Mohon tunggu...
Fauziah Khairani Damanik
Fauziah Khairani Damanik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Saya adalah seorang yang memiliki kecintaan mendalam terhadap dunia literasi. Hobi membaca bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi merupakan jendela bagi saya untuk menjelajahi berbagai pemikiran, budaya, dan pengalaman yang beragam. Melalui buku, saya bisa menelusuri petualangan yang tak terbatas, dari kisah-kisah fiksi yang menawan hingga pengetahuan ilmiah yang mendalam. Dengan kombinasi hobi membaca, semangat eksplorasi, dan kecintaan pada bercerita, saya terus mencari cara untuk memperkaya hidup saya dan orang-orang di sekitar saya. Saya percaya bahwa setiap buku yang dibaca, setiap pengalaman baru, dan setiap cerita yang dibagikan dapat menciptakan momen berharga dan memperluas pemahaman kita tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Merajut Kembali Hubungan dengan Alam Melalui Sistem Pertanian Organik

20 Oktober 2024   11:25 Diperbarui: 20 Oktober 2024   11:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Pribadi Pembuatan Kompos dari Ki Pahit sebagai upaya mewujudkan pertanian organik di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir

Sistem pertanian organik ini juga memiliki cakupan yang cukup luas, bukan hanya tidak menggunakan bahan kimia dalam bertani, tetapi juga bagaimana proses dari hulu ke hilir, mulai dari mempersiapkan lahan yang akan ditanam sampai dengan produk yang bersertifikasi organik.

Di Indonesia sendiri pertanian organik sudah marak digencarkan seperti penggunaan pupuk organik, penggunaan pestisida organik untuk meningkatkan mutu dan kualitas produksi suatu produk, serta untuk menjamin produk pangan yang aman bagi kesehatan.

Adapun dalam pelaksaan sistem pertanian organik biasanya memiliki beberapa kendala, dan kendala paling banyak yaitu kendala Sumber Daya Manusia, yaitu banyak para petani yang masih belum menerima konsep dan ide-ide baru dalam bidang pertanian, seperti para petani beranggapan bahwa jika mengganti sistem pertanian menjadi sistem pertanian organik maka produktivitas yang dihasilkan menurun, sehingga para petani kurang berminat merubah sistem pertaniannya dan tetap mempertahankan penggunaan produk kimia untuk menunjang pertaniannya. 

Penggunaan sistem pertanian organik ini bisa dilakukan dengan melakukan upaya dan tindakan seperti mengurangi penggunaan kimia dan mulai menggunakan organik dalam pertanian.

Pemerintah sudah seharusnya bertindak lebih aktif guna menggencarkan penggunaan sistem pertanian organik, terkhusus pada kementerian pertanian untuk turut serta berperan aktif  dalam mendorong pengembangan sistem pertanian organik dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait sistem pertaian organik, memfasilitasi kegiatan guna untuk meningkatkan penggunaan sistem pertanian organik seperti pelatihan para petani yang nantinya akan meningkatkan pengetahuan para petani tetang bagaimana sistem pertanian organik itu.

Sistem pertanian organik bukan hanya menghindari penggunaan bahan kimia yang terbukti berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang, namun juga mewujudkan kelestarian alam dan ekosistem disekitarnya sehingga akan terjadi suatu hubungan yang lebih erat dengan alam. Kelestarian alam yang terjaga, maka terjaga juga sumber pangan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun