Sepakat, mereka bertiga dan banyak lagi contoh orang berhasil dan sukses, menjadi motivasi untuk menggiring kesuksesan siswa atau orang lain. Tetapi jika terlalu sering, siswa merasa ini aku datang ke sekolah belajar dengan guru atau kalian guru sudah berubah semua menjadi Merry Riana, sang motivator? Mengingatkan, setuju. Terus menerus, bosan.
Sekolah membantu siswa mendapatkan pendidikan formal. Karena formal, sekolah terjebak berbagai rutinitas. Sekolah membutuhkan dana, ada para guru dan staf yang membantu operasional sekolah dan profesional secara pekerjaan. Dana, berarti uang sekolah adalah salah satunya. Uang sekolah mahal, orang tua berharap anak-anaknya mendapat pendidikan yang baik.Â
Sekolah melalui para pembuat keputusan berpedoman bahwa pendidikan yang baik adalah seiring sejalan antara pendidikan karakter dan akademik. Karakter dan akademik dituntut untuk ditingkatkan. Jalan termudah, Reward dan Punishment.Â
Terdengar umum? Iya, sebuah lingkaran setan mungkin :) Disiplin dapat dikuatkan tanpa hukuman. Keyakinan dan pola pikir akan hal ini yang perlu hadir dulu dalam kelompok guru dan sekolahnya.
Saya masih terus merindukan sekolah yang seperti didengungkan untuk berubah di era abad 21 ini. Sekarang sudah hampir 18 tahun lewat dari awal abad 21. Lalu, masih begini-begini saja? Balik lagi berharap pendidikan anak harus dari karakter yang mana karakternya tercipta melalui teori dari pelajaran pkn, cb, pramuka, agama, sejarah, bahasa dan alat pacunya adalah Reward dan Punishment? Oh come on......
~Desember 2017~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H