(Selamat tahun baru bagi kita semua, semoga resolusi anda tercapai)
Seiring perkembangan teknologi bidang otomotif juga ikut berkembang, pada awalnya headunit hanya bisa memutar musik dari flashdisk ataupun radio, tiba-tiba headunit bisa terkoneksi dengan smartphone lewat bluetooth, lalu bisa navigasi, terus bisa nonton YouTube, semuanya berlalu dengan sangat cepat. Sekarang saya ingin membahas tentang Google Android Automotive OS (AAOS) yang dikeluarkan pada tahun 2017.
Apa itu headunit?
Bagi yang belum tahu, headunit atau bisa disebut juga sebagai in-vehicle infotainment (IVI) adalah sebuah perangkat yang bisa digunakan untuk melakukan banyak hal di mobil contohnya seperti memutar musik, navigasi, dan mengendalikan AC (mobil yang baru-baru ini).
Awalnya headunit masih belum mempunyai layar yang seperti sekarang (masih teks doang), tetapi sekarang headunit sudah berkembang sangat jauh sampai bisa jalanin OS sendiri.
AAOS
Jadi sebenernya Android Automotive OS (AAOS) itu apa sih? Kalau didefinisikan oleh Google: "AAOS adalah sebuah platform infotainment yang dibuat ke dalam mobil oleh perusahaan mobil.", simpelnya AAOS adalah sistem operasi Android tapi di mobil.
"Tapi kalau langsung Android di dalam mobil, bukannya tombolnya malah kecil-kecil jadinya?" Mungkin beberapa dari kalian bertanya. Nah, ini adalah salah satu perbedaan terbesar dari Android biasa dan AAOS, AAOS mempunyai tampilan yang mudah untuk menyampaikan informasi sehingga pengendara bisa melihat informasi dengan cepat tanpa harus berinteraksi dengan headunit.
Seperti yang kita ketahui bahwa Android adalah project yang open-source sehingga kodenya bisa dibaca dan diubah oleh publik agar sesuai dengan perangkat yang akan dipakai, AAOS adalah bagian dari Android sehingga kodenya bisa dibaca oleh semua orang, tetapi untuk Play Store, Google Maps, dan aplikasi Google lainnya manufakturer harus membayar sebuah lisensi (dijual per unit mobil) untuk bisa menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut, layanan ini disebut dengan GAS (Google Automotive Services).
Fitur-fitur
AAOS bisa berjalan tanpa menggunakan smartphone (seperti yang sudah dibilang) dan AAOS bisa mengatur mobil dan membaca data-data mobil seperti baterai, RPM, kecepatan, dan banyak hal lainnya.
AAOS sendiri digunakan sebagai basis yang nantinya akan dimodifikasi lagi oleh manufakturer mobil untuk menambahkan fitur-fitur khusus.
Emangnya baru?
Mungkin beberapa dari kalian yang suka melihat-lihat tentang headunit di mobil bertanya-tanya: "Emang Android di headunit baru? Bukannya pada jual headunit yang Android di marketplace online?", memang betul banyak sekali headunit yang menjalankan android tetapi kebanyakan dari mereka mempunyai versi android yang sangat tua.
Saya mau ambil contoh dari mobil DFSK Glory 560, headunit ini memang menjalankan android (bahkan bisa install launcher custom), tapi versi android yang dijalankan hanyalah versi 4.4 (buat AAOS paling baru 14, paling lama 11). Bahkan tidak ada Google Play Store sama sekali.
Mungkin kalian juga bertanya: "Android Auto kan udah ada? Kenapa harus heboh sama AAOS?", nah kalau Android Auto masih perlu dihubungkan dengan smartphone, kalau AAOS tidak perlu smartphone sama sekali karena sistem operasinya dijalankan oleh mobilnya sendiri. Perbedaanya akan saya bahas lebih lanjut di bagian setelah ini.
Perbedaannya dengan Android Auto
Nah ini adalah suatu hal yang saya pikirkan saat pertama kali ketemu tentang AAOS, selain bisa berjalan tanpa menggunakan smartphone, ternyata AAOS bisa membaca data-data dari mobil. Data-data seperti kecepatan, RPM, AC, dan lain hal sebagainya, data yang bisa dibaca dan bisa diatur ini sangat penting untuk hal-hal seperti mengendalikan AC mobil dengan menggunakan layar.
AAOS juga bisa menampilkan kontennya di Instrument Cluster (IC). Singkatnya, IC adalah dashboard yang biasa dipakai untuk menampilkan kecepatan dan RPM, kalau kalian melihat mobil yang rilis baru-baru ini speedometer mereka pasti ada layarnya (antara di tengah atau semuanya).
Mobil apa saja yang menggunakan AAOS?
Nah untuk ini list lengkapnya bisa ditemukan di wikipedia, tetapi bisa saya bilang bahwa tidak banyak mobil yang menggunakan AAOS (mungkin karena masih teknologi yang baru dan perubahan itu sulit). Bisa saya bilang bahwa dari daftar tersebut hanya beberapa mobil yang bakal bisa dijumpai di Indonesia seperti seri X dari BMW, Volvo yang EX30 dan XC40 Recharge, dan Honda Accord (tapi yang 2023 kedepan). Bagaimana dengan sisanya dari daftar itu? Saya yakin pasti ada orang yang punya tapi belum pernah saya jumpai di Indonesia (baik di jalan raya ataupun di pameran seperti IIMS).
Jadi apakah kalian tertarik untuk membeli salah satu mobil yang ada di daftar tersebut (mahal pastinya) untuk mencoba AAOS? Atau bahkan tidak tertarik sama sekali? Kalau ada pertanyaan atau masukkan silahkan tuliskan di kolom komentar ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H