Karaka dari kampung ini memiliki kualitas daging yang lebih padat. Semua aktifitas mencari Karaka, memancing dan menjaring ini hanya boleh dilakukan di wilayah adat ulayat masyarakat Ohotya.Â
Batas wilayah adat ini ditetapkan berdasarkan kampung oleh tete-tete (orang tua) mereka pada masa lalu dan disampaikan ke anak cucu secara lisan turun temurun. Ada sumber yang mengatakan bahwa ada peta tertulis wilayah adat dan ulayat menurut kampung-kampung yang ada di wilayah pesisir.Â
tetapi juga dari kampung-kampung terdekat dan bagi perahu-perahu dari timur cukup mengisi bahan bakar disini. Bukankah harga sama di kota?Â
Layanan ini sesungguhnya sama dengan prinsip Toll Laut. Program yang di rilis Presiden Jokowi sejak tahun 2017 dan saat ini katanya tersendat.Â
Menurut kesaksian salah seorang warga, 10 tahun yang lalu, untuk menjangkau Pulau Yapero dari kampung dibutuhkan pelayaran dengan perahu motor. Kini, bila pasang surut, pulau ini dapat dikunjungi melintasi laut yang mendangkal. Beberapa rumah yang pernah ada di bibir pantai, kini menghilang. Yang tersisa tiang pondasi kayu di keempat sisinya, terlihat jelas pada saat air laut surut.Â
Program USAID Lestari bersama masyarakat mengalakkan penanaman mangrove untuk mengurangi dampak abrasi. Selain konservasi pengurangan dampak abrasi, USAID Lestari juga memberi perhatian pada penyelamatan habitat, satwa dan hutan mangrove di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Otakwa.Â
Sejak 2019, SLD PTFI dan Keuskupan Timika memberdayakan masyarakat mengumpulkan kelapa untuk disemai. Saat ini terdapat tidak kurang dari 5000 bibit kelapa siap tanam. Penanaman kelapa di kampung diharapkan dapat memberi nilai tambah ekonomi masyarakat di samping hasil-hasil perikanan dan Karaka.