Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pilkada Karawang 2020, Pasangan Serasi Gina Swara-Yayan Mulyana

4 Februari 2020   08:51 Diperbarui: 4 Februari 2020   22:04 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karawang Kompasiana - Suhu politik di Kabupaten Karawang semakin memanas, dan "membara" jelang proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) "ketegangan politik" gesekan antar kaum menengah atas, elite menuju Pilkada yang bakal digelar bulan September tahun 2020 ini. 

Adalah H. Yayan Mulyana, S.Si., MBA, yang telah membulatkan tekad untuk turut maju "bertarung" sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Karawang di Pilkada Karawang 2020. Yayan dikenal sebagai seorang konsultan bertaraf Nasional bahkan Internasional, pengusaha sukses, asli putra daerah yang lahir di Karawang.

Saat diwawancara wartawan di Restoran Alam Sari dalam acara Sillaturrahmi dan Temu Kangen Yayan mengatakan, alasan dirinya siap menjadi Cawabup karena telah mendapatkan dukungan dan restu dari berbagai pihak, baik dari tokoh masyarakat, tokoh politik, tokoh agama, generasi millenial, khususnya mendapat dukungan penuh doa-restu dari pihak keluarga besar yang memang sudah populer di Kabupaten Karawang.

Dukungan dari Keluarga Besar 

Selain dikenal sebagai konsultan, Yayan dikenal sebagai ahli di bidang pembangunan konstruksi, jembatan, bendungan dan lain yang sejenis.  Yayan telah malang-melintang ke mancanegara. Bukan hanya Nasional tapi sekaligus Internasional. Dalam pengalaman pekerjaannya keliling Eropa, kota-kota besar di negeri Belanda, Jerman, Inggris, Prancis, Itali dll, kerap disinggahinya.

Masyarakat Karawang juga mengenal Yayan sebagai menantu dari Mantan Wakil Bupati Karawang (periode 2000-2005), dan pada 2005 pernah menjabat sebagai Bupati Karawang (sementara), yakni, Drs. H. D. Shalahudin Muftie, M.Si, politisi senior, mantan Ketua Partai Golkar.

Selain itu, Yayan dikenal pula sebagai "adik kandung" Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang, Drs. H. Acep Jamhuri, M.si. yang sangat populer sebagai tokoh masyarakat religius, ketua DKM Masjid Agung Syech Quro Kabupaten Karawang.

Menurut pengamat sosial, politik, ekonomi dan bisnis di Kabupaten Karawang, Heigel mengatakan, dengan backround  status sosial yang demikian itu, maka wajar saja Yayan Mulyana mencalonkan diri sebagai Wabup di Pilkada 2020. "Pak Shalahudin Muftie sebagai mertua Yayan pastinya tidak akan tinggal diam. Masyarakat Karawang bisa lebih mudah diyakinkan, pastinya tokoh-tokoh politisi senior di Golkar akan mendukung habis-habisan Yayan Mulyana," kata Heigel.

Yayan Sebagai Deklarator PAN

Disudut lainnya, Yayan Mulyana bersama Drs H Cici Sanusi MBA oleh masyarakat Karawang dikenal sebagai deklarator Partai Amanat Nasional (PAN). Pada waktu itu awal pasca reformasi 1998.

Kini Yayan Mulyana telah kembali ke Karawang, salah satu putra terbaik di  Kabupaten ini menyatakan siap, mantap mencalonkan sebagai Cawabup. "Saya sudah siap dan mantap untuk mencalonkan sebagai Wabup, Alhamdulillah semua rekan, sahabat, teman-teman dari berbagai kalangan, khususnya keluarga besar saya banyak yang mendukung," tegasnya.

Keinginannya untuk turut andil berkontestasi dalam pesta demokrasi lima tahunan di Kabupaten Karawang ini, karena dirinya ingin mengaktualisasikan pengalaman yang dimiliki selama bekerja di berbagai Provinsi, Kabupaten di Indonesia dan luar negeri, harus bisa menerapkannya di Kabupaten Karawang yang dicintainya itu.

"Saya melihat di semua daerah dan melihat pula potensi Karawang yang begitu kaya di berbagai aspek, baik aspek alam, ekonomi, sosial budaya dan juga geopolitik yang beragam. Namun, saat ini tidak mendapat perhatian yang serius dari pemerintah terhadap potensi-potensi kekayaan yang dimiliki oleh Karawang, sehingga belum memberikan manfaat yang maksimal untuk kemakmuran rakyatnya," ujar Yayan.

Gina Swara | diolah secara pribadi oleh penulis
Gina Swara | diolah secara pribadi oleh penulis
Pasangan Serasi,  Gina Swara-Yayan Mulyana

Pada umumnya masyarakat Karawang berharap agar Yayan Mulyana menjadi pendamping Gina Swara di Pilkada Karawang 2020 kali ini. "iya...cocoknya Gina Swara sebagai Bupati dan Yayan Mulyana sebagai Wakil Bupatinya. Pasti tambah rame...," ucap Johan (40) warga Karawang pendukung setia Gina Swara.  

Saat diwawancarai Yayan mengatakan, jika dirinya terpilih nanti menjadi Wabup Karawang, maka akan banyak gebrakan yang akan dibuatnya, demi untuk membangun Karawang menjadi jauh lebih baik daripada Karawang sekarang ini dengan bekal ilmu yang dimilikinya.

"Karawang itu daerah keras maka membutuhkan pemimpin yang tegas, saya akan bertindak tegas dan jelas, serta memberikan contoh yang baik kepada aparatur dan saya akan menempatkan mereka berbasis kinerja, bukan atas dasar suka tidak suka, like and dislike, apalagi  faktor lainnya," kata Yayan yang mengusung motto: "Energi Baru Untuk Karawang Maju".

Yayan meyakini, jika dari segi popularitas, elektabilitas ataupun logistik, dirinya tak kalah dengan Cawabup yang lain. "Modal popularitas dan logistik, akan saya siapkan. Elektabilitas pun terus didongkrak. Karena saya mengakui masalah popularitas pada saat ini menjadi ukuran tersendiri untuk mendapatkan dukungan. Sehingga ketika saya berpasangan dengan Gina Swara yang populer di masyarakat dan memang saya memiliki kesamaan pandangan dengan diri Gina dalam membangun Karawang untuk lebih maju," ujarnya.

Sebagai awal memantapkan langkahnya menuju Karawang 2, banyak hal yang sudah dipersiapkan, antara lain rumah-rumah pos pemenangan dan menempatkan para relawan di 30 Kecamatan di seluruh Kabupaten Karawang. "Insya Allah, tim sukses saya itu adalah mantan para pejabat dan emak-emak yang solid, mereka sangat mendukung saya untuk maju mendampingi Gina Swara," pungkasnya.

Yayan juga sudah bersilaturahmi serta meminta doa-restu kepada Ayah dan Bunda Gina Swara, yakni, mantan Bupati Karawang H Ade Swara dan Bunda Nurlatifah. Menurutnya, ia dan keluarga besar H Ade Swara di Cilamaya memang sudah memiliki hubungan emosional yang sangat dekat. 

"Alhamdulillah, saya sudah datang menemui pak Haji dan ibu Haji (Ade Swara dan Bunda Nurlatifah-Red) Sillaturahmi dan berbincang mengenai bagaimana perkembangan politik terkini. Dan saya hanya menyampaikan kepadanya jika saya membantu Gina pasti akan lebih hebat," ujarnya.

"Jika kemudian nanti saya jadi berpasangan dengan Gina Swara, intinya saya hanya ingin berkonstribusi kepada masyarakat Kabupaten Karawang, jadi bukan masalah kekuasaan. Tapi bagi saya yang terpenting adalah bagaimana saya bisa mengabdi kepada masyarakat Karawang," jelas Yayan.

Dikatakannya, politik itu dinamis, kemungkinannya dalam hal last-minute, menit-menit terakhir itu...apa saja yang tak terduga bisa saja terjadi. "pokoknya ya mengalir sajalah..." kata Yayan menutup pembicaraan.

 Cellica Cukup Satu Periode Saja

Menurut Heigel, fenomena turun gunungnya kaum kelas menengah ke atas, borjuis maupun dinasti di Kabupaten Karawang ini dengan tujuan idealistis untuk membenahi daerah kelahirannya sendiri, bisa diartikan pertanda positif dan baik bagi perkembangan demokrasi. Betapa tidak, mereka mendapat dukungan dari masyarakat banyak yang sudah muak. Rakyat itu  ingin perubahan, segera..!. Rakyat Karawang butuh "Energi Baru Untuk Karawang Maju".

"Putra-putri terbaik yang lahir di Karawang bersatulah, kalian tidak akan kehilangan apa-apa. Kecuali belenggu kemiskinan yang mengikat kaki rakyatmu sendiri," katanya.

Heigel menambahkan, "rasa kecewa dan jengkel. Gregetan itu akan terus menghantui tidur kaum borjuis idealis, hingga Nightmere, mimpi buruk itu mengusik kesadaran mereka karena melihat perkembangan Kabupaten Karawang dewasa ini. Tidak ada kemajuan yang signifikan di bawah kepemimpinan Bupati Cellica Nurrachadiana, yang jauh dari harapan rakyat.

Maka wajar saja jika terproyeksikan dalam pesta demokrasi yang konstitusional di Pilkada 2020 kali ini. Para tokoh muda terus menggugat dan bertanya kepada penguasa, Karawang mau dibawa kemana?

Bagi tokoh muda yang berhasil dan kuat di bidang ekonomi, bisnis dan peduli pada politik serta kondisi sosial kemasyarakatan. Nampaknya mereka mulai menyadari harus berembuk, bersama merekonstruksi kembali arah tujuan rakyat Karawang untuk masa depan. Kota industri terbesar di Jawa Barat dengan APBD  tembus Rp 4 triliun, disebut dungu jika rakyatnya para pengangguran, kemiskinan tengah mencekik leher rakyatnya sendiri. Oleh sebab itu, Cellica cukup satu periode saja. Itulah sebenarnya yang hendak dikatakannya," demikian analisa Heigel. (dot)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun