Mohon tunggu...
Helan SiNenda
Helan SiNenda Mohon Tunggu... -

belajar menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Cinta Itu Pergi

11 Januari 2012   08:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:02 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keadaan saat itu sangat menyedihkan. Mama menarikku, menjauhkanku darimu, berusaha menenangkanku. "Rangga udah ga ada Nad, kamu yang sabar ya." Semua yang ada disitu larut dalam kesedihan. Bukankah baru saja kamu memelukku, mencium keningku, bilang kamu sayang padaku? Tapi kini kamu pergi. Bukan hanya sebentar tapi selamanya. Tuhan, cobaan yang Kau berikan padaku sungguh berat. Bantu aku melaluinya ya Tuhan ....

Jasadmu dibawa pulang kerumah. Dirumahmu sudah banyak orang berkumpul. Beberapa temanmu yang juga aku kenal. Mereka menyampaikan rasa duka kepadaku dan keluargamu. Aku terus berada disampingmu, tak ingin aku jauh-jauh darimu. Doaku pun tak putus mengiringimu hingga ke pemakaman. Suasana haru kembali pecah ketika jasadmu diturunkan ke liang kubur. Aku tak kuasa menahan tangis, tapi aku berusaha tetap sadar. Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Doa pun dipanjatkan, dipimpin seorang tetua dari keluargamu. Selesai berdoa kami menaburkan bunga diatas pusaramu. Aku yang terakhir menabur bunga untukmu. Kuusap fotomu yang tersandar di batu nisan. Kucium nisan bertuliskan namamu. Selamat jalan Rangga, Sayangku .....

Hari pun berlalu. Aku berusaha membangun kembali semangatku sepeninggal dirimu. Berat rasanya menjalani hidupku tanpamu. Tapi aku harus bangkit, menata hidupku. Aku tak ingin terus larut dalam kesedihan, aku yakin kamu juga tak ingin melihatku bersedih. Setelah coba kuresapi apa yang terjadi waktu itu, keputusanmu untuk mengakhiri pertunangan kita, memintaku menjaga diri baik-baik adalah 'tanda' bahwa kamu akan pergi meninggalkanku selamanya. Mungkin kamu bisa merasa kalau hidupmu tinggal sebentar. Kamu tak ingin aku mencicipi kebahagiaan sesaat setelah itu jatuh dalam kesedihan karena rasa kehilangan yang teramat sangat. Mungkin kalau kita tetap pada rencana awal kita aku akan lebih terpuruk. Pilihanmu tak salah. Takdir Tuhan tak pernah salah.

Hingga sekarang pun aku masih tetap menjaga perasaanku padamu walau aku tahu suatu saat nanti aku akan membuka hatiku untuk orang lain. Aku tahu kamu akan selalu disampingku, muncul di mimpi-mimpiku. Kamu akan ada disampingku ketika aku menerima pinangan dari seseorang yang kelak jadi suamiku, ada ketika aku mengikat janji suci pernikahan dengan seseorang yang ditakdirkan Tuhan menjadi pendamping hidupku, ada ketika aku melahirkan anak pertamaku, ada ketika aku mulai mengantar anakku ke sekolah.

Yang harus kamu tahu, aku tak akan pernah berhenti mencintaimu sampai kapanpun. Aku berharap kelak kita akan dipertemukan kembali di alam yang berbeda. Di alam abadi. Semoga.

Sudah waktunya tidur. Habis sudah 'curhat'ku tentang kamu hari ini. Tapi rasa sayangku tak akan pernah habis untukmu. Malam ini kuharap kamu muncul di mimpiku. Selamat istirahat Rangga Sayang :)

Peluk dan cium,

Nadia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun