Mohon tunggu...
Muhamad Helan
Muhamad Helan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hidup Itu Cuma Satu Kali , Jadi Maksimalkan Sebaik Mungkin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Desa ke Kota Tak Beradab

19 Desember 2014   22:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:56 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia angkuh, jutek, keras kepala . . .

Yah semua berawal dari pemikiran kuno

Kehidupan berubah dengan cepatnya

Ibarat peribahasa seperti "Kacang lupa dengan Kulitnya"

Sorotan matanya kini berubah

Menatap dengan sinis ke arahku

Emang dia pikir aku siapa

Bak seorang pencuri saja di lihatnya

Sepatah pun sekarang tak pernah terucap untuk ku"

Tak pernahkah terlintas di hatinya masa lalunya"

Santun, ramah, baik hati kini hilang seketika saja bak tertelan bumi. . . huft

benar saja dia berubah oleh harta yang banyak.

Dari Desa ke Kota membawa niat untuk mengubah nasibnya

Niat tulus sekarang menjadi "Ambisius'

Segala cara dia lakukan untuk memperolehnya

Dulu teman sekarang lawan kini "Bajingan"

Hmmmmmmm tak pernah terlintas di benakku

Teman yang dulunya sahabat karib kecil  kini menjadi lawanku

Dia telah melukai hati keluargaku

Melukai orang yang dulu menjadi masalalunya

Hah . . .  cukup menghela nafas saja sekarang berharap dia kembali bagai "Langit dan Bumi"

Semoga aja ada malaikat yang turun dengan mengetuk matahatinya dengan "PALU HATI" biar berasa

Sebuah curhatan dari teman masa lalunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun