Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik wisata dari luar negeri. Calon turis akan membandingkan dengan cermat keuntungan dan resiko mengunjungi suatu negara dengan negara lain.Â
Kesan terhadap keamanan suatu destinasi wisata menduduki peringkat tertinggi dalam kriteria pemilihannya.
Promosi melalui "Wonderful Indonesia" di bis-bis wisata London, misalnya, bisa gagal dengan sepenggal berita di media cetak, televisi atau media sosial  di Inggris tentang berjejalnya penumpang di Bandara Soekarno Hatta pada 14 Mei yang lalu, yang mengabaikan physical distancing yang diwajibkan pemerintah.
Untuk itu pertama-tama kesan negatif terhadap Indonesia perlu diatasi dengan memberikan penjelasan mengapa hal tersebut terjadi. Otoritas Bandara Soetta perlu meminta maaf atas kejadian yang tidak terantisipasi itu, kemudian membuktikan bahwa kejadian yang sama tidak terulang kembali pada hari-hari berikutnya.
Penjelasan dan permintaan maaf itu mencerminkan tanggungjawab otoritas bandara internasional dan pemerintah yang dapat menaikkan kesan positif terhadap sektor pariwisata Indonesia.
Upaya pemerintah memulihkan sektor pariwisata tidak akan berhasil maksimal tanpa dukungan masyarakat. Untuk itu, masyarakat perlu dihimbau untuk memperlakukan wisman sebagai tamu yang perlu dijaga kesehatan dan keamanannya.
Ini tidak berarti setiap wisman dapat berperilaku semaunya sendiri, namun harus tetap mengikuti tata krama dan protokoler kesehatan yang ditetapkan pemerintah daerah. <>
Herry Darwanto, 19/5/2020
#JanganMenyerahIndonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H