Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pilkada Karawang 2020, Pasangan Serasi Gina Swara-Yayan Mulyana

4 Februari 2020   08:51 Diperbarui: 4 Februari 2020   22:04 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikatakannya, politik itu dinamis, kemungkinannya dalam hal last-minute, menit-menit terakhir itu...apa saja yang tak terduga bisa saja terjadi. "pokoknya ya mengalir sajalah..." kata Yayan menutup pembicaraan.

 Cellica Cukup Satu Periode Saja

Menurut Heigel, fenomena turun gunungnya kaum kelas menengah ke atas, borjuis maupun dinasti di Kabupaten Karawang ini dengan tujuan idealistis untuk membenahi daerah kelahirannya sendiri, bisa diartikan pertanda positif dan baik bagi perkembangan demokrasi. Betapa tidak, mereka mendapat dukungan dari masyarakat banyak yang sudah muak. Rakyat itu  ingin perubahan, segera..!. Rakyat Karawang butuh "Energi Baru Untuk Karawang Maju".

"Putra-putri terbaik yang lahir di Karawang bersatulah, kalian tidak akan kehilangan apa-apa. Kecuali belenggu kemiskinan yang mengikat kaki rakyatmu sendiri," katanya.

Heigel menambahkan, "rasa kecewa dan jengkel. Gregetan itu akan terus menghantui tidur kaum borjuis idealis, hingga Nightmere, mimpi buruk itu mengusik kesadaran mereka karena melihat perkembangan Kabupaten Karawang dewasa ini. Tidak ada kemajuan yang signifikan di bawah kepemimpinan Bupati Cellica Nurrachadiana, yang jauh dari harapan rakyat.

Maka wajar saja jika terproyeksikan dalam pesta demokrasi yang konstitusional di Pilkada 2020 kali ini. Para tokoh muda terus menggugat dan bertanya kepada penguasa, Karawang mau dibawa kemana?

Bagi tokoh muda yang berhasil dan kuat di bidang ekonomi, bisnis dan peduli pada politik serta kondisi sosial kemasyarakatan. Nampaknya mereka mulai menyadari harus berembuk, bersama merekonstruksi kembali arah tujuan rakyat Karawang untuk masa depan. Kota industri terbesar di Jawa Barat dengan APBD  tembus Rp 4 triliun, disebut dungu jika rakyatnya para pengangguran, kemiskinan tengah mencekik leher rakyatnya sendiri. Oleh sebab itu, Cellica cukup satu periode saja. Itulah sebenarnya yang hendak dikatakannya," demikian analisa Heigel. (dot)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun