Karawang -- Calon Bupati/Wakil Bupati Karawang No urut 3, H Ahmad Zamakhsyari/Yusni Rinzani yang akan berlaga 9 Desember mendatang di Pilkada Karawang 2020. Nampak jelas posternya, baliho ukuran besar itu dipasang di  perempatan jalan Mohammad Toha, dekat Masjid Nurul Anwar, Sadamalun, Karawang Kota.
Tak disangka tak diduga, kunjungan H Ahmad Zamakhsyari yang populer dipanggil "Kang Jimmy" itu ternyata mendapat surprise luar biasa, kedatangan Kang Jimmy kepada masyarakat Karawang Kota disambut dengan suka-cita. Yel-yel Hidup Kang Jimmy, Bupati Baru, Dulur Urang, Bupati Lalaki, Colok No 3, Urang Karawang, Coblos Peci Hitam dan irama religi Sholawatan mengalun, berkumandang dari setiap rumah warga mengiringi langkah sillaturahmi Kang Jimmy.Â
Â
Adalah Jarkot, Jaringan Kota Karawang, yang dikomandani oleh Agus Bule (Warga Sentiong), bersama Muslim tokoh masyarakat daerah Sadamalun, Gang Paledang, sampai lingkungan Pasar Rawasari. Nama daerah di lingkungan Karawang Kota.
Nampak Kang Jimmy dikawal pula oleh Hendartono, tokoh masyarakat Majelis Pimpinan Organisasi Pemuda Pancasila (MPO PP) Karawang. Menurut Hendartono yang sapaan akrabnya dipanggil "Bang Hendar" mengatakan, Jarkot akan mengawal Kang Jimmy untuk menang di Pilkada 2020, pokoknya Jimmy Bupati Karawang.
Ketua Jarkot mengajak Kang Jimmy berkeliling sampai ke pelosok-pelosok rumah penduduk. "Blusukan", meskipun diiringi hujan rintik-rintik, namun Kang jimmy mendapat sambutan hangat dari masyarakat Jaringan Kota Karawang yang padat penduduk itu. Semua warga Jarkot berharap dan mendoakan Kang Jimmy menjadi Bupati Karawang. Kemudian Kang Jimmy beristirahat dan berdoa bersama di rumah seorang tokoh masyarakat setempat, Habib Husein, gang Paledang Sadamalun.
Meskipun acara kunjungan Kang Jimmy blusukan ke lokasi Jaringan Kota Karawang yang padat penduduk, namun beliau selalu berpesan kepada masyarakat agar mematuhi  protokoler Covid-19.Â
Acara selanjutnya sebelum berpisah dengan para pendukungnya, Kang Jimmy menjadi imam sholat Maghrib di Majelis Ta'lim Al Munajat, Sabtu. (31/10/2020).
"Bupati kemarin itu, kan orang Bandung. Nggak mau menginjakkan kakinya di masyarakat Jaringan Kota ini. Dia nggak pernah datang, kalo datang sekarang pasti malu laaah..Tidak punya kedekatan historis, sosial kultural apalagi spiritual," ucap Heigel.
"Masyarakat Jarkot ini terlupakan, orang Karawang yang tidak punya pemimpin di tanahnya sendiri, kalau punya pejabat memang iya. Pemimpin itu berbeda dengan pejabat. Kalau tipikal Bupati kemarin itu kan pejabat, bukan seorang pemimpin untuk rakyat  Karawang," jelas Heigel.Â
Harapan rakyat kecil demikian besarnya, begitu pula terasa kencangnya wind of change, angin perubahan itu, yang terbuka dimensinya hanya 5 tahun sekali di Pilkada 2020 adalah menjadi harapan konstitusional. Artinya pemungutan suara dari orang yang termarjinalkan itu  menyetujui jargon Karawang Butuh Bupati Baru," pungkas Heigel. (dot)
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H