Mohon tunggu...
helba jahariperanginangin
helba jahariperanginangin Mohon Tunggu... Jurnalis - uksw'19

universitas kristen satya wacana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Peluang Besar Milenial Dalam Usaha Pertanian Organik

4 Juli 2023   10:45 Diperbarui: 4 Juli 2023   11:00 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto sendiri

Generasi milenial merupakan generasi yang sangat berkompeten dalam segala bidang, baik dalam  kekuatan mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pertanian. 

Sebagai generasi yang semakin sadar akan pentingnya lingkungan dan kesehatan, milenial tertarik untuk mempelajari dan mengadopsi praktik pertanian organik. 

Pertanian organik menawarkan pendekatan yang berkelanjutan, sehat, dan ramah lingkungan untuk memproduksi makanan. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pertanian organik menginspirasi generasi milenial dan mempengaruhi masa depan pertanian.Pertanian organik telah menjadi tren yang berkembang pesat di seluruh dunia. 

Dukungan yang semakin tinggi terhadap makanan sehat, kesadaran lingkungan, dan kebutuhan akan keberlanjutan telah menciptakan peluang usaha yang menarik dalam bidang pertanian organik.

Ada beberapa aspek yang dapat dilihat dalam pertanian organik seperti :

1.Kesadaran Lingkungan dan Kesehatan
Generasi milenial tumbuh dengan akses informasi yang luas dan mudah melalui internet. Mereka semakin menyadari dampak negatif penggunaan pestisida dan bahan kimia dalam pertanian konvensional terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. 

Sebagai tanggapan, mereka beralih ke pertanian organik yang menggunakan metode alami dan ramah lingkungan untuk menjaga kesuburan tanah, mengendalikan hama, dan memproduksi makanan yang sehat dan bebas dari residu kimia berbahaya.

2.Kualitas dan Keaslian Produk
Milenial cenderung lebih peduli dengan kualitas dan keaslian produk yang mereka konsumsi. Mereka mencari makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga bebas dari bahan tambahan dan residu pestisida. 

Pertanian organik memberikan jaminan bahwa produk-produk tersebut diproduksi dengan standar yang ketat, menggunakan bahan-bahan alami, dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. 

Para petani organik juga sering menggunakan varietas heirloom dan metode tradisional dalam budidaya tanaman, yang memberikan hasil yang lebih autentik dan beragam .

3.Pendekatan Berkelanjutan

Generasi milenial memiliki kepedulian yang tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan dan perlindungan sumber daya alam. Pertanian organik memainkan peran penting dalam mempromosikan pendekatan berkelanjutan dalam produksi pangan. 

Metode pertanian organik, seperti pengomposan, penanaman interkrop, dan penggunaan pupuk hijau, membantu menjaga kualitas tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan mengurangi erosi tanah. Selain itu, pertanian organik juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

4.Teknologi dan Inovasi

Generasi milenial telah tumbuh dengan perkembangan teknologi yang pesat. Mereka menggunakan teknologi dan inovasi untuk memperbaiki efisiensi dan produktivitas dalam pertanian organik. 

Aplikasi seluler, sensor pintar, dan penggunaan data analitik membantu petani organik dalam memantau tanaman, memprediksi cuaca, dan mengelola sumber daya dengan lebih efisien. 

Milenial juga semakin tertarik pada konsep pertanian perkotaan, dengan menggabungkan teknologi canggih seperti hidroponik dan aquaponik untuk menghasilkan makanan organik di lingkungan perkotaan yang terbatas.

5.Kewirausahaan dan Pemasaran

Pertanian organik menawarkan peluang kewirausahaan yang menarik bagi generasi milenial. Banyak milenial yang melihat pertanian organik sebagai cara untuk menciptakan usaha yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif pada masyarakat. 

Mereka berinovasi dalam pengembangan produk organik, seperti makanan ringan organik, produk olahan, atau pemrosesan makanan organik. 

Selain itu, milenial juga menggunakan media sosial dan platform online untuk memasarkan produk mereka kepada konsumen yang sadar akan kesehatan dan lingkungan.

Salah satu contoh generasi milenial yang sudah mengembangkan pertanian organik secara konvensional adalah shofyan adi C.S.P., yang merupakan owner dari Sayur Organik Merbabu (SOM). 

Pada saat kuliah lapangan ketempatnya beliau mengatakan bahwa dia membuat pertanian secara organik ini karena ia merasa bahwa pertanian yang dia kelola sebelumnya mengalami kegagalan dan penurunan hasil dan dia berambisi untuk memuluihkan tanah agar sehat.

Pada SOM mereka menanam dan memproduksi lebih dari 50 sayuran mulai dari sawi, kol, tomat yang sudah masuk dalam sertifikasi organik dan halal oleh MUI. Selain hanya mengembangkan pertanian organik, Dia juga membentuk sebuah kelompok tani yang bernama P4S Citra Muda.  

Kelompok tani tersebut beranggotakan orang yang masih muda atau milenial dengan kegiatan beragam mulai dari penanaman, pemeliharaan hingga panen dan pasca panen bekerja sama dalam melaksanakannya. 

Pada saat kunjungan yang kami lakukan pada tanggal 1 juli 2023, Owner dari SOM membagikan sebuah pelajaran yang sangat berharga kepada generasi muda tentang pertanian organik. 

Pertanian organik itu sendiri adalah sistem pertanian yang menjaga kesehatan. SOM juga sudah menerapkan pertanian organik 3.0 untuk menjaga ketahanan pangan. 

Dalam strategi ini dia bekerjasama dengan masyarakat lokal untuk menjaga lingkungan serta pemasaran yang baik. Dari contoh tersebut kita dapat belajar dan bisa mengembangkan kalau ada ide membuat  usaha pertanian organik.

naahhh, apakah generasi muda sekarang tertarik dalam bidang pertanian organik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun