Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan rentang usia 12-22 tahun. Para remaja mengalami perubahan fisik seperti, perubahan bentuk tubuh, penambahan tinggi badan, daya tarik seksualitas, pada remaja putri mengalami menstruasi, dan pada remaja laki-laki mengalami pubertas. Pada masa remaja, selain harus memperhatikan kesehatan reproduksi juga harus memperhatikan asupan gizi yang seimbang. Remaja membutuhkan asupan zat gizi makro seperti, karbohidrat, protein, dan lemak. Dan asupan zat gizi mikro, seperti mineral dan vitamin. Menurut Kemenkes RI 2014 dalam Kemenkes RI 2023, gizi seimbang adalah kebutuhan pangan sehari-hari yang mengandung asupan zat gizi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh sehari-hari, dengan juga memperhatikan aktivitas fisik, prinsip keanekaragaman pangan, perilaku hidup bersih, dan memantau berat badan untuk mencegah masalah gizi. Tidak terpenuhinya asupan gizi remaja dapat dikarenakan kebiasaan makan jajanan seperti, gorengan, soft drink, minum minuman berwarna, dan mengkonsumsi fast food.Â
Menurut Kemenkes RI 2023 masalah gangguan asupan gizi pada remaja antara lain:
Gangguan Makan: Masalah ini biasanya karena obsesi untuk menguruskan berat badan sehingga menyebabkan remaja tersebut kehilangan berat badan secara drastis dan bisa juga menyebabkan gangguan hormonal seperti tidak mengalami menstruasi.
Obesitas: Asupan gizi melebihi kebutuhan tubuh, sehingga menyebabkan obesitas.
Kurang Energi Kronis: Hal ini biasanya karena makan yang terlalu sedikit dan tidak sesuai kebutuhan gizi.
Anemia: Anemia ini sering terjadi pada remaja terutama pada remaja perempuan, hal ini karena kurang makan makanan yang berkualitas seperti, daging, hati ayam, dan makanan yang mengandung vitamin C.
Menurut Kemenkes RI 2020, tercatat jika Indonesia memiliki tiga masalah gizi yaitu wasting, stunting, dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Data Riskesdas 2018 dalam Kemenkes RI 2020 menunjukkan bahwa 25,7 % remaja usia 13-15 tahun dan 26,9 % remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. Sedangkan prevalensi berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun.Â
Beberapa contoh jenis makanan gizi seimbang menurut Kemenkes RI 2022:
Makanan Pokok: Beras, kentang, singkong, ubi jalar, jagung, sukun, dan sagu.
Lauk Pauk: Ikan, telur, unggas, kacang-kacangan, dan daging.
Sayuran: Bayam, brokoli, wortel, ketimun, taoge, sawi.
Buah-buahan: Pisang, jeruk, pepaya, semangka, dan melon.
Sebagai seorang perawat sangat penting untuk mengedukasi komunitas remaja tentang asupan gizi yang seimbang untuk kemajuan masa depan. Media edukasi tentang asupan gizi remaja bisa berupa power point, flipchart, dan leaflet. Selain edukasi perawat juga harus mengkaji tingkat pengetahuan remaja tentang asupan gizi seimbang. Karena tidak sedikit remaja dan orang tua yang belum melek akan pentingnya menjaga asupan gizi. Oleh karena itu, perlunya perawat melakukan pendidikan kesehatan bahkan bisa juga melibatkan ahli gizi dalam pendidikan kesehatan agar dapat menambah wawasan para remaja dan orang tua.
REFERENSI
Nurcahyani, I. D. (2020). Intervensi Penyuluhan Gizi Seimbang dengan Media Video terhadap Perubahan Asupan Zat Gizi Remaja Putri. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol, 2(3).
Kemenkes RI 2023: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2487/gizi-seimbang-pada-remaja
Kemenkes RI 2020: https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/gizi-saat-remaja-tentukan-kualitas-keturunan
Supardi, N., & Fitrianingsih, J. (2023). Edukasi Tentang Gizi Seimbang Bagi Remaja Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan Mengenai Kebutuhan Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu. Pandawa: Pusat Publikasi Hasil Pengabdian Masyarakat, 1(3), 216-222.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H