Mohon tunggu...
Hedy Lim
Hedy Lim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pembelajar yang pernah mengajar untuk tambahan, lalu mengajar sebagai profesi dan mengajar sebagai panggilan. Apapun alasannya, selalu suka mengajar, dan sekarang (setidaknya menurut PLPG) adalah seorang guru profesional :p

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju Pendidikan 4.0

26 Oktober 2019   11:54 Diperbarui: 26 Oktober 2019   13:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan siswa bisa bertumbuh dari lingkungan sosial budaya mereka, dan melalui guru/pendidik memperluas apa yang para siswa itu ketahui sebagai dasarnya. Bukan mencekoki siswa dengan sendok "pengetahuan" tapi mendampingi dan memfasilitasi pelajaran dari proses konstruksi yang sudah ada sebagai dasar siswa tersebut.

Pelajaran ditingkatkan dengan penggunaan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian platform LMS sudah melekat dalam proses belajar siswa. Integrasi penggunaan teknologi untuk menunjang proses belajar mengajar sudah menjadi menu sehari-hari bukan lagi kemewahan.

Sampai di sini, mari kita evaluasi diri sendiri dulu. Jika masih aktif terlibat dalam status sebagai guru di sekolah, ada di manakah kita? Sudah di Edu 3.0? Masih di edu 2.0? Semoga bukan di edu 1.0 :) . 

Bagi beberapa orang, menuju edu 3.0 ini masih cukup keteteran. Belum mencoba memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu belajar. Masih "lecture style" dalam menyampaikan pelajaran. Masih merasa diri sebagai pusat informasi. 

Namun sebaliknya, ada juga yang terlalu percaya diri mengungkapkan bahwa sekarang ya artinya sudah berada di edu 4.0. Kan sudah buat ujian online? Artinya sudah super canggih dong. Pokoknya ujian tidak pakai kertas kan? Sayangnya, edu 4.0 tidak sesempit itu.

Semua ingin masuk era edu 4.0, karena sudah pasti yang paling mendukung Industri 4.0. Yakin? Benar? Tidak tersinggung kalau siswanya bilang "saya tak butuh belajar ini karena saya bisa cari sumbernya sendiri.

" Atau "saya mau dites bagian ini tapi saya belum siap sekarang, minggu depan saja ya." Siswa tidak butuh semua dipelajari dalam satu hari 8 jam pelajaran, 7 period, 5 blok, apapun penjadwalan sekolahnya. Bukan semua dijejali di satu kepala siswa, yang setelah dites melalui "standard based test" juga bisa langsung lupa.

Karena edu 4.0 sebagai pendidikan masa depan (yang dalam beberapa tempat, kenyataan masa depan ini sudah terjadi) yang akan benar-benar berubah dari sistem yang kita kenal saat ini.

Ekstrimnya, siswa bisa memilih sendiri apa yang ingin dipelajarinya, bahkan seperti "mendisain" sendiri kurikulum yang ingin dipakainya. Dan memilih mentornya sendiri. Luar biasa.

Jadi masih adakah sekolah? Sekolah sebagai lembaga mungkin masih ada, sekolah sebagai bangunan? Menurut saya sekolah sebagai bangunan seperti sekarang ini sih kemungkinan sudah tidak ada lagi, yang ada semacam "co-work space" untuk pilihan pelajaran yang ingin dipelajari sekelompok siswa saja, atau bahkan hanya membutuhkan ruang pertemuan online. 

Lalu bagaimana memperoleh ijasah atau sertifikat sebagai tanda telah menyelesaikan suatu jenjang pelajaran? Jika saat ini tiba, semua ujianpun akan dapat dilakukan secara online, sehingga, sertifikatpun akan didapatkan secara online pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun