Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah KPK Mampir ke Karawang?

2 Maret 2018   17:31 Diperbarui: 3 Maret 2018   17:29 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MUNGKIN SAJA rakyat dianggap bodoh, tapi belum gila. Sudah sebulan ini Tabroni, warga desa Cibalongsari Kecamatan Klari Karawang heran, bingung dan kadang tertawa sendiri, Pasalnya, Tabroni terkejut bukan alang-kepalang membaca kepala berita, "Bupati Perempuan Pertama di Subang Ditangkap KPK." (sumber)

"KPK ini bagaimana sih, datang ke Subang kok tidak mampir dulu ke Karawang?" sungut Tabroni sambil menyeruput kopi di kantin Pemda Karawang. Berita di atas memang tengah jadi pokok pembicaraan hangat di masyarakat. Trending Topic  ramai diperbincangkan orang.

Kenapa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) datang ke Kabupaten Subang tanpa mampir dulu ke Kabupaten Karawang?. Padahal terlihat jelas di Google Earth - Bandung Jawa Barat -  perjalanan dari Jakarta menuju Subang harus melewati Karawang dulu, Tanah subur makmur hingga dijuluki lumbung padinya Jawa Barat yang populer itu.

Di buku IPS anak SMP saja tahu, pada tahun 1628-1629, Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma Sultan ke-tiga Kesultanan Mataram, berkuasa (1613-1645) Raja Pulau Jawa itu menyerbu VOC Belanda yang bermarkas di Batavia. Transit, "mampir dulu" ke Karawang, menanam padi untuk kebutuhan logistik 14. 000 pasukannya. Meski dibumi hanguskan VOC dan Mataram kalah perang, namun dampak dari perang brutal itu berhasil membunuh Gubernur Jendral Hindia Belanda Jan Pieterszoon Coen.

Tiga abad kemudian pada Tahun 1945, Soekarno-Hatta sehari sebelum kemerdekaan RI, tepatnya tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, The founding Fathers of Indonesia itu "mampir" ke Karawang. Dengan kata lain Bapak pendiri bangsa "diculik" dalam peristiwa heroik itu oleh Soekarni dkk ke Rengasdengklok, Karawang.

"Apa hebatnya KPK dibanding Sultan Agung dan Soekarno-Hatta? Kok cuma  berkunjung ke Subang saja tanpa mampir dulu ke Karawang? Ada apa gerangan?," tanya Tabroni.

Dan apa hebatnya pula Kabupaten Subang? Wakil Bupati Tetangga : Subang Punya Apa? Industrinya cuma sedikit, sedangkan di Karawang ribuan dan jumlahnya akan terus bertambah," ujarnya, seperti dimuat dalam Pikiran Rakyat (29/5/2016). sumber

                                                                                                                                               ***

Kabupaten Karawang sebagai pusat ekonomi baru, Dikenal sebagai kota industri memiliki kawasan industri terluas di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, dengan total luas lahan industri mencapai 13,718 hektare atau 7,85 persen dari luas Kabupaten Karawang.

Jumlah industri besar dan industri kecil data 2014 sebanyak 9.979 industri. mencakup industri otomotif, elektronik, tekstil, baja, manufaktur, farmasi, dan lain-lain. Lebih dari 50 persennya merupakan penanaman modal asing (PMA). sumber

Update terbaru APBD 2018 Kabupaten Karawang mendekati Rp.4 triliun, Syurga untuk kapitalis birokrat yang korup. Karawang bagaikan etalase toko serba ada mulai dari kasus mutilasi, human trafficking, sex trafficking, demo petani miskin yang kehilangan tanah garapan, kuburan dan titisara yang jadi perumahan mewah, hotel dan Mall, demo buruh industri, kriminalitas, begal, curanmor, prostitusi, bandar besar narkoba, miras, hingga bentrok TNI vs Polri sumber

Komplit dari mulai TKW yang terancam dipancung kepalanya, pemalsuan uang dan surat perizinan, serta hiruk-pikuk dugaan korupsi terbaru Kampung Budaya yang telah resmi dinyatakan oleh Kejaksaan Negeri Karawang merugikan Negara Rp. 13 miliar. Semua tumplek jadi gado-gado, lengkap sudah carut-marut catatan hitam dalam sejarah modern Karawang.  

                 Bupati Karawang Ade Swara dan KPK

Tahun 2014 sewaktu KPK diketuai Abraham Samad, beliau sempat "mampir" dulu ke Karawang. Akibatnya Bupati Karawang Ade Swara dan istrinya Nurlatifah masuk LP Sukamiskin Bandung. sumber

Yang menarik dari semua harta benda dan dokumen yang disita KPK, yakni, 1 (satu) buah DVD-R tertulis Kasus Bupati Karawang Download Kom <317>, berbentuk S/N : MAPA02RD25033686 5 yang didalamnya terdapat 317 (tiga ratus tujuh belas) file dengan rincian sebagai berikut: Ada dalam Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, putusan.mahkamahagung.go.id, Hal 793. sumber

                Bupati Karawang Cellica dan KPK

Berawal dari Pilkada tahun 2015, Calbup Karawang incumbent, Cellica Nurrachadiana tercatat memiliki harta kekayaan paling tinggi dibandingkan dengan calon lainnya. Dari data Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dikeluarkan KPK tanggal 24 Juli 2015, kekayaan Cellica Rp 37.993.410.640.

Jumlah ini melonjak 17 kali lipat dari LHKPN Pilkada 2010 silam. Sebelumnya dalam data KPK Pilkada 2010 itu Cellica melaporkan hartanya hanya Rp 2,2 miliar. Saat dia berpasangan dengan Ade Swara sebagai Bupati/Wakil Bupati Karawang.  sumber

Cellica mengatakan dirinya tidak jujur saat LHKPN Pilkada 2010. https://pilkada.tempo.co/read/723702/calon-bupati-karawang-cellica-mengaku-pernah-palsukan-lhkpn

Cellica sendiri mengaku pernah palsukan LHKPN pada Pilkada 2010. Ia berdalih pemalsuan itu dilakukan untuk menghargai laporan kekayaan Bupati Karawang Ade Swara yang lebih rendah daripada kekayaan dirinya. Saat itu, kekayaan Ade mencapai Rp 5 miliar..

"Dalam melaporkan harta kekayaan saat itu, saya menghargai Ade Swara. Tapi ada etikanya. Masak Calon Wakil Bupati melaporkan harta kekayaannya melebihi Calon Bupatinya," ucapnya.

Cellica Nurrachadiana mengaku sudah kaya sejak sebelum menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat. "Saya sudah kaya sejak dulu. Bukan masalah berbohong dalam melaporkan harta kekayaan saat itu," dalih Cellica yang dimuat Karawang news.com, Cellica Ngaku Sudah Kaya Sebelum Jadi Wakil Bupati. 

Di sisi lain, karena harta kekayaannya  naik 17 kali lipat dalam 5 tahun, Bupati Karawang dipertanyakan anggota DPRD. "Kalau kita lihat Cellica sebelumnya hanya anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan baru menjabat Plt Bupati Karawang hanya hitungan bulan saja. Gaji dan tunjangannya sebagai Plt Bupati tidak memungkinkan mendapatkan penghasilan sebanyak itu. Kalau perlu KPK melakukan pembuktian terbalik, jangan sampai kenaikan harta kekayaan Cellica menimbulkan praduga yang tidak baik dimata publik jika KPK tidak melakukan pengecekan secara mendalam," kata Yanto pada waktu itu sebagai Ketua Bapilu Partai Gerindra Karawang.

"Jika memang Cellica beralasan hanya karena etika tidak memasukan hartanya semua pada tahun 2010 dianggap takut melebihi kekayaan Ade Swara waktu itu sangat tidak masuk akal sekali dan justru kejujuran Cellica patut dipertanyakan sebagai calon pemimpin. Sehingga yang bersangkutan dapat dikategorikan dalam pemalsuan data. Bisa aja ini menjadi celah KPK masuk untuk melakukan penyelidikan," tambah Yanto.
sumber

Argumen Cellica juga dipatahkan Ade Swara, "pada waktu itu kan dikatakan di depan umum oleh Cellica sendiri, di Grand Aquila Hotel Bandung, waktu itu Cellica mau mendampingi saya menjadi Wakil Bupati Karawang. Cellica itu kan cuma punya uang Rp 200 Juta, di depan umum dikatakannya secara terbuka," tegas Ade Swara. "Bahkan waktu kampanye 2015 Cellica bawa mobil Toyota Alphard ternyata mobilnya rental," ujar Bunda Latifah menambahkan. sumber

Mungkin Saja

Mungkin saja polemik ini bakal berkepanjangan atau mungkin akan mengalami kebuntuan, tergantung perkembangan panas dingin suhu politik tahun depan. Mungkin saja jadi bom waktu, seiring bersamaan dengan rezim aktif Cellica melakukan kesalahan yang tak mungkin dapat dihindarinya dan terekspose. 

Mungkin saja Karawang tidak menarik dan tidak seksi dimata KPK pimpinan Agus Raharjo, sehingga tidak diperlukan penyadapan apalagi OTT seperti dulu lagi. Tapi mungkin saja mantan ketua KPK Abraham Samad bersama Bambang Widjojanto (BW) masih sadar dan segar dalam ingatannya, beliau berkeinginan mampir ke Karawang sewaktu-waktu karena betapa menariknya Karawang dibanding Kabupaten lain di Jawa Barat.

Atau mungkin saja kalau Sultan Agung dan Soekarno-Hatta masih hidup, beliau juga pasti berkeinginan "mampir" ke Karawang, sehubungan biasanya panisepuh ingin bernostalgia mengenang kesuksesan di masa lalu. Ya mungkin saja...!   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun