Mohon tunggu...
Helena
Helena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Memiliki ketertarikan akan isu terbaru di dunia yang akan memberikan tanggapan, review akan fenomena yang terjadi di dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku: Melintas Perbedaan Suara Perempuan, Agensi, dan Politik Solidaritas

4 Juni 2022   13:08 Diperbarui: 4 Juni 2022   13:13 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

IDENTITAS BUKU

Judul : Melintas Perbedaan: Suara Perempuan, Agensi, dan Politik Solidaritas

Editor : Rachmi Diyah Larasati dan Ratna Noviani

Format: Soft Cover

Tebal Buku : 311 halaman

ISBN: 978-602-481-623-0

ISBN Digital : 978-602-481-624-7

Bahasa: Indonesia

Tanggal Terbit: Agustus 2021

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Tidak dapat kita hindari jika di era sekarang masih banyak yang menganggap perempuan adalah kaum yang rendah atau lemah. Sehingga, sulit untuk menempatkan wanita sebagai manusia yang memiliki identitas yang sederajat dengan laki-laki dan hal ini juga masih terjadi di Indonesia. Bahkan masih banyak suara wanita yang dibungkam karena stigma negatif mengenai wanita. Mungkin dari kita sudah mengenal manel atau all Male Panel Discussion 

adalah forum diskusi yang berisi para  narasumber, pembicara kunci bahkan pembahas oleh laki-laki. Manel memiliki intensitas yang dapat dikategorikan cukup tinggi terutama di Indonesia sehingga, Valeria Juliand 

selaku Kepala Perwakilan PBB di Indonesia telah menginisiasi adanya program No Manel Pladge sebagai bentuk reaksi dari fenomena Manel agar berakhir. Karena hal ini secara jelas menginklusifkan gender dan membuat tidak ada ruang nya seorang perempuan berbicara. Tidak dapat dibayangkan jika Manel mendominasi di Indonesia karena, dapat terlihat kesenjangan identitas gender terutama bagi perempuan di Indonesia.

            Oleh sebab itu dalam buku ini telah dipaparkan pemikiran kritis para feminisme dalam menanggapi isu-isu dunia untuk memberi ruang bagi perempuan untuk dapat berekspresi. Karena pada dasarnya, semua orang bukan saja perempuan juga kaum minoritas berhak untuk mengutarakan pendapat. Dengan bersuara membantu memperjuangkan untuk mendapatkan kebebasan. Sebagai contoh, adanya sikap rasis terhadap kulit warna hitam 

di Amerika Serikat yang membuat segenap masyarakat melakukan demo besar untuk menyuarakan Black Lives Matter yaitu memperjuangkan hak para kulit hitam untuk berhak hidup dan di manusiakan apalagi dengan adanya kasus 

George Floyd yaitu orang kulit hitam yang menjadi korban kekerasan polisi di Amerika. Dengan adanya peristiwa tersebut tentu, dengan ini menjadi perhatian di seluruh dunia terutama di Indonesia, seperti yang telah kita ketahui bahwa masih banyak 

saudara kita di Papua yang masih dikucilkan dan dilakukan semena-mena. Diharapkan melalui buku ini juga sebagai bentuk upaya mengenal dan memahami dedikasi seorang perempuan dalam mengedepankan perbedaan dan keanekaragaman serta memberikan motivasi dan pendorong bagi kaum mayoritas untuk mau bersuara dan mengurangi tindakan penindasan terhadap kaum minoritas. Dalam buku ini akan memaparkan diskusi yang telah dibagi menjadi empat bagian. 

Pada bagian pertama akan membahas kekuasaan dan struktur sosial;bagian kedua membahas mengenai subjek,hasrat, dan teknologi; pada bagian ke tiga membahas tubuh dan politik perbedaan; serta bagian yang terakhir yaitu bagian ke empat akan membahas agama dan politik identitas.

            Kelebihan dari buku ini adalah memiliki daya tarik pada covernya dan walau hanya dibaca dari judulnya saja bagi individu yang memiliki ketertarikan pada dunia politik, sosiologi, feminisme, kewarganegaraan dan isu terkini yang sedang terjadi pasti buku ini memiliki daya pikat. Buku ini juga dikemas dalam bentuk diskusi dan tiap diskusi telah dibagi menjadi beberapa bagian yang berisi tulisan–tulisan dengan membahas sesuai tema yang dibicarakan, dengan ini akan

 membantu pembaca karena buku telah terstruktur dan disusun secara rapi. Di dalam buku ini juga terdapat sinopsis sebelum dijabarkan lebih dalam di dalam bagianya sehingga dapat memberi gambaran serta panduan pada pembaca bahwa, akan ada informasi apa saja yang akan disampaikan dan tidak lupa buku ini diisi oleh pemikir kritis perempuan yang menyampaikan pandangan dari sudut atau potret yang berbeda sehingga, pembaca akan 

mendapat ilmu baru untuk dapat bertahan dan mengetahui cara bersikap di era modern yang juga dikaitkan dengan kehidupan dan isu yang terjadi di Indonesia. Buku ini juga memberi pengenalan para penulis serta latar belakang para pemikir perempuan sehingga, para pembaca dapat dengan mudah mengaitkan penulis dari latar belakang mereka dengan pemikiran yang telah dituangkan dalam buku

            Buku ini juga memiliki kekurangan, karena buku ini berisi diskusi dari pemikir kritis perempuan pastinya menggunakan bahasa akademik yang susah dimengerti bagi banyak orang. Sehingga, daya minat untuk membaca akan terhalang karena adanya beberapa bahasa yang susah dimengerti dan perlu dipelajari terlebih dahulu karena, pasti kita tidak akan bisa menangkap pembahasan dan informasi apa yang akan disampaikan jika tidak 

memahami kata yang telah diterapkan. Sayangnya, buku ini seharusnya dapat berguna dan dimengerti bagi banyak kalangan karena, buku ini juga sebagai bentuk upaya mengangkat derajat identitas perempuan untuk memiliki ruang mengutarakan pendapat.

            Berdasarkan pemaparan secara keseluruhan buku dimulai dari bagian pertama hingga bagian keempat telah berhasil dikemas secara tersruktur dan disusun secara rapi. Isi buku ini terbagi menjadi empat bagian yang tiap bagian akan membahas sesuai judul yang berdiskusi mengenai pemikiran kritis perempuan yang berbicara mengenai politik, ekonomi, gender dan isu-isu lainnya serta penulis  juga mengkaitkannya dengan kultural di Indonesia. 

Dengan membaca buku ini dapat membuka pemikiran kita serta memberi pengetahuan secara global, sistematis dan mengetahui isu terkini yang sedang terjadi. Tetapi, buku ini tidak dapat diterima oleh seluruh lapisan masyakat karena berdasarkan kekurangan yaitu buku ini menggunakan bahasa akademik dan sulit untuk dipahami bagi orang awam. Sehingga, buku ini bagus ditujukan untuk para akademisi, mahasiswa dan masyarakat 

yang tertarik tentang isu humanisme, gender, feminisme, politik, ekonomi, sosiologi, dan kewarganegaraan. Diharapkan dengan adanya buku ini bisa menjadi ruang bagi para perempuan dan kaum minoritas bahwa, mereka memiliki ruang untuk bersuara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun