Mohon tunggu...
Hedy Lim
Hedy Lim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pembelajar yang pernah mengajar untuk tambahan, lalu mengajar sebagai profesi dan mengajar sebagai panggilan. Apapun alasannya, selalu suka mengajar, dan sekarang (setidaknya menurut PLPG) adalah seorang guru profesional :p

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ibu dan Anak Laki-lakinya

26 Juni 2019   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2019   19:48 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di usia 29 tahun saya melahirkan seorang bayi laki-laki super menggemaskan dengan panjang 52 cm dan berat 4.05 kg secara normal (heboh banget menjelang persalinannya hehe).

Beberapa saat kemudian, salah satu siswi saya, anak tunggal, kelas 3 SMP (sekarang menjadi pianis cukup handal) mengucapkan "ma'am, nanti harus ada anak satu lagi ya, kalau bisa perempuan aja, karena nanti ma'am tua gak ada yang urusin, anak laki kan udah gede tinggalin mamanya, punya pacar aja mamanya ya ditinggal...". 

Untung belum sempat dijitak anaknya 😊.

Tahun berganti tahun, lucu menggemaskan berganti menjadi jengkel, berganti menjadi sangat protektif, berganti lagi, beberapa kali, up and down, sampai sekarang usianya menjelang 18 tahun.

Cerita-cerita selama 17 tahun, jika diulang kembali, ya tidak akan selesai dalam satu judul. Jadi biarlah menjadi kenangan di benak mamanya saja 😊.

Cerita langsung saja ke seputar pertemanan anak laki-laki ini dengan teman wanitanya, pacarlah begitu. Mamanya senang dong anaknya sudah besar, bisa mengayomi pacarnya. Tetapi sekaligus jreeennngg, ketakutan anaknya nanti menjadi jauh. Oh nooo, inikah yang ditakutkan semua ibu, semua mama terhadap anak laki-lakinya? Apalagi ini anak tunggal, tidaaakkkk..... 😱

Jujur, kadang timbul perasaan cemburu saat si anak memilih pergi bersama pacar dan mamanya ditinggalkan seorang diri (kayak lagu aja). Auto nasehat, berbondong kata-kata keluar dari mulut ini tentang pergaulan yang benar, jangan terjebak kesalahan konyol, bla bla bla, sampai si anak "mama kenapa sih?" 

Huhuhu, mama cemburu, nak. Lalu berbunga-bunga lagi waktu dia lanjut "besok ya ma, waktunya pergi sama mama..." hahaha, sering lho terjadi seperti itu.

Mama butuh eksistensi dari si anak laki-laki ini. Halah... wong anaknya eksis banget kok, mama cari pembenaran. Biasalah mama....haha.

"Mamanya senang dong anaknya sudah besar, bisa mengayomi pacarnya. Tetapi sekaligus jreeennngg, ketakutan anaknya nanti menjadi jauh. Oh nooo, inikah yang ditakutkan semua ibu, semua mama terhadap anak laki-lakinya? Apalagi ini anak tunggal, tidaaakkkk..... 😱"

Para ibu musti sadar betul, sifat dan karakter anak laki-lakinya. Ada anak yang sangat dekat dengan ibunya sampai remaja dewasa dan tidak malu-malu menunjukkan kedekatan itu melalui foto-foto misalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun