Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada Karawang 2020 Tanda-tanda Kemenangan Gina Swara

8 Januari 2020   03:45 Diperbarui: 8 Januari 2020   04:25 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dijelaskan Ismet, burung-burung tersebut sempat menjadi tontonan masyarakat yang kebetulan melintas. Banyak yang mengabadikan karena fenomena munculnya burung tersebut dianggap tidak biasa. "Kan banyak yang bertengger, berbaris di Kabel itu. Banyak juga yang terbang ke atas gedung sarang walet itu," ungkapnya.

Saat ini fenomena munculnya ribuan burung tersebut masih terjadi. Ribuan burung itu akan mulai tampak berbaris lurus sepanjang aliran kabel listrik yang membentang di sekeliling gedung sarang walet tersebut sejak mulai pukul 18.00 WIB hingga 5.30 WIB setiap hari.

Kemunculan burung-burung misterius ini ada juga yang mengait-ngaitkan dengan mitos dan tanda kemenangan jika Gina Swara bakal melenggang mulus memenangkan dukungan dari warga masyarakat Karawang.

Kondisi itu pernah terjadi saat ayah Gina Swara, Ade Swara memenangkan kontestasi Pilkada bersama Cellica Nurrachadiana dulu. "Fenomenanya sama persis, waktu pak Haji Ade Swara menang Pilkada dulu. Percaya tidak percaya tapi memang itu yang terjadi," ujar Dindin, warga yang setiap hati berjualan di lokasi depan sarang burung walet. https://www.faktajabar.co.id/2020/01/05/fenomena-apa-ini-sekitar-areal-sarang-walet-ayah-gina-swara-di-dengklok-didiami-burung-misterius/

Menurut Heigel, begitulah potret masyarakat kita. Dalam sudut pandang sosiologi -  antropologi, prilaku masyarakat agraris tradisionalis dan mistis seperti itu adalah hal yang wajar. "Mereka nggak bisa disalahkan kalau beropini demikian," katanya.

"Orang-orang baik, sederhana dan jujur termarjinalkan. Grassroot tidak terkoneksi pada kekuasaan, tidak terproteksi pendidikan, kesehatan, lapangan kerja apalagi keuangan negara. Mereka mencari alternatif lain, butuh pemimpin baru.

Pemimpin lama bicara omong kosong, bullshit..!, janji politik hoaks, kesejahteraan untuk rakyat tidak terbukti, ditunggu 5 tahun tidak terjadi. Rakyat berontak dan memberi sinyal pilihannya dengan caranya sendiri. Jelasnya rakyat Rengasdengklok ingin ganti Bupati. Hal itu terefleksikan saat fenomena ribuan burung berjejer di gedung milik H Ade Swara, jadi opini publik.

Rakyat jadi menggantungkan harapan, tersirat, pada Gina Swara. Untuk maju jadi  pemimpin masa depan, menuju Karawang lebih baik. Di Rengasdengklok yang bersejarah itu menjadi tanda-tanda kemenangan Gina Swara di Pilkada 2020 kali ini," tutup Heigel. (dot)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun