Mohon tunggu...
HE. Benyamine
HE. Benyamine Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Deras Ternyata Rindu Mengalir

24 Desember 2015   14:14 Diperbarui: 24 Desember 2015   14:14 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar mentari menyapa hangat pagi ini, kukira kau menyebut namaku, mengapa gerimis di mataku tak menghentikan rindu pada sinar matamu yang telah menampakkan pelangi. Aku terus memeluk kau dalam hujan jiwaku.

Ketika hujan berhenti, rindu ini tak berhenti, tetap hangat tetes dari mataku manahan kepergian bayanganmu dalam lamunanku.

Hujan tak meninggalkan sesal, melepaskan ikatan begitu saja, hanya aku yang terkurung menanti kau menghentikan derasnya angin membawa awan. Kau terus mengejar mimpi, sedangkan hujan mulai manyapa kelopak mataku ketika mimpi itu terhenti sedangkan kau masih belum beranjak dari tempatmu.

Hujan saat itu seakan butiran kemilau rindu, kau curahkan sesukamu, itu rindumu, dan kau menyatukan tawa, hujan, dan kebeningan yang hangat dari tatapanmu saat kulepaskan tanganmu. Ketika mentari saat ini menyengat, itu rinduku, kemarau ini tak mengeringkan rinduku -- senyummu! Wajah rinduku, ribuan lesung pipit.

 

Banjarbaru, 18 Desember 2015

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun