Untungnya, istriku Sandra, pinter ngatur uang. Jadi gak seret-seret amat lah”.
“Lah, terus masalah lu ape sampai gak bisa mikir”.
“Nah, itu dia aku juga bingung, mas bro. Perasaan di rumah baik-baik aja. Kalau di kantor, noh si algojo, ngeselin banget. Mana dekat dateline lagi”.
“Kalau kata gue, si algojo cuekin aja. Ikutin aja maunya die”
“Aku uda ikutin mas bro. Kemarin dia bilang dele, besok tempe. Eh, kalau kita ingetin, dia malah nyolot, nyuruh kita diem. Bener-bener aku uda gak semangat kerja, mas bro. Minggu lalu online meeting, eh aku dimarahin habis-habisan. Padahal ada si Tom Cruise sama Mba Salma Hayek dari divisi sebelah ikutan meeting. Aku kan malu mas bro. Aku uda gak tahan kerja kayak gini. Aku mau resign bro”.
“Serius lu? Lagi covad covid gini. Susah tahu cari kerja. Yang ada malah orang di-PHK”
“Habis gimana lagi, mas bro. Aku udah bener-bener muak dengan kondisi kayak gini”