Dikutip dari www.forestdigest.com bahwa menurut laporan PBB yang berjudul Global Land Outlook yang dirilis pada 27 April 2022 Menyatakan bahwa bumi mengalami degradasi lahan di bumi mencapai 40% luas permukaan tanah di planet ini. Populasi manusia yang terus bertambah mendorong kerusakan lahan. Sebagian besar pemicunya karena produksi pangan, disusul akibat konsumsi barang lain seperti pakaian. Pangan, papan, dan sandang yang menjadi kebutuhan manusia mengakibatkan kerusakan lingkungan alam pada bumi
Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan (Rochaida, 2016) penduduk merupakan beban bagi pembangunan. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang semakin lama semakin banyak pula seiring dengan perkembangan jumlah penduduk tersebut. Pendapat ini juga didukung oleh teori dari Malthus yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk menurut deret ukur sementara pertumbuhan bahan makanan menurut deret hitung. Simpulan dari pandangan pesimis ini adalah bukan kesejahteraan yang didapat tapi justru kemelaratan akan di temui bilamana jumlah penduduk tidak dikendalikan dengan baik.
Dari permasalahan diatas bahwa dapat dilihat dengan populasi dunia yang mencapai 8 miliar jiwa ini sudah dipastikan sebagai faktor masalah-masalah sosial yang berkembang di setiap negara di dunia ini, seperti yang dikatakan tadi bahwa manusia akan menjalini kehidupan yang ironis akibat seperti terjadinya kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial, penyakit, konflik akan selalu terjadi dan tidak dapat dihentikan jika populasi dunia akan terus bertambah dan tidak ada upaya penanganan yang tepat dari setiap negara yang ada di dunia ini dalam mengatasi laju penduduk yang pesat.Â
Disinilah peran pemerintah dan masyarakat dunia yang harus bersinergi menahan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai upaya dan kebijakan yang sesuai dengan norma dan kebudayaan yang berlaku di setiap negara, karena manusia memiliki hak untuk melanjutkan keturunan, sehingga perlu pentingnya kebijakan dan peraturan yang tetap memperhatikan hak asasi manusia.Â
Peran dan kesadaran dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri yang sejatinya bisa membuat kehidupan yang ironis menjadi kehidupan yang diimpi-impikan oleh semua manusia dimana kehidupan yang bebas dari kesusahan, kesengsaraan, dan kekhawatiran akan tidak bisa melanjutkan kehidupan di dunia ini.
Sumber
Rochaida, E. (2016). Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Keluarga Sejahtera di Provinsi Kalimantan Timur. In Forum Ekonomi (Vol. 18, No. 1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H