"Bupati kemarin itu, kan orang Bandung. Nggak mau menginjakkan kakinya di masyarakat Jaringan Kota ini. Dia nggak pernah datang, kalo datang sekarang pasti malu laaah..Tidak punya kedekatan historis, sosial kultural apalagi spiritual," ucap Heigel.
"Masyarakat Jarkot ini terlupakan, orang Karawang yang tidak punya pemimpin di tanahnya sendiri, kalau punya pejabat memang iya. Pemimpin itu berbeda dengan pejabat. Kalau tipikal Bupati kemarin itu kan pejabat, bukan seorang pemimpin untuk rakyat  Karawang," jelas Heigel.Â
Harapan rakyat kecil demikian besarnya, begitu pula terasa kencangnya wind of change, angin perubahan itu, yang terbuka dimensinya hanya 5 tahun sekali di Pilkada 2020 adalah menjadi harapan konstitusional. Artinya pemungutan suara dari orang yang termarjinalkan itu  menyetujui jargon Karawang Butuh Bupati Baru," pungkas Heigel. (dot)
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H