Mohon tunggu...
Hedwigis Kenrina Tantri
Hedwigis Kenrina Tantri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi Teknologi Pangan di salah satu universitas negeri di Surabaya

Seorang mahasiswa yang masih banyak belajar dan mencari pengalaman baru di berbagai bidang. Tertarik pada isu-isu keamanan pangan dan pengembangan produk pangan demi tercapainya kecukupan gizi pada masyarakat. Hobi saat ini sekedar membaca buku dan bermain media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengenalan Makanan Sehat Tradisional Berbasis Singkong sebagai Alternatif Fast Food Melalui Program MBKM

30 Juni 2022   14:19 Diperbarui: 30 Juni 2022   14:40 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini mendorong manusia menjadi sadar akan pentingnya memiliki pola hidup yang sehat, dikarenakan semua informasi dapat didapatkan dengan mudah, terutama informasi mengenai kesehatan dan jenis-jenis makanan yang baik dikonsumsi untuk tubuh. 

Kampanye mengenai pola hidup sehat seperti rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi dapat dengan mudah ditemui di berbagai platform media sosial yang sedikit banyak memberikan dampak positif bagi yang melihatnya.

Seiring dengan berkembangnya jaman, manusia juga dituntut untuk selalu produktif dan mengikuti arus kehidupan yang ‘serba cepat’. Hal ini memiliki dampak yang kurang baik pada pola makan masyarakat, dimana banyak masyarakat memilih makanan cepat saji atau fast food karena dianggap praktis, jenisnya memenuhi selera, dan memiliki harga yang terjangkau di kantong sehingga cocok bagi mereka yang selalu sibuk.

Makanan cepat saji menurut Valoka (2017) merupakan jenis makanan yang mudah dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana yang umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat adiktif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Kandungan gizi dari makanan cepat saji umumnya lebih banyak mengandung kalori, lemak, gula, dan garam namun rendah akan zat-zat gizi yang baik untuk tubuh.

Selain pola konsumsi makanan fast food, pola hidup masyarakat khususnya masyarkat di kota-kota besar juga dipengaruhi oleh tren coffee shop masa kini. Café pada saat ini merupakan tempat untuk aktualisasi dan sosialisasi masyarakat perkotaan dan juga tempat untuk mewadahi kegiatan produktif seperti bekerja dan mengerjakan tugas yang cukup ditemani oleh secangkir minuman kekinian, sehingga singgah di café merupakan sebuah keharusan bagi masyarakat modern saat ini. 

Aktivitas tersebut juga perlahan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, di mana makanan dan minuman yang disajikan juga termasuk ke dalam makanan cepat saji. Ketidakseimbangan antara gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat modern memerlukan solusi yang tepat untuk memberikan jalan keluar bagi masalah tersebut.

Tiwul dan gatot merupakan produk pangan tradisional dari singkong yang memiliki nilai gizi baik namun termasuk ke dalam kelompok makanan yang kurang terkenal. 

Data komposisi pangan menunjukkan bahwa tiwul memiliki kandungan gizi berupa besi, serat, ribovlavin, seng, kalium, dan tiamina yang cukup tinggi, sedangkan gatot memiliki kandungn gizi berupa besi, serat, tembaga, dan seng yang cukup tinggi (Kemenkes RI, 2018). 

Proses pengolahan singkong menjadi tiwul dan gatot memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak cocok untuk gaya hidup masyarakat modern. Namun, kemajuan teknologi membantu proses pengolahan tiwul dan gatot sehingga dapat diolah menjadi lebih cepat menjadi tiwul instan dan gatot instan yang penyajiannya lebih praktis dan mudah serta cocok dikonsumsi oleh masyarakat modern.

Pembuatan produk pangan tiwul dan gatot yang semula tidak mudah dapat diolah kembali menjadi produk pangan instan yang penyajiannya lebih cepat. 

Kandungan gizi dalam tiwul dan gatot instan yang lebih baik dibandingkan produk-produk makanan cepat saji saat ini dapat membuat tiwul dan gatot menjadi makanan alternatif yang cocok dengan gaya hidup masyarakat modern yang serba cepat dan tetap ingin mengkonsumsi makanan yang sehat agar tetap produktif.

CV Riang Java Food merupakan salah satu industri pengolahan pangan berbasis singkong yang berlokasi di Desa Tlogorejo, Kabupaten Malang. Industri ini telah berdiri sejak tahun 1994 dengan memproduksi tiwul instan dan gatot instan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai jual singkong. 

Dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berupa magang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa magang Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, tiwul dan gatot menjadi lebih dikenal oleh kalangan anak muda dengan harapan produk warisan budaya bangsa ini tetap lestari.

Gatot instan CV Riang Java Food. Sumber: dokumentasi probadi
Gatot instan CV Riang Java Food. Sumber: dokumentasi probadi

Referensi:

Valoka, A.D., dan Harry Reinaldi,S.Sn,.M.Pd (2017) Dampak Negatif Makanan Cepat Saji Terhadap Kesehatan Tubuh Manusia Di Kota Bandung Melalui Still Life Photography. Skripsi(S1) thesis, Fotografi & Film.

Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. 2018. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun