Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah Kabupaten Karawang, "Ecce Homo", dan Pilkada

11 Mei 2020   05:26 Diperbarui: 12 Mei 2020   02:02 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rame-rame komentar miring dari warga netizen, aktivis politik sosmed, facebook, gara-gara berita di medsos yang mengkritik kinerja Wakil Bupati Karawang Ahmad "Jimmy" Zamakhsyari. Cuma baru 14 hari lebih memimpin Karawang karena Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana terpapar virus Corona hingga harus di isolasi di RSUD. Jimmy dicecar habis-habisan, kebijakannya buruk kata berita. Malah jadi menambah berantakannya pemerintahan Kabupaten Karawang. Tidak kondusif.

Banyak warganet bingung, marah sekaligus heran, kok malah Wakil Bupati yang dipojokan kinerjanya bukan kinerja Bupatinya? hal itu membuat warganet yang tidak punya kepala pun ikut bergeleng-geleng.

Agung (25) warga Poponcol Karawang adalah netizen, user (pengguna) internet aktif dalam berkomunikasi, mengeluarkan pendapat. "Akademisi dungu, yang harus dikritisi itu Bupatinya, bukan Wakilnya," geramnya. Sambil menunjukkan HP di tangannya. Agung mengutip cuitan akun twiter Menhan Prabowo Subianto  @prabowo. "Tidak ada prajurit yang jelek. Hanya ada komandan yang jelek. Segala yang dilakukan, dan tidak dilakukan prajurit adalah karena komandannya."

Agung menambahkan, "Cellica dulu Wakil Bupati, tapi Bupati H. Ade Swara yang selalu dikritisi kebijakannya selaku leadership. Wakil itu kan nggak punya kebijakan apa-apa. Masak yang dikritisi Wakil RT, sedangkan RT-nya enak-enakan lolos," kata Agung.

Doni (32) warga desa Nagasari Karawang juga netizen aktif mengatakan, Seharusnya Bupati Karawang berterima kasih pada Wakil Bupati, saya kan nonton di TV waktu pidato sambutan pelantikan 45 Kepala Desa tanggal 24 Maret bulan lalu di Plaza Pemkab Karawang.

"Bupati Cellica sesak nafas, batuk-batuk, sempoyongan, hingga tidak bisa melanjutkan pidatonya. Bupati langsung memanggil Wakilnya. Pada momen itulah Kang Jimmy sebagai Wakil Bupati mendapat simpati dari jutaan rakyat Karawang melihatnya. Coba kalau Wakilnya berniat jahat, biarkan saja acara seremonial itu berantakan, toh Bupati sudah nggak normal kondisinya, karena baru ketahuan terpapar virus Corona, di youtube video itu viral sampai 3.511.180 kali ditonton. Saat itu Wakil Bupati menolong Bupati yang kesusahan, kan kondusif, jangan lupakan itu," kata Doni sambil memberi link Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=yV8-5e9Ggbg

Komentar dari warganet lainnya yang beragam pun membanjiri facebook, bisa dilihat di channel Youtube ini. https://www.youtube.com/watch?v=4s1qiJyjOpY

Politik dan Kerakusan Kekuasaan

Sementara itu saat ditemui di kantor LBH Jaringan Hukum Indonesia (JHI) Perum Bhakti Praja Karawang. Heigel, pengamat sosial politik, ekonomi dan bisnis di  Kabupaten Karawang mengatakan, kebetulan nih saya lagi baca dua buku karya Friedrich Wilhelm Nietzsche, Ecce Homo dan Thus Spoke Zarathustra, "buku filsafat ini sukar dipahami, aktivis junior temen saya yang S2 aja nggak ngerti-ngerti baca satu buku ini, ha..ha," katanya menyindir.

Menurut Heigel, Ecce Homo (Lihatlah Dia -- Lihatlah Manusia), "kata filsuf Jerman itu. Sifat manusia unik, sukar dipahami, kadang baik-kadang jahat. Atau diantara keduanya itu.

Heigel bertutur, "pada buku Zarathustra, Nietzsche menulis. Dalam meniti hidup dan ambisinya, manusia kadang harus berlaku seperti pemain "akrobat". Dia seperti orang yang berjalan di atas tali dengan tongkat panjang di tangannya. Melangkah... tertatih, kadang harus miring ke kiri atau ke kanan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak jatuh. Jika terpeleset akan jatuh dari ketinggian, remuk, menjadi jasad malang yang mati terlupakan. 

Tokoh  Zarathustra itu tiba di kota terdekat yang berbatasan dengan hutan, didapatinya di sana banyak manusia, rakyat berkumpul di  alun-alun pasar: Sebab telah dijanjikan bahwa seorang akrobat peniti tali tambang akan mempertontonkan atraksi.

Zarathustra lantas berkata kepada rakyat: "Aku ajari kalian 'Manusia Unggul', Manusia adalah suatu makhluk yang harus dikuasai. Apa yang sudah kamu perbuat untuk menguasainya?

Sang Manusia Unggul. Kehendak Berkuasa, kehendak akan menjadi Manusia Unggul itu, kehendak akan kuasa dan pengatasan diri, hidup dengan bahaya..! Segala cara bisa dihalalkan demi kekuasaan yang sekarat. Terancam jatuh dan mati," tuturnya.

Heigel menjelaskan, di Kabupaten Karawang ini sudah bukan rahasia umum pro-kontra perseteruan antar eksekutif. Antara politisi yang didominasi Ketua Partai  versus Ketua Partai lainnya jelang Pilkada. Meskipun di tengah pandemi Covid-19 nggak ngaruh, malah semakin meruncing. Kehendak berkuasa itu bisa membutakan moralitas sebab kekuasaan takut jatuh. Jadi harus lihay main akrobat.

Menurut Heigel, Bupati dengan Wakil Bupati berseteru jelang Pilkada tidak aneh. Catatan sejarah suksesi kepemimpinan di Karawang malah jadi aneh kalau baik-baikan saja. Buktinya, Pilkada tahun 2010 Bupati Dadang S. Muchtar berseteru dengan Wakil Bupati Eli Amalia Priyatna. Sebelum Pilkada tahun 2015, jauh hari Bupati H Ade Swara berseteru dengan Wakil Bupati Cellica Nurrachadiana.

"Nah.. Pilkada sekarang, Bupati Cellica Nurrachadiana vs Wakil Bupati Ahmad "Jimmy" Zamakhsyari. Sejarah itu akan terulang kembali. Meskipun Pilkadanya di undur, bukan itu inti persoalannya, tapi masa jabatan ke duanya habis pada bulan Februari 2021 tahun depan. Maka benturan kepentingan politik, ekonomi, bisnis dan sejenisnya tetap akan terjadi. Gesekan panas bisa saja terjadi, tadi itu menurut Nietzsche, Kehendak berkuasa hidup dalam bahaya, kalau nggak masuk penjara ya masuk kuburan.

dokpri
dokpri
Justru yang aneh itu Jimmy dikritisi kebijakannya, salah alamat. Saya bela Jimmy karena dia dalam posisi yang lemah, teraniaya. Memangnya Wakil Bupati punya kebijakan apa? Saya beri tahu rahasia kecil ini, kalau Anda duduk di depan meja Bupati ada setumpuk berkas, dokumen, kertas ini-itu, berbagai pekerjaan, tugas dan tanggung jawab, ada yang menyenangkan dan ada pula yang tidak menyenangkan.

Nah.. kalau bagian yang susah dan tidak menyenangkan pasti dilemparkan ke meja Wakil Bupati. Makanya di dalam budaya Karawang ada idiom Wakil singkatan dari a-Wak dan ki-Kil, artinya Wakil itu cuma dapat tulang, dagingnya dimakan atasan.

Maka normal saja Wakil Bupati ingin jadi Bupati, Wakil Gubernur ingin jadi Gubernur, Wakil Presiden ingin jadi Presiden. Hanya satu yang kurang normal, Wakil Rakyat nggak mau jadi Rakyat," selorohnya.

Setelah Cellica Kena Corona 

Jimmy yang Wakil Bupati tetaplah Wakil Bupati, meski 14 hari lebih Cellica di isolasi, Jimmy tetaplah Wakil Bupati. Jadi ngapain Jimmy di kritik, yang jadi komandannya kan masih tetap Bupati Cellica. Bandingkan dengan Cellica yang jadi Wakil Bupati selama 4 tahun, 1 tahun Plt Bupati, dan 5 tahun definitif jadi Bupati Karawang, totalnya 10 tahun. Kini minta dilanjutkan jadi Bupati Karawang sampai tembus 2025.

Siapakah yang rakus kekuasaan? Jimmy itu kan baru kali ini saja jadi leadership, dia orang Karawang asli. Cellica bisa di cap terlalu ambisius jika tidak memberi kesempatan beralih tongkat estafet perdamaian pada yang muda. Ini yang saya sebut berantakannya Pemkab Karawang. 

Makanya jadi Bupati selama itu kebijakan dan jejak rekam Cellica yang seharusnya dikritisi aktivis, Berani atau tidak mengkritisi Bupati? Kenapa pada Hasil Tes Pro Aktif Covid-19, No.326/Lap.COV/IV/20 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, hasil pemeriksaan Negatif, tapi Tanggal Lahir Bupati Salah?

Kenapa Bupati suka melakukan kebohongan publik? Mengakui telah memalsukan laporan LHKPN ke KPK, dengan enteng dia mengaku berbohong tanpa beban moralitas leadership. https://pilkada.tempo.co/read/723702/calon-bupati-karawang-cellica-mengaku-pernah-palsukan-lhkpn

"You may fool all the people some of the time, you can even fool some of the people all of the time, but you cannot fool all of the people all the time."

"Anda mungkin bisa menipu semua orang selama beberapa waktu, Anda bahkan dapat menipu beberapa orang sepanjang waktu. Tapi Anda tidak dapat menipu semua orang sepanjang waktu. Itu kata Abraham Lincoln Presiden Amerika Serikat," pungkas Heigel menutup wawancara. (dot)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun