Mohon tunggu...
Heinrich Terra
Heinrich Terra Mohon Tunggu... Freelancer - COMMUNICATION

VREDE EN ALLE GOEDS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Internet dan Menciptakan Budaya Positif Bagi Penggunanya

28 Agustus 2022   01:48 Diperbarui: 1 September 2022   13:11 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengguna Intenet (Sumber: Liputan6.com)

Internet menjadi salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh manusia demi mendapatkan informasi sehari-hari. Saat ini hampir seluruh kebutuhan manusia bergantung pada internet termasuk di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) saat ini kurang lebih 77% atau setara dengan 210 juta penduduk Indonesia menggunakan internet (cnbc.com. 9/7/22). Dari banyaknya perolehan pengguna internet tersebut maka dapat dikatakan bahwa penduduk Indonesia membutuhkan internet sebagai penunjang kehidupan.

Internet merupakan singakatan dari Interconnected Network yakni sebuah jaringan komputer yang terkoneksi pada sistem global menggunakan Internet Protocol Suite (TCP/IP) agar terhubung pada perangkat di seluruh dunia. Menurut Widodo, 2019, h. 3 internet adalah jaringan dari jaringan yang di dalamnya terdapat jaringan privat, publik, akademik, bisnis, dan pemerintahan dalam jangkauan lokal maupun global, dengan cara dihubungakan oleh berbagai teknologi elektronik, nirkabel, dan jaringan optik. Berdasarkan dari definisi tersebut maka dapat dilihat bahwa internet dapat digunakan dalam berbagai bidang serta dapat memanfaatkan alat pendukung internet dengan baik.

Pemakaian internet yang pada era ini sudah semakin canggih menciptakan banyak kemudahan bagi penggunanya. Kemudahan tersebut menjadi salah satu pengaruh terbesar untuk menarik perhatian para pengaksesnya. Tentunya kecepatan internet yang sudah memadai pada saat ini tak dapat dipisahkan dari sejarah. Internet tentunya bukanlah sebuah sesuatu yang secara tiba-tiba datang begitu saja melainkan mengalami beberapa perkembangan.

Sejarah dan Perkembangan Internet

Pada awalnya kehadiran internet bermula pada tahun 1960-an dengan kemunculan hypertext oleh Ted Nelson, seorang mahasiswa Sosiologi di Harvard University. Hypertext menjadi cikal bakal internet dikarenakan Ted Nelson ingin menciptakan sistem manajemen dokumen untuk memudahkan menyimpan catatannya (Widodo, 2019, h. 3). Tepat pada tahun 1963 hypertext resmi diperkenalkan.

Pada tahun 1969, bermuncullah ide yakni untuk menciptakan komputer dapat berbicara seperti manusia. Menurut Lubis & Safii, 2018, h. 20 Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DARPA) membuat penelitian ARPANET dengan merencanakan jaringan organik pada komputer dengan analogi tubuh manusia yang saling terhubung. Pengujian ini dilakukan pada 10 komputer dan terus meningkat di banyak komputer.

Lalu pada tahun 1972, sistem komputer disempurnakan oleh Roy Tomlinson dengan cara mengirim pesan menggunakan tanda @. Setelah penyempurnaan tersebut sukes maka cara tersebut digunakan pertama kalinya oleh Ratu Inggris dengan mengirimkan e-mail pada 26 Maret 1976. Melalui cara tersebut pengguna internet semakin banyak di kalangan masyarakat.

Berdasarkan meningkatnya pengguna internet sampai dengan pada tahun 1983 dikeluarkannya aturan baru komunikasi oleh ARPANET dengan sebutan TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol). Dikeluarkannya peraturan baru komunikasi tersebut memiliki keuntungan yakni dapat membuat komunikasi berlangsung menggunakan kesamaan protokol. Namun, akrena koneksi internet semakin luas sekitar tahun 1990an ARPANET hilang, hal ini dikarenakan telah ditemukannya ponsel pintar dengan kemampuan berinternet secara lebih mudah serta dapat terhubung lebih luas secara aktif dengan internet.

Di tahun yang sama yakni pada 1990-an, pengguna internet yang awalnya hanya digunakan oleh keperluan militer saat itu diperluas kepada golongan umum. Menurut Lubis & Safii, 2018, h. 20 di tahun 1990-an Berners Lee dan tim membuat program pencari di internet dengan sebutan "WWW" singkatan dari "World Wide Web". Penggunaan "WWW" yakni untuk menemukan dan mencari alamat komputer lain sehingga tidak menimbulkan gangguan oleh adanya jarak yang menjadi hambatan.

Apakah Ber-Internet Berbahaya?

Berbicara mengenai internet yang sudah banyak diakses oleh hampir seluruh masyarakat tentu menimbulkan pertanyaan besar, apakah mengakses interner berbahaya? Tentu mengakses internet secara berlebihan akan menimbulkan adanya efek kecanduan dan mengakibatkan beberapa pengaruh buruk dalam kehidupan. Tak sering dijumpai dalam berbagai artikel mengungkapkan akan bahaya dalam mengakses internet jika tidak memiliki kontrol.

Akses internet yang semata-mata menguntungkan bagi para penggunanya ternyata juga menyimpan beberapa dampak buruk. Dalam artikel ini, akan membantu para pembaca dalam melihat efek dampak buruk dari mengakses internet tanpa kontrol yang tepat. Menurut Montag & Reuter, 2015, h. 7 dapat terganggunya faktor sosial dikarenakan ketika komunikasi tidak dilakukan secara langsung karena melainkan hanya mengadalkan internet serta gadget.

Tidak hanya faktor sosial, kecanduan internet pun juga dapat mengganggu psikologi seseorang. Faktor psikologis yang secara tidak sadar dilakukan oleh seseorang ketika mengakses internet yakni ketika terlalu lama menghabiskan waktu untuk online di media sosial, bermain game, berbelanja berlebihan serta kegiatan lainnya (Montag & Reuter, 2015, h.8).

Tanpa sadar kegiatan yang dilakukan melalui internet menimbulkan pengaruh buruk bagi penggunanya. Oleh karna itu sebagai pengguna internet yang memang benar-benar mengandalkannya sebagai pemenuhan kehidupan sudah seharusnya dapat membuat budaya mengakses internet dengan tepat.

Apabila para pembaca menciptakan budaya mengakses internet dengan tepat, maka ketika mengakses internet kita turut membantu menciptakan kenyamanan bagi orang lain terlepas dari diri sendiri. Tak hanya itu jika intenet digunakan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan kalau internet dapat dijadikan sebagai pengetahuan yang baik serta alat bantu menjalani kehidupan sehari-hari, Selain itu, hal yang paling baik yakni dengan tidak menyebarkan informasi palsu melalui internet agar internet dijadikan sebagai wadah kebenaran yang baik dan akurat.

Sumber Referensi:

Dewi, I. R. (9 Juni 2022). Dara Terbaru! Berapa Pengguna Internet Indonesia 2022. Diakses pada 27 Agustutus 2022, dari https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220609153306-37-345740/data-terbaru-berapa-pengguna-internet-indonesia-2022.

Lubis, I., & Safii, M. (2020). Smart Economy Kota Tangerang Selatan. Tangerang: PT Karya Abadi Mitra Indo.

Montag, C., & Reuter, M. (2015). Internet Addiction: Neuroscientific Approaches and Therapeutical Internentions. London: Spinger International Publishing.

Widodo, Y. (2020). Buku Ajar: Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun